Mohon tunggu...
Kania Sabina Dwiyanti
Kania Sabina Dwiyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Jember

Seorang mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Jember yang tertarik untuk mulai menulis

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Sistem Moneter Internasional: Mungkinkah Dollar AS Tergeser?

4 April 2023   09:28 Diperbarui: 4 April 2023   09:32 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Membicarakan persoalan uang selalu menjadi hal yang menarik. Uang menjadi roda utama dalam menjalankan kehidupan perekonomian. Baik dari negara berkembang hingga negara maju memiliki kepentingan dalam hal uang dan keuangan. Peredaran uang tersebut memiliki sirkulasi yang diatur melalui penerapan sistem moneter. Singkatnya sistem moneter merupakan sistem yang mengatur peredaran uang yang berputar di masyarakat untuk kelancaran kegiatan perdagangan.

Tujuan dari sistem moneter itu sendiri untuk menjaga keseimbangan jumlah uang yang beredar dan jumlah barang serta jasa yang diproduksi. Awalnya standar sistem moneter internasional menggunakan standar emas sebagai acuan dalam melakukan transaksi. Hingga pada perang dunia II yang menjadi awal bagi salah satu negara untuk semakin kuat dengan mata uangnya, yakni Amerika Serikat dengan dollarnya.

Awal Mula Dollar Amerika Dijadikan Sebagai Acuan Nilai Tukar

Dollar Amerika menjadi acuan nilai tukar di seluruh dunia. USD juga menjadi mata uang terkuat saat ini. Hal tersebut disebabkan oleh kejayaan Amerika Serikat di masa lampau. Keberhasilan dalam melakukan ekspansi, kemakmuran yang diperoleh melalui revolusi industri, pertumbuhan ekonomi setelah perang dunia kedua, dan keberhasilannya mengalahkan pound sterling (Mata uang Inggris) pada masa itu menjadi faktor utama yang menjadikan dollar Amerika sebagai 'kiblat' perekonomian.

Keberhasilan dalam ekspansi memungkinkan Amerika Serikat untuk menguasai cadangan sumber daya alam. Emas adalah salah satunya. Selain itu perluasan ekspansi laut yang dilakukan Amerika juga menjadi faktor penting yang dimanfaatkan sebagai transportasi dalam proses perdagangan.

Dengan wilayah Amerika yang luas membuat para pelaku perdagangan meningkatkan inovasinya untuk memudahkan proses perdagangan di benua Amerika. Akhirnya muncullah revolusi industri melalui perkembangan teknologi. Salah satu kemajuan teknologi yang paling berpengaruh ialah industri lokomotif yang memudahkan proses distribusi barang.

Perang dunia kedua juga memberikan banyak keuntungan dari sisi ekonomi Amerika. Dengan perang dunia kedua banyak pesanan kebutuhan militer dan tempur dari negara yang sedang berperang. Banyaknya permintaan mengenai kebutuhan militer untuk perang tersebut memudahkan Amerika dalam mencapai kesejahteraan ekonomi. Pada masa itupun pengangguran menurun drastis yang dapat dilihat melalui peningkatan product domestic bruto (PDB) yang meningkat pula.

Keberhasilan Amerika mengalahkan pound sterling juga menjadi faktor utama USD menjadi mata uang terkuat sekaligus acuan dalam nilai tukarnya. Akibat dari perang dunia kedua Amerika berhasil mengumpulkan emas di seluruh dunia dikarenakan kebijakan politik Gold Reserve Act tahun 1934 yang melarang kepemilikan dan memperjualbelikan emas untuk warga dan bank sentral. 

Diikuti dengan kebijakan politik Bretton Woods Agreement tahun 1994 yang menerapkan standar nilai tukar emas yang menerapkan sistem moneter internasionalnya berbasis dollar AS. Perjanjian tersebut juga menyebabkan dollar menjadi satu-satunya mata uang yang di-back up oleh cadangan emas.

Puncaknya ketika perjanjian Bretton Woods Agreement dicabut oleh Presiden Nixon tentang keterikatan standar emas terhadap dollar AS yang membuat Amerika dapat mencetak uang tanpa terikat dengan cadangan emas. Selain itu terdapat pula faktor lain seperti faktor perubahan digital yang sebagian besar dikuasai oleh perusahaan-perusahaan Amerika. Dapat diketahui bahwa kekuatan dollar Amerika menjadi sangat berpengaruh dikarenakan kejayaan di masa lalu.

Namun kenyataannya di dunia yang terus berkembang, muncul pula negara-negara kuat lain yang memiliki ambisi serupa untuk mengurangi ketergantungan terhadap dollar Amerika tersebut. Kemudian mungkinkah dollar AS tergeser?

