Mohon tunggu...
Kyna Nixie
Kyna Nixie Mohon Tunggu... CEO of my life -

I do love writing so much

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

4 Sehat 5 Sempurna Kedaluwarsa! "Kids Zaman Now" Harus Tau Gizi Seimbang!

3 Januari 2018   09:23 Diperbarui: 3 Januari 2018   09:41 1339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: gizi.depkes.go.id

Sebenarnya saya yakin artikel dengan pembahasan yang sama sudah sering anda temui, tapi saya heran dan merasa "geregetan" sendiri kalau banyak orang masih menggunakan slogan "4 Sehat 5 Sempurna". Apalagi slogan tersebut diperkenalkan lagi pada anak, keponakan atau siapapun yang sering dikenal sebagai "Kids Zaman Now". Tidak dapat dibantah bahwa slogan tersebut sudah sangat akrab di telinga kita dari kecil bahkan sebelum masuk sekolah, kesannya seperti suatu kebiasan dan kebiasaan itu memang sulit diubah.

Tahukah anda bahwa konsep 4 Sehat 5 Sempurna diperkenalkan pertama kali oleh Bapak Gizi Indonesia, Prof. Poerwo Soedarmo sekitar tahun 1952 dan hanya berlaku hingga tahun 1995. Konsep tersebut diadaptasi dari Basic Four yang menjadi pedoman diet di Amerika. Seiring berjalannya waktu, konsep tersebut dianggap tidak menjawab masalah gizi ganda yang saat itu mulai dialami negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Akhirnya pada tahun 1995 diperkenalkan konsep baru yang dikenal dengan Pedoman Gizi Seimbang.

Keunggulan konsep Gizi Seimbang meliputi:

  • Jenis makanan yang lebih beraneka ragam

Jika pada konsep 4 Sehat 5 Sempurna sosok nasi dianggap penting, maka pada Gizi Seimbang nasi hanyalah menjadi salah satu pilihan diantara beragam jenis makanan pokok sumber karbohidrat. Tak makan nasi pun tak apa, anda masih dapat memenuhi kebutuhan karbohidrat dengan mengonsumsi sumber karbohidrat lainnya seperti roti, mie, kentang, singkong dan lainnya.

  • Porsi makanan lebih jelas

Dalam konsep lama timbul pemikiran bahwa selama anda telah makan nasi, lauk-pauk, sayur dan buah dalam sekali waktu makan maka anda sudah menerapkan pola makan yang sehat. Padahal belum tentu, jika anda makan sesuai susunan tersebut dalam jumlah yang kurang anda akan kekurangan sejumlah zat gizi begitu pula sebaliknya, jika berlebih maka anda rentan menderita obesitas. Jadi konsep Gizi Seimbang mencoba untuk menguraikan secara lebih terperinci seberapa banyak porsi makanan yang harus anda makan dalam sehari berdasarkan jenis bahan makanannya yang digambarkan dengan sebuah Tumpeng Gizi Seimbang berikut ini.

                                                                                                 

  • Susu bukan penyempurna

Pada konsep Gizi Seimbang tidak diharuskan seseorang mengonsumsi susu dalam sehari. Mengapa? Karena susu sudah termasuk kedalam bahan makanan sumber protein, kedudukannya setara dengan sumber protein lain baik hewani maupun nabati seperti daging ayam, sapi, ikan bahkan tahu dan tempe. Jadi selama anda mengonsumsi sumber protein lain dalam porsi yang cukup maka anda tidak diharuskan lagi mengonsumsi susu.

  • Pentingnya konsumsi air putih

Konsep 4 Sehat 5 Sempurna melewatkan konsumsi air putih didalamnya. Menyadari kesalahan tersebut maka konsep Gizi Seimbang mencantumkan pentingnya konsumsi air putih, bahkan menyebutkan jumlah konsumsi air putih yang dianjurkan, yaitu sekitar delapan gelas dalam sehari.

  • Sehat tak hanya soal makanan

Gizi Seimbang tidak melulu soal makanan, aktifitas fisik dan olahraga juga merupakan bagian dalam menerapkan pola hidup sehat.  Karena asupan kalori dan pengeluaran yang seimbang akan menjadikan kesehatan yang lebih prima.

Nah, setelah membaca artikel ini apakah anda akan tetap menggunakan konsep 4 Sehat 5 Sempurna pada keluarga anda? Mulailah mengubah konsep lama tersebut dari diri anda sendiri. Kemudian anda dapat menyebarkan informasi yang telah anda dapatkan ini kepada orang-orang sekitar. Tindakan yang mungkin sepele bagi anda, tapi akan sangat berperan membantu kami para ahli gizi untuk mengatasi masalah gizi yang terjadi di Indonesia hingga kini.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun