Mohon tunggu...
Kanis WK
Kanis WK Mohon Tunggu... -

Pelayan Umat di Mindiptana, dan guru keliling di Merauke.\r\nPeduli pada masalah sosial dan kesejahteraan orang kecil

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Makna Potongan Tumpeng Presiden Jokowi bagi Masa Depan Papua

21 Oktober 2014   20:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:14 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1413871428823304299

[caption id="attachment_330327" align="aligncenter" width="574" caption="ANTARA FOTO"][/caption]

Tiga ibu (mama) asal Papua yang sehari-hari berjualan di pasar tradisional di Kota Jayapura, mendapat potongan tumpeng ‘Syukuran Rakyat’ Pelantikan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden di Monas, Jakarta, Senin (20/10/2014) malam.

Ketiga Mama Papua itu adalah Yuliana Pigay, Miriam Awarawi dan Dolfiance Sraun. Mereka mengaku rela terbang jauh dari Papua ke Jakarta dengan uang sendiri. Bahkan biaya tiket pesawat dan penginapan di Jakarta itu diambil dari modal dagang masing-masing Rp 8 juta. Semua pengorbanan itu dilakukan ketiga mama Papua demi bertatap muka dan menyampaikan harapan kepada sang idola, Presiden Jokowi.

“Kami tidak dibiayai, uang kami sendiri. Pemerintah tidak pernah perhatikan kami, apalagi kami mau ke sini. Dari panitia juga tidak dapat biaya. Kami tinggal di hotel, tapi tidak tahu hotelnya di daerah mana, karena kami baru pertama di Jakarta,” kata Yuliana sebagaimana dirilis tribunnews.com tanggal 20 Oktober 2014.

“Biar uang kami habis, tapi kami bisa bersyukur Jokowi naik jadi presiden dan bisa bertemu. Nanti, kami berharap Jokowi ke Papua dan bangun pasar dan mal di sana. Karena sejak saya lahir, saya ingin dibangun mal untuk mama-mama Papua,” imbuh perempuan yang menjadi Ketua Pedagang Mama-mama Papua. http://www.tribunnews.com/nasional/2014/10/21/mama-papua-rela-habis-modal-dagang-demi-bertemu-jokowi

Kehadiran tiga Mama Papua di panggung Syukuran Rakyat di Monas itu kontan menjadi perhatian dan pemberitaan di banyak media. Mama Dolvin kepada Detik.com yang mengaku sebelumnya pernah bertemu Jokowi pada saat Jokowi berkampanye di Papua 5 April lalu. Jokowi sempat blusukan ke pasar, tempat Mama Dolvin berjualan. Mama Dolvin memberikan bingkisan kepada Jokowi, lalu Jokowi menjanjikan Mama Dolvin ke Jakarta jika dirinya jadi presiden.

Maka tumpeng ia terima langsung dari tangan Presiden Jokowi adalah bukti kesungguhan Jokowi pada apa yang sudah ia janjikan. Artinya Jokowi adalah sosok yang tak sekadar umbar janji, termasuk janji saat kampanye.Kendati janji kepada orang kecil sekalipun, bagi Jokowi janji adalah hutang yang harus dibayar, tak peduli kepada siapa janji itu diberikan. Sekali lagi, potongan tumpeng Jokowi kepada tiga Mama Papua semalam telah membuktikannya.

Terkait Papua,  sering saya ulas dalam forum Kompasiana ini bahwa Papua telah menjadi agenda prioritas 100 hari pertama Pemerintahan Jokowi-JK. Bukti keseriusan Jokowi atas pernyataannya itu sudah ditunjukkan pagi tadi (21/10/2014). Satu hari setelah dilantik menjadi Presiden, Jokowi langsung ‘blusukan’ ke Papua melalui teleconfference. Ia menyapa penuh kehangatan kepada para siswa sekolah dasar di wilayah Papua, Manado dan Jambi.

Entah karena apa, sejak menjadi Capres definitif, Jokowi selalu memulai hal-hal penting dari Papua. Kampanye hari pertama Jokowi lakukan di Jayapura. Program tol laut akan dimulai dari Pelabuhan Sorong (Provinsi Papua Barat). Dan hari ini, di hari-hari pertamanya sebagai Presiden RI ke-7, Jokowi pertama kali e-blusukan dengan anak-anak Papua.

Fenomena ini bagi saya sebagai orang Papua, telah membersitkan sebuah harapan besarbahwa pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi akan memberikan perubahan besar terhadap Papua. Saya menyadari salah satu keunggulan Jokowi adalah kemampuan komunikasinya. Jokowi sudah menjanjikan akan adanya dialog dengan semua elemen Papua, termasuk dengan tokoh-tokoh yang masih bersebarangan. Dengan kemampuannya itu, saya percaya perbedaan pandangan yang masih ada dalam benak tokoh-tokoh Papua dimaksud dapat didamaikan, asalkan ada komitmen yang kuat dari kedua belah pihak serta itikad baik dan niat luhur untuk kebaikan bersama. Semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun