Mohon tunggu...
Kanis WK
Kanis WK Mohon Tunggu... -

Pelayan Umat di Mindiptana, dan guru keliling di Merauke.\r\nPeduli pada masalah sosial dan kesejahteraan orang kecil

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sensasi Darurat Sipil di Papua

9 Juni 2012   10:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:12 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13392360111231568818

[caption id="attachment_181710" align="aligncenter" width="491" caption="Ketua Umum KNPB Buchtar Tabuni yang ditangkap di Abepura saat tiba di Mapolda Papua, Kamis (7/6). Foto: Roy Purba/Cenderawasih Pos"][/caption]

Kamis, 7 Juni 2012 pimpinan salah satu faksi pendukung Papua merdeka yang menamakan dirinya Komite Nasional Papua Barat (KNPB) ditangkap aparat Polda Papua. Namanya Buchtar Tabuni. Sosok yang dalam setahun terakhir kerap menghiasi halaman koran dan media-media online di Papua lantaran pernyataan-pernyataannya yang kontroversial. Ia gemar memimpin demo, mulai dari aksi damai hingga aksi anarkis. Wartawan-wartawan lokal sudah sering ia undang untuk jumpa pers di kafe langganannya, di bilangan Prima Garden Abepura.

Tindakan penangkapan oleh Polda Papua terhadap Buchtar kontan menimbulkan reaksi dari para pengikutnya di KNPB. Hari ini (9/6/2012) JPNN.com merilis pernyataan sikap KNPB yang menyerukan pemberlakuan DARURAT SIPIL di Papua, terhitung sejak Buchtar ditangkap (7/6/2012).

http://www.jpnn.com/read/2012/06/09/130044/Diancam-KNPB,-DPR-Papua-Cemas-

Pertanyaannya, segampang itukah darurat sipil ditetapkan hanya karena seorang ketua ormas ditangkap?

Kita tentu tidak akan begitu saja setuju. Karena hukum memang patut menindak Buchtar karena perbuatan-perbuatan yang dilakukannya. Aparat penegak hukum tentu tidak akan gegabah. Mereka pasti sudah memikirkan masak-masak sebelum menangkap Buchtar, apalagi Buchtar punya pengikut yang militan.

Mudah-mudahan kita tidak terjebak pada grand strategy yang dimainkan Buchtar dan kelompoknya. Sudah lama mereka menyerukan Referendum ulang untuk menentukan status politik Papua. Padahal seluruh anak bangsa di Nusantara ini tahu bahwa masalah status politik Papua sudah FINAL melalui sidang Mejelis Umum PBB tanggal 19 November 1969 yang mengesahkan PEPERA tersebut.

Karena tuntutan mereka tidak direspon oleh Pemerintah maupun dunia internasional, mereka lalu bikin ulah. Nyawa orang lain bagi mereka mungkin sudah tak penting lagi, asalkan ambisi politiknya tercapai. Mereka harus menciptakan situasi penuh teror di Papua. Setelah itu menuntut penetapan Darurat Sipil. Kalau itu tercapai, maka kemungkinan masuknya intervensi asing akan semakin terbuka. Itulah harapan dan strategi mereka.

http://hankam.kompasiana.com/2012/06/08/%E2%80%98petrus%E2%80%99-di-papua-pintu-masuk-bagi-intervensi-pbb/

Mengapa Buchtar Ditangkap?

Isu yang berkembang di Papua, Buchtar ditangkap karena ada dugaan bahwa Buchtar punya keterkaitan dengan aksi-aksi penembakan dalam dua pekan terakhir ini di Tanah Papua. Belasan nyawa sudah melayang. Korbannya ada warga asing (turis asal Jerman), seorang guru asal Toraja, beberapa tukang ojek, dan tiga anggota TNI.

http://hankam.kompasiana.com/2012/06/06/jayapura-terus-begolak-ada-apa/

Itu belum terhitung demo-demo anarkis Buchtar bersama pengikutnya yang menuntut Pemerintah RI harus angkat kaki dari Tanah Papua, karena menurut mereka keberadaan Pemerintah RI di Papua adalah ilegal. Dan bahwa harus ada REFERENDUM ulang di Papua, karena PEPERA tahun 1969 tidak sah, alias melanggar prinsip hukum internasional : one man one vote.

Pernah dalam sebuah aksi jalanan KNPB yang dipimpin Buchtar tanggal (2/5/2012), kelompok massa KNPB menghadang seorangseorang warga Sentani, Kabupaten Jayapura, bernama Dedy Kurniawan, yang kebetulan melintas dengan sepeda motornya. Korban dihadang lalu ditusuk. Meski sempat mendapatkan perawatan medis di rumah sakit, namun korban tidak tertolong dan tewas. Pada saat yang sama, kelompok massa KNPBjuga menganiaya dua anggota TNI, yaitu Kopda Suradin dari Kodam XVII Cenderawasih, dan anggota Denzipur 10, Sertu Arif, serta seorang mahasiswa USTJ, Andi Matasi.

http://www.mediaindonesia.com/read/2012/05/03/317234/290/101/Massa-KNPB-Tewaskan-Seorang-Warga-Sentani

Buchtar juga disinyalir memiliki jaringan ke kelompok TPN-OPM (sayap militer gerakan separatis Papua). Khabarnya, aktivitas politik Buchtar telah membuka mata para tokoh Papua merdeka di hutan-hutan yang berjuang dengan menggunakan senjata. Aktivitas politiknya itulah yang khabarnya telah mengantar Buchtar didaulat menjadi Pemimpin baru kelompok sipil bersenjata itu.

Jika nanti terbukti bahwa Buchtar memang terlibat dalam aksi-aksi penembakan yang marak terjadi di Papua saat ini, maka seruan DARURAT SIPIL oleh kelompok KNPB pengikut Buchtar ini berada dalam satu rangkaian strategi politik Buchtar dan kelompoknya.

Karena itu, saya kira SUDAH TEPAT langkah hukum penangkapan Buchtar. Pembangkangan politik Buchtar dan para pengikutnya telah membuat warga Papua resah. Lebih dari itu, KEDAULATAN NKRI jelas sedang terancam. Adalahmudah memadamkan satu rumah yang sedang kebakaran, daripada nantinya harus memadamkan api yang membakar seluruh kota.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun