Mohon tunggu...
Kania Indria Hadi
Kania Indria Hadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi dengan ketertarikan dalam bidang menulis.

Selanjutnya

Tutup

Book

Mengintip Buku "A Little Life" Karya Hanya Yanagihara

4 September 2022   23:04 Diperbarui: 23 September 2022   21:22 12243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buku 'A Little Life' karya Hanya Yanagihara merupakan buku yang sering kali dinilai tragis dan traumatis Bahkan dari sampul buku yang menampilkan seorang pria yang meringis menahan rasa sakit dapat membuat banyak orang menilai bahwa buku itu sendiri akan berhasil membuat tangis pembaca pecah. Singkatnya, pada blurb di belakang buku 'A Little Life' tertulis bahwa buku ini menceritakan mengenai 4 kawan kuliah yang mencari popularitas dan kemakmuran di Kota New York. Persahabatan keempat kawan tersebut diwarnai dengan adiksi, kesuksesan, kebanggaan yang semakin dalam tiap tahunnya dimana persahabatan mereka disatukan oleh salah seorang dari mereka bernama Jude yang merupakan pria brilliant yang memiliki trauma masa kecil yang tidak pernah ia ungkapkan kepada ketiga temannya.

Kisah pada buku ini berfokus pada kisah pertemanan 4 orang yang beranjak dewasa juga perjuangan Jude dalam meninggalkan masa lalu yang menurutnya menentukan jati dirinya dan bagaimana Jude berusaha membangun hidup yang baru dan menerima cinta dari orang-orang terkasih disekitarnya. 

Buku 'A Little Life' menampilkan kisah cinta yang unik dan jarang diangkat oleh buku-buku lainnya dimana cinta tidak hanya datang dari seorang pasangan tetapi teman disekitar. Buku ini juga menceritakan bagaimana trauma masa lalu dapat terus menghantui seseorang dan seberapa besar dampak yang timbul akibat dari trauma yang disebabkan oleh seseorang. Berikut merupakan sedikit keunikan mengenai 'A Little Life' dan pesan yang disampaikan (spoiler alert (not major)):

1. Tidak Semua Trauma Dapat Sembuh

Jude merupakan pria yang paling pendiam diantara para sahabatnya yaitu Willem, Malcolm, dan JB dimana Jude sendiri diklaim tertutup dan sedikit sekali yang diketahui sahabat-sahabatnya mengenai dirinya. Jude sering kali mengalihkan topik pembicaraan mengenai masa kecilnya dimana hal tersebut justru merupakan informasi-informasi yang biasanya membuat pertemanan seseorang semakin erat dimana semakin banyak yang diketahui oleh seseorang maka semakin mereka merasa dekat dengan temannya. 

Namun Jude tidak pernah menceritakan sedikit pun tentang masa lalunya dan berkata bahwa ceritanya hanya akan membosankan untuk didengar sampai pada akhirnya teman-temannya paham bahwa topik ini merupakan topik yang dihindari Jude dan untuk menghargai keinginan Jude maka  mereka pun tidak pernah mengungkit atau memaksa Jude untuk menceritakannya. Dimana kenyataannya Jude mangalami pelecehan seksual dan kekerasan seksual sejak ia kecil. 

Dengan ini, ia selalu merasa dirinya kotor dan malu akan kenyataan tersebut dan takut jika orang-orang sekitarnya mengetahui kenyataaannya maka mereka akan memandang Jude  dengan berbeda. Dimana pada kenyataannya ini sama sekali bukan salah Jude, Jude hanyalah anak kecil yang tumbuh di lingkungan yang tidak baik dikelilingi oleh orang-orang yang memanipulasinya yang memaksa ia melakukan hal yang tidak senonoh diluar kemaunnya dan membuat dia berpikir bahwa semua ini juga salahnya.

Bahkan sampai 30 tahun kedepan pun trauma ini masih melekat pada dirinya sampai ia sendiri tidak pernah lagi melakukan hubungan seks. Bahkan jika iya, ia merasakan rasa ketidaknyamanan dan tidak menemukan kenikmatan dari melakukan hubungan seks melainkan penderitaan yang ia harap kunjung berakhir. 

Trauma masa kecil Jude tidak hanya berdampak pada kehidupan seksnya melainkan pada ke was-was an dirinya apabila masa lalu nya terkuak dan menyebabkan pandangan orang-orang terutama orang terdekatnya berubah. 

Kekerasan dan pelecehan yang ia alami juga menyebabkan ia memiliki trust issue dan sering mengharapkan yang terburuk dari seseorang karena sejak dulu yang ia temukan dari seseorang hanyalah yang terburuk dan ia merasa percuma untuk mengharapkan yang terbaik dari seseorang. 

Trauma ini juga menyebabkan ia salah menginterpretasikan apa itu arti cinta dan mentolerir perbuatan buruk yang dilakukan oleh seseorang selagi itu tidak 'seburuk' yang pernah ia lalui yang membuatnya terjebak pada toxic relationship dan abusive relationship saat pertama kali ia menjalin hubungan serius di umurnya yang 30 tahun. 

Selain itu trauma ini juga yang menyebabkan kebiasannya untuk menyakiti dirinya sendiri atau self harm dengan mengiris tangannya sehingga menimbulkan luka goresan yang cukup dalam dengan darah yang keluar segar. Hal ini diyakini sebagai detox bagi dirinya, bahwa ketika ia menyakiti diri sendiri maka darah yang keluar ini merupakan hal-hal kotor dalam dirinya dan dengan ini ia harap ia kembali bersih. 

Trauma masa lalu Jude mengakibatkan kepada hal-hal tidak menyenangkan yang menghambat dirinya untuk mencintai dirinya sendiri dan mencintai hidupnya dan mengapresiasi hidup yang sekarang ia jalani. Bahkan ketika ia dikelilingi oleh orang-orang yang tulus mencintainya, ia masih merasa sulit untuk menerima cinta yang diberikan karena ia merasa tidak berhak atas cinta orang-orang terdekatnya. Bahwa ia merasa 'menipu' orang-orang terdekatnya yang mana jika mereka tau siapa dia sebenarnya maka mereka tidak akan mencintai Jude sebagaimana mereka mencintainya sekarang.

2. Pertemanan di Fase Dewasa Itu Mungkin Terjadi

Banyak orang menduga bahwa pertemanan akan berakhir di usia 20-25 tahun. Dimana setelah itu tidak ada lagi yang namanya pertemanan dan justru seseorang didorong untuk mulai fokus mencari pasangan hidup dan membangun keluarga. Namun, pada kenyataannya tidak semua orang memiliki keinginan untuk menikah atau membangun sebuah keluarga. Beberapa orang menikmati kebebasan yang dimiliki dengan teman disisi. Seperti pada A Little Life, bahkan sampai umur 40 tahun Jude, Willem, Malcolm, dan JB masih menjalin pertemanan. 

Bukan berarti beberapa diantara mereka tidak ingin memiliki pasangan hidup atau berkeluarga, namun mereka tidak pernah merasa dikejar waktu dimana mereka harus segera mencari pasangan dan membangun keluarga seakan-akan itu tujuan hidup manusia. 

Mereka menikmati waktu yang dimiliki dengan mengejar gairah masing-masing sambil ditemani sahabatnya dimana dari persahabatan itu sendiri mereka mendapatkan cinta yang dibutuhkan sebagaimana seseorang mendapat cinta dari pasangannya atau keluargnya. Cinta yang datang dari pertemanan itu sendiri juga tidak kalah indah dan kuat dimana cinta seorang teman juga terkadang menjadi penyelamat ketika salah satu diantara mereka sedang berada di titik terendahnya.

Seperti cinta Willem pada Jude yang senantiasa berusaha membantu Jude setiap ia merasa Jude butuh bantuan entah itu akibat rasa sakit di kakinya atau yang lainnya, cinta Jude pada JB yang berusaha membantu JB di masa depresinya dan membantunya menjauhi salah satu temannya yang toxic yang bernama Jackson yang menjadi salah satu penyebab semua itu, cinta Malcolm pada Willem yang tidak keberatan untuk meminjamkan uangnya agar Willem dapat mengunjungi adik laki-lakinya yang sedang masuk rumah sakit, cinta JB pada Malcolm yang membelanya setelah terdapat seseorang yang mencibirnya sebagai anak kaya manja yang memiliki privilege dari orang tuanya. 

Cinta dalam pertemanan itu nyata dan tidak hanya berakhir setelah seseorang beranjak sampai dewasa. Bukan berarti pertemanan pada fase dewasa akan terjamin untuk terus bertahan dan berjalan dengan sempurna. Tetapi cinta dalam pertemanan itu betul adanya bahkan ketika seseorang memasuki umur 40, 50 tahun dan selanjutnya dan terkadang cinta dari pertemanan itu sendiri menjadi penyelamat seseorang ketika berada di masa sulit. Karena mereka tidak sendiri.

3. Cinta Dapat Datang di Saat Yang Tidak Terduga

Ketika membicarakan mengenai cinta, orang-orang pasti membayangkan mengenai cinta dari pasangan, pertemanan, dan satu keluarga utuh. Namun siapa tau bahwa Hanya Yanagihara dapat memberikan kisah cinta yang menyentuh, unik, dan jarang mengenai seorang profesor melihat dan mencintai Jude sebagaimana ia anaknya sendiri. 

Harold merupakan profesor Jude ketika ia mengajar hukum. Harold berusia 47 tahun ketika pertama kali bertemu Jude dan Jude berusia 24 tahun. Harold selalu melihat Jude sebagai seseorang yang cerdas, brillian, dan sedikit mengingatkan dengan mendiang anaknya Jacob yang sudah meninggal sejak Jacob sendiri masih sangat kecil. Harold melihat kebaikan pada diri Jude, melihat ketulusan dan keindahan pada diri Jude yang membuatnya tidak hanya ingin melihat Jude sebagai salah satu muridnya, tetapi sebagai putranya.

Pada akhirnya Harold dan istrinya Julia menyatakan kepada Jude sendiri bahwa mereka tertarik untuk mengadopsi Jude. Hal ini tentunya sangat mengejutkan Jude karena sebagai seseorang yang lahir tanpa orang tua dan keluarga, mengetahui bahwa terdapat seseorang yang mencintainya sebegitu banyak sampai ingin mengangkatnya sebagai seorang anak secara legal tentunya sangat menyenangkan hatinya. Harold sangatlah baik pada Jude dan Jude sendiri menyadari itu, hubungan mereka pun semakin lama semakin dekat dan bahkan ketika Jude berpikir bahwa hubungan antara Harold dan dirinya akan terputus hal itu tidak pernah terjadi karena Harold akan selalu menghubungi Jude dan sebisa mungkin menjaga ikatan diantaranya. 

Sebagai seorang anak yang di adopsi, di usia 30 tahun pula, tidak pernah menghalangi Harold dan Julia untuk memperlakukan dan menganggap Jude sebagaimana anak mereka sendiri yang terlahir atas cinta mereka. Rasa sayang Harold dan Julia sangatlah besar bahkan ketika Jude berusaha mendorong mereka menjauh di masa depresinya hal tersebut tidak berhasil, bahkan ketika ia mengeluarkan kata-kata tidak sopan yang sengaja untuk menyakiti hati Harold sampai menepis piring berisi sandwich yang dibuat Julia sampai piring itu pecah, hal tersebut tetap tidak berhasil untuk membuat Harold membuang Jude. 

Melainkan Harold dan Julia meraih tangan Jude dan berkata, "Oh Jude, Jude ku sayang.". "Anakku." yang membuat Jude menangis karena itu pertama kalinya seseorang mengatakan hal tersebut kepadanya. Kisah cinta ini merupakan yang paling menyentuh dimana hal ini menunjukan bahwa cinta akan selalu datang bahkan di waktu yang tidak terduga dan cinta itu sendiri tidak hanya datang dari seorang pasangan atau teman. Cinta itu datang dari kasih sayang seorang orang tua yang tidak peduli apakah mereka memiliki hubungