Saya ini ibu rumah tangga yang banyak berada di rumah. Keluar rumah dengan jarak yang jauh, seringnya saya ditemani keluarga. Pilihan saya untuk menjadi ibu rumah tangga penuh waktu tanpa asisten, membuat saya seringkali tak bisa jauh dari keluarga, terutama anak-anak.
Sejak saya menekuni hobi ngeblog, saya ‘tergoda’ untuk sesekali keluar rumah sendiri tanpa keluarga untuk menghadiri acara blogger. Bukan untuk menghindar dari tugas, tapi untuk menambah ilmu, pertemanan, dan sekaligus refreshing.
Masalahnya adalah, seringkali acara blogger diadakan di Jakarta. Sedangkan saya tinggal di Tangerang. Ini menjadi kegalauan tersendiri bagi saya mengingat saya yang jarang jalan. Googling sih googling. Ke tempat A kira-kira naik ini dan itu tapi tetap saja kadang banyak bingung dan takutnya.
Satu yang saya hindari jika harus ke Jakarta adalah…naik kereta! Gak tau ya, naik kereta di mata saya berarti saya akan merasa tak nyaman karena berdesakan, apalagi kalau berdesakan sama bapak-bapak, apalagi kalau ada yang berniat iseng nempel-nempelin badan. Oh noooo!
Naik kereta ke Jakarta ribet banget, gak ngerti harus ngapain dulu ya, terus harus naik kereta yang mana kan jalur keretanya banyak tuh. Saya juga takut nyasar karena gak tau gimana cara berhenti di stasiun yang diinginkan.
Perkataan seorang teman menambah seram pandangan saya naik kereta ke Jakarta. Kata dia, suasana di stasiun tuh nggak banget dari segi keamanan dan kenyamanan. Saya mendingan naik bus atau kopaja atau kendaraan umum lainnya walau harus macet dan memakan waktu lama.
Pandangan itu lama-lama berubah saat saya akhirnya mencoba beberapa kali naik kereta ke Jakarta untuk menghadiri acara blogger. Saya menulis di blog (lagi) sejak 2008, ikut komunitas blogger sejak 2013, dan baru ikut acara blogger tahun 2015. Mari kita sebut sekarang kereta ke Jakarta itu dengan nama commuter Line (CL).
[caption caption="Menunggu commuter line datang"][/caption]
Benar sekali jika ada yang bilang ketakutan itu harus dilawan..dihadapi. Satu waktu saya harus menghadiri undangan blogger di daerah sudirman. Gak enak nih, yang ngundang teman sendiri walau ketemu di dunia maya. Jadi saya memang harus datang. Ini acara blogger kedua yang saya hadiri dan lokasinya katanya tak jauh dari Stasiun Sudirman. Mau gak mau, saya harus naik kereta. Itu kendaraan yang lebih masuk akal dengan lokasi acara.
Bismillah, dengan modal nekad dan berdoa terus sama Yang Maha Kuasa saya pun berangkat ke Stasiun terdekat dari rumah. Kayak mau kemana aja ya saya sampe berdoa terus. Ya iyalah, berdoa bikin hati tenang menurut saya. Apalagi ini mau naik kendaraan yang kita gak tahu kondisinya akan seperti apa di depan. Dalam agama juga diajarkan apa doanya jika mau naik kendaraan.
[caption caption="Bawa anak naik commuter line biar gak pake lama"]
Paling lama setengah jam, saya sudah sampai di stasiun dengan menaiki satu kali angkot. Setelah membeli karcis di loket, saya diberik kartu untuk masuk ke stasiun. Sempat membolak-balikkan kartu agar lampu berwarna hijau dan akhirnya dibantu petugas, hehe. Ih orang kampung pisan saya!
Tak lama, Commuter Line datang dan membawa saya ke Stasiun Tanah Abang. Dari Stasiun Tanah Abang, saya naik Commuter Line lagi ke Stasiun Sudirman. Ke lokasi acara tinggal jalan gak sampe 5 menit. Eh, ternyata naik Commuter Line cepat ya!
2. Naik Commuter Line ternyata mudah
Bayangan betapa ribetnya naik Commuter Line saya siasati dengan googling rute dulu. Lewat maps.google.com, saya bisa dapat informasi naik Commuter Line apa saja menuju tujuan, berapa lama, jadwal kereta, dan berapa stasiun yang akan dilewati. Lewat website resmi PT KAI Commuter Jabodetabek , saya juga bisa tahu tariff yang harus saya sediakan jika naik Commuter Line menuju stasiun tertentu.
Di stasiun sendiri, setiap saat petugas mengumumkan jadwal kereta lewat pengeras suara. Kita bisa tahu kalau mau ke Tanah Abang naiknya di lajur mana, ya salah satunya dari petugas selain dari papan-papan petunjuk yang ada di stasiun. Kalau masih gak ngeh, ya Tanya sama petugas stasiun yang berseragam seperti tentara itu.
[caption caption="> 90 cm harus beli tiket commuter line"]
3. Naik Commuter Line ternyata murah
Naik commuter line itu lebih murah. Contohnya saja hari ini. Saya dan 2 anak saya hanya membayar masing-masing 2000 rupiah dari Stasiun Sudimara ke Stasiun Kebayoran. Kendaraan umum yang lain dengan tujuan sama bisa beberapa kali lipat dari tariff Commuter Line.
Memag saat membeli tiket commuter line kita dikenakan biaya 10 ribu untuk jaminan kartu elektronik. Tapi nanti setelah selesai dan tak akan digunakan lagi, kartunya bisa dikembalikan lagi ke petugas dan petugas akan mengembalikan uang 10 ribu kita.
4. Naik Commuter Line ternyata nyaman
Dengan catatan, di jam-jam tertentu, hehe. Kalau naik Commuter Line di pagi dan sore sudah pasti gak nyaman karena rame banget dengan orang yang berangkat dan pulang kerja. Namanya juga angkutan massal, yang bisa mengangkut banyak orang, pasti rame dengan orang. Yang membuat nyaman naik Commuter Line sekarang adalah dengan adanya gerbong khusus wanita dan gerbong ber-AC.
Awalnya saya tidak terlalu berjuang untuk naik gerbong wanita karena saya tak bisa memperkirakan dimana saya harus menunggu agar bisa langsung naik gerbong khusus wanita. Nah, suatu hari saat lagi nunggu Commuter Line datang, saya ngobrol dengan seorang wanita berjilbab. Namanya mba Fitri, seorang wirausahawati dan anggota komunitas TDA di daerah Tangerang Selatan (kalo gak salah). Dialah yang ngajak saya naik gerbong khusus wanita. Obrolan kami berlanjut di atas gerbong. Ah, eh, ternyata nyaman bangeeet naik gerbong khusus wanita. Saat itu sih kami dapat tempat duduk. Kalaupun harus berdiri dan berjejalan, rasanya masih lebih baik jika berjejalan di gerbong lain.
[caption caption="Stasiun Sudimara sekarang lebih rapi"]
Itulah 4 kesan positif saya selama menggunakan commuter line. Saya juga cukup terkejut dengan penampakan Stasiun Sudimara, stasiun terdekat dari rumah, yang lebih terang dan cerah dibanding dulu. Sistem kartu elektronik juga awalnya sempat membuat saya canggung namun akhirnya terbiasa. Sistem ini bisa mengurangi jumlah penumpang gelap karena setiap orang yang hendak naik kereta harus melewati sistem ini.
Memang saya baru beberapa kali naik Commuter Line, tidak setiap hari seperti mereka yang tiap hari pergi dan pulang naik Commuter Line karena bekerja di ibukota. Tapi, setidaknya hal itu menunjukkan satu hal yang positif tentang Commuter Line.
Satu-satunya pengalaman tak enak saya saat naik Commuter Line adalah saat terlambatnya kedatangan kereta dari jadwal yang sudah ditetapkan. Semua rencana yang sudah disusun pun jadi berantakan dan saya jadi telat datang ke acara blogger. Saya juga seringkali prihatin jika ada kecelakaan yang melibatkan Commuter Line.
Cuma satu harapan saya agar Commuter Line semakin baik dari segi pelayanan dan fasilitasnya. Agar tak terjadi lagi jadwal Commuter Line yang molor.agar tak terjadi lagi kecelakaan yang melibatkan Commuter Line.
Semoga harapan ini bisa terwujud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H