Dollar AS dapat tergeser apabila terdapat mata uang yang lebih kuat dari mata uang Amerika itu sendiri. Jika eksistensi dollar AS ditentukan berdasarkan kekuatan militer dan perekonomian negaranya, bukan tidak mungkin bagi negara maju yang memiliki kekuatan militer dan perekonomian yang setara atau lebih baik mengalahkan dominasi dollar tersebut.

Menurut Forex Indonesia, negara yang berpeluang besar untuk mengalahkan dominasi tersebut ialah negara yang kuat dibidang militernya seperti Rusia dan China. Kemudian bagaimana jika kedua negara tersebut berpadu dan mencoba membentuk kekuatan mata uang baru untuk mengurangi dominasi dollar AS?

Usaha Negara-Negara Mengurangi Dominasi Dollar AS

  1. BRICS

Pada kenyataannya tidak hanya satu negara saja yang menginginkan dominasi dollar AS di dunia berkurang, setidaknya terdapat beberapa forum dan negara yang mengusahakan dominasi tersebut, antara lain usaha BRICS untuk menciptakan mata uang baru untuk 'melawan' dollar AS. BRICS merupakan forum antar pemerintah yang terdiri dari Brazil, Russia, India, China, dan South Africa. 

Kelima negara tersebut dinilai memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik jika dilihat berdasarkan PDB, perbandingan jumlah penduduk serta luas geografisnya. Menurut data dari World Bank tahun 2019 menyebutkan bahwa BRICS mewakili 41 persen populasi dunia dan memiliki 24 persen PDB serta 16 persen lebih saham perdagangan dunia.

Hal tersebut memiliki arti bahwa BRICS memiliki kekuatan untuk menyaingi dollar AS yang mendominasi selama ini. Rusia dan China yang dikenal memiliki kekuatan militer yang setara dengan Amerika Serikat dapat menjadi pondasi yang diikuti dengan kekuatan ekonomi dari negara-negara BRICS. 

Dengan perpaduan tersebut bukan tidak mungkin bagi BRICS untuk menghasilkan produk baru yang dapat membuat dollar AS tergeser kedepannya. Dengan mata uang baru yang diciptakan tersebut negara-negara BRICS yang dipandang kuat dalam perekonomiannya tidak akan tergantung pada dollar AS. Akibatnya dollar melemah dan ketika dollar melemah maka lambat laun keberadaan dollar tersebut akan berkurang.

  1. Indonesia

Di Indonesia sendiri telah melakukan pembayaran perdagangan internasional melalui sistem Local Currency Settlement (LCS). LCS merupakan model transaksi perdagangan internasional yang tidak melibatkan dollar AS dalam prosesnya. LCS itu sendiri akan dipantau melalui bank Appointed Cross Currency Dealer (ACCD). Latar belakang dilakukannya kerja sama tersebut ialah untuk mendorong penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Transaksi bilateral tersebut melibatkan mata uang dari Malaysia, Thailand, dan Jepang. Sebagai contoh penerapan transaksi tersebut ialah transaksi yang dilakukan antara Indonesia dengan China yang tidak lagi berpatokan pada dollar AS namun menggunakan rupiah dan yuan melalui BI dan People's Bank of China.

  1. ASEAN

Tak hanya itu, baru-baru ini negara-negara ASEAN memutuskan untuk mengurangi ketergantungan terhadap dollar AS dan perlahan meminimalisir peran dollar AS. Hal tersebut dilakukan dengan menggunakan Local Currency Transaction (LCT). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebutkan, harapannya dengan penggunaan mata uang lokal yang dilakukan pada transaksi internasional tersebut dapat memperkuat ketahanan dalam perdagangan dan investasi.

Ketika negara-negara ASEAN berhasil untuk menggunakan mata uang lokal dalam perdagangan internasionalnya daripada menggunakan mata uang internasional (USD) maka nilai uang negara tersebut juga berpeluang untuk meningkat. Apabila negara-negara ASEAN berpadu dan memaksimalkan transaksi perdagangan internasional dengan mengutamakan mata uang lokal tersebut juga dapat mengurangi peluang bagi dollar AS untuk dilibatkan.

Dapat diketahui bahwa terdapat berbagai pihak yang mulai mengurangi ketergantungan terhadap dollar AS seperti BRICS yang mengusahakan untuk membuat mata uang baru, Indonesia yang menggunakan LCS dalam transaksi perdagangan internasionalnya serta ASEAN yang mengusahakan LCT dan perlahan memilih untuk melakukan transaksi menggunakan uang lokal. 

Meskipun saat ini dollar AS memiliki tahta tertinggi sebagai mata uang terkuat namun ketika negara-negara lain memutuskan untuk tidak menggunakan dollar AS dan mencetuskan ide-ide baru untuk melawan dollar AS maka eksistensi dan hegemoni yang selama ini dibangun pun dapat runtuh dan memperbesar peluang tergesernya dollar AS itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun