Mohon tunggu...
Kania Nadya Ulya
Kania Nadya Ulya Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Motivasi Takdir

14 April 2024   10:25 Diperbarui: 14 April 2024   12:06 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Awass,,awass,,"
"Duhh, sabar dong, aku juga mau liatt."
"Gak dorong dorong bisa gak sih!"
Mading SMA Jaya Negara dipenuhi oleh riuh ribut siswanya yang sedang melihat hasil pemeringkatan SNMPTN. Riuh ribut itu berhenti ketika seorang siswi mengucap permisi.

"Misi,"

Sontak seluruh siswa yang berada di depan mading menoleh kearahnya. Yang ditatap justru terheran-heran.

"Kenapa,?" Tanya siswi tersebut tampak bingung. Manik mata seluruh siswa masih lekat kearahnya, sampai salah seorang siswi berkata.
"Bisa bisanya lo masih nanya kenapa. Itu, nama lo peringkat pertama jalur SMA Jaya Negara yang lulus di UGM." Ujar Dinda, yang sudah greget dengan tingkah siswi tersebut. Begitu siswi tersebut memalingkan matanya kearah pemeringkatan, ia begitu syok ketika melihat nama Alika Seraya berada di paling atas.

"Ya Lik, itu lo. Lo gak mungkin salah liat."Batinnya. Ia memberi anggukan pada seluruh siswa, kemudian berlalu meninggalkan kerumunan itu.

Alika berlari menuju Asrama SMA Jaya Negara kemudian masuk kedalam kamarnya. Di dalam kamar ia menangis haru sambil memandangi foto ayahnya.
"Yah, Lika keterima di UGM jalur SN,!"Ujarnya. Tangis Alika seketika pecah. Ia langsung memeluk foto itu. Ayah Alika sudah tiada semenjak Alika duduk di kelas 11. Beliau meninggal dunia akibat kanker paru paru.

"Ayah, saat pemilihan jurusan nanti, Lika akan pilih jurusan kedokteran."
Hal  itulah yang mendorong Alika untuk berprofesi menjadi dokter.
...
Senin, 19 Maret 2023

Hari dimana seluruh mahasiswa fakultas kedokteran di wisuda. Seluruh bangku aula terisi penuh oleh para tamu undangan. Tampak pula seorang siswi sedang duduk menanti acara.

Suasana aula hening seketika. Acara inti akan segera dimulai, yaitu pemanggilan nama wisudawan dan wisudawati terbaik.

Setelah beberapa nama terpanggil, tibalah saatnya nama Alika yang dipanggil. Para wisudawan dan wisudawati terbaik diberi kesempatan untuk menyampaikan sepatah kata. Tentu saja Alika menyampaikan perjuangan ayahnya yang mampu memotivasinya untuk bangkit, berdiri, mendongak menatap masa depan.

"Tanpa Ayah, aku ga bisa apa-apa. Ayah yang selama ini support aku, disaat teman temanku malah ngejatuhin aku."Ucapnya.

Jika orang tua korban gunung merapi wisuda tanpa anaknya, Justru Alika wisuda tanpa orang tuanya.

Setelah sepatah kata berakhir, Alika pergi ke taman belakang kampus untuk menenangkan dirinya. Disanalah ia bertemu Dinda dan beberapa alumni SMA Jaya Negara lainnya. Teman yang sudah tiga tahun bersamanya, tapi baru mengetahui kondisi hidupnya.

"Lik, selamat ya."Ucap Dinda berlinang air mata dan langsung memeluk Alika. Ia begitu menyesal terlalu bersikap tidak peduli kepada orang yang justru sangat membutuhkan kasih sayang. Beberapa alumni SMA Jaya Negara ikut menangis melihat kejadian itu.

"Sama sama."Jawab Alika sambil tersenyum, membalas pelukan Dinda.

"Ayah, Sekarang Lika udah jadi dokter!" Batinnya sambil menatap langit senja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun