Indonesia merupakan negara yang memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Hal ini tentu harus menjadi perhatian sendiri bagi peternak yang memelihara ternak, seperti sapi. Hal ini dikarenakan terbatasnya rerumputan pada musim kemarau.
Adapun, kondisi hijauan yang melimpah dapat menjadi kesempatan bagi peternak untuk menyimpan pakan hijauannya sebagai upaya ketahanan pangan di musim kemarau. Disinilah peran teknologi pakan hijau untuk ternak, yaitu silase. Dimana silase hijau dapat disimpan tanpa mengering dan nilai gizi tidak berkurang. Selain itu, silase hijau dapat disimpan selama 1 bulan, 2 bulan atau 6 bulan bahkan 1 tahun.
Silase merupakan pakan hijauan ternak yang diawetkan dengan cara disimpan dalam drum/tong yang kedap udara dan sudah terjadi proses fermentasi anaerob (keadaan tanpa udara).Â
Berdasarkan uraian fenomena tersebut, mahasiswa FK UMM, melalui Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) bekerja sama dengan peternak di Dusun Delik, Desa Madiredo, Kec. Pujon, Kab. Malang untuk membuat pakan silase hijau sebagai bentuk ketahanan pangan di musim kemarau.
Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) menjadi wadah bagi para mahasiswa menyalurkan berbagai kegiatan positif pada masyarakat. PMM sendiri bertujuan untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Salah satunya yang dilakukan oleh kelompok 11 gelombang 1, yang beranggotakan Daniel, Ariel, Alif, Shakila, dan Kanina dengan Dosen Pembimbing Lapang (DPL) Hardianto Wibowo, S.Kom, MT., mereka mencoba hal baru dengan pengaplikasian pembuatan pakan silase hijau di Dusun Delik. Â Kegiatan ini dilaksanakan selama beberapa hari mulai Jumat, 3 Maret 2023. Adapun Dusun Delik sendiri merupakan bagian dari Desa Madiredo, Pujon yang dikenal dengan kondisi geografisnya yang strategis. Pada dusun ini, didominasi dengan pekerjaan warga sebagai petani dan juga peternak. Kedua jenis pekerjaan ini, saling bersinergi untuk meningkatkan kesejahteraan hidup warganya. Â
Para anggota kelompok 11 gelombang 1 mengawali kegiatan dengan mencari bahan pakan berupa rumput hijau yang dikumpulkan. Tentunya dengan bantuan dan arahan dari salah satu pekerja peternakan. Kemudian, langkah selanjutnya adalah penjemuran pakan sebelum nantinya digiling dan diolah menjadi silase hijau.
 Â
Rerumputan yang telah digiling pun siap untuk diolah menjadi pakan silase hijau. Â Adapun beberapa bahan campuran yang dibutuhkan adalah dedak halus dan juga campuran bahan fermentasi serta suplemen, tidak lupa juga tong sebagai tempat penyimpan pakan silase hijau.
Setelah pencampuran seluruh bahan, seluruhnya diaduk menggunakan garpu rumput dan juga cangkul agar tercampur merata. Setelah itu, bahan pakan tersebut dimasukkan ke dalam tong. Perlu diperhatikan bahwa kondisi pakan di dalam tong harus padat untuk meminimalisir rongga udara di dalamnya. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan proses fermentasi. Adapun silase hijau dapat disimpan lebih dari 6 bulan bahkan 1 tahun dalam keadaan yang tertutup tanpa udara.
Proses pembuatan silase hijau memberikan pengalaman baru bagi mahasiswa FK UMM yang tergabung dalam kelompok 11 gelomabang 1 ini, dimana sebagai salah satu tujuan dari program PMM adalah menghasilkan produk yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. Adapun selain pembuatan pakan salise hijau, kelompok 11 gelombang 1 juga membantu berbagai kegiatan peternak, misalnya memerah susu, membersihkan kandang, memberi pakan, dan menghasilkan produk makanan berupa tahu susu, dll.Â
Referensi:
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Madiredo,_Pujon,_Malang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H