[caption caption="Saya dan anak-anak di depan patung kepala Wisnu"][/caption]
Bali terkenal akan keindahan pantai dan puranya. Kita harus datang dari satu pantai ke pantai lainnya, dari satu pura ke pura lainnya, untuk merasakan pengalaman berwisata yang berbeda. Namun di Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park, kita bisa merasakan pengalaman yang berbeda hanya dengan datang ke sana.
Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park merupakan sebuah kawasan wisata taman budaya seluas ± 60 ha yang terletak di Ungasan, Kabupaten Badung, sekitar 10-15 menit berkendara dari Bandara Internasional Ngurah Rai. Dengan rancangan patung Garuda Wisnu setinggi ±120 meter dan lebar sayap membentang sekitar 64 meter sebagai daya tarik utama, GWK Cultural Park menawarkan salah satu karya seni terbesar dan paling menakjubkan yang pernah dibuat sepanjang sejarah seni rupa Indonesia, dan sebagai representasi salah satu warisan budaya lokal Indonesia. Nantinya patung tersebut akan menjadi patung termegah, lebih megah dibanding patung Liberty di Amerika.
[caption caption="Patung Garuda di Wisnu Plaza"]
Begitu masuk GWK, kami dihadapkan pada area outdoor tempat orang berlalu lalang dari satu tempat wisata ke tempat wisata lainnya di GWK. Area ini dinamakan street theatre, dimana pengunjung memulai dan mengakhiri rangkaian perjalanan mereka di GWK. Selain sering ada pertunjukkan di sini, juga ada restoran dan tempat belanja di area ini. Terlihat ada satu tenda untuk menyewakan segwey, kendaraan roda 2 berkekuatan listrik untuk mereka yang tak mau berjalan kaki keliling GWK.
Hari itu cuaca cukup panas. Di samping amphitheatre, ada sebuah kantin yang menjual es krim GWK seharga 10 ribu. Kami beli 2 buah untuk anak-anak. Kami duduk di sebuah tenda depan kantin sambil mengemil kacang yang dibeli di minimarket. Ya, kami sudah mengantisipasi situasi darurat (baca: kelaparan :D) saat jalan-jalan dengan membeli cemilan di minimarket. Di tempat wisata, biasanya makanan relatif mahal. Tak jauh dari kami di tenda yang lain, serombongan turis domestik sedang bertanya sama penjual es krim tentang jalan menuju Pantai Dreamland.
Selesai istirahat, kami menuju tangga di samping kantin. Tangga berornamen ular itu menuju sebuah taman kecil dengan kolam dan air mancur. Menaiki tangga lagi, kami sampai ke Plaza Wisnu, tanah tertinggi di GWK dimana terdapat bagian paling penting patung Garuda Wisnu Kencana. Di sinilah patung kepala Wisnu dan Garuda berada. Patung kepala Wisnu sebagai titik Plaza Wisnu dikelilingi oleh air sumur dan air mancur yang disebut Parahyangan Somaka Giri, yang katanya tak pernah kering walau kemarau. Oleh karena itu, masyarakat menganggap air ini suci dan bisa menyembuhkan.
Tak jauh dari patung kepala Wisnu, ada seorang anak kecil sedang beribadah ditemani seorang wanita dewasa. Dia mengangkat dupa di atas kepalanya. Kami juga bisa menyaksikan pemandangan di sekitar GWK yang indah dari lokasi yang cukup tinggi ini. Oh ya, patung GWK dibuat oleh salah satu pematung terbaik Indonesia loh, yaitu I Nyoman Nuarta.
[caption caption="Pemandangan dari Wisnu Plaza"]
Saat sedang asyik berfoto di depan Garuda, tiba-tiba mendengar gamelan Bali mengalun kembali. Rupanya pertunjukkan tari Bali sesi berikutnya sudah dimulai. Kami bergegas ke amphitheatre lagi, ingin menyaksikan sebagian pertunjukkan yang belum kami tonton tadi. Kami melewati Garuda Cinema saat menuju amphitheare. Garuda Cinema mempersembahkan film Petualangan Garuda Cilik di jam-jam tertentu.
[caption caption="Saya dan anak-anak bersama penari barong"]
Anak-anak menikmati pertunjukkan walau tak mengerti jalan ceritanya. Hanya saja, saat pertunjukkan selesai dan pengunjung dipersilahkan berfoto dengan para penari, anak saya yang paling kecil usia 4 tahun sedikit ketakutan dengan penari barong yang berpenampilan menyeramkan. Kalau anak saya yang besar usia 8 tahun sebaliknya, ia sangat antusias. Video singkat penampilan tari Bali yang direkam anak saya, bisa disaksikan di link berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=8RgVsEv6Xbc
https://www.youtube.com/watch?v=CF9rQnPwybc
https://www.youtube.com/watch?v=bGWt6ywlrx0
Keluar dari amphitheatre, kami melewati lagi street theatre. Ada kisah Garuda Wisnu Kencana yang diukir di dalam empat tembok batu besar mengelilingi area ini. Kami melihat-lihat berbagai souvenir di toko merchandise di area street theatre. Ada berbagai oleh-oleh khas Bali yang bisa dibeli di sini. Dari mulai makanan sampai aksesoris. Harganya memang sedikit lebih mahal jika dibanding di pasar khusus oleh-oleh. Karena itu, kami cukup puas hanya dengan melihat-lihat. GWK juga dilengkapi dengan fasilitas shuttle bus, wifi, photo studio, lapangan parkir, dan lainnya. Di studio foto, kita bisa berfoto dengan pakaian radisional Bali dan mendapatkan hasil cetakannya langsung.
Wah, seru. Di satu tempat ini kami bisa mendapat pengalaman berwisata yang berbeda. Jadwal harian di GWK biasanya mempertunjukkan tari bali di apmhitheatre (pagi) dan parade tari kecak di Wisnu Plaza (sore). Ada juga kegiatan karikatur, tattoo temporary, dan nail painting di Balaiurang Dewi Sri. Pada hari tertentu ada acara special seperti Festival musik dan sejenisnya.
Kalau anda ke Bali, jangan lupa berkunjung ke GWK. Bawalah peralatan yang mendukung untuk mengabadikan serunya perjalanan anda. Misalnya Smartfren 4G LTE advanced. Smartfren merupakan operator selular 4G LTE Advanced yang memungkinkan pelanggan dapat menikmati layanan 4G LTE lebih optimal dengan cakupan wilayah yang luas (FDD/Frequency Division Duplex) dan kapasitas bandwidth (TDD/Time Division Duplex) yang disediakan jauh lebih besar dibandingkan operator lain, menjadikan layanan Smartfren 4G LTE Advanced lebih cepat dan lebih stabil.
Selesai sudah pengalaman seru kami mengunjungi GWK dengan oleh-oleh cerita, foto dan video. Cerita ini adalah oleh-oleh kami untuk anda.
Sumber referensi: www.gwkbali.com, http://www.smartfren.com/4g/
 Sumber gambar: Dokumen Pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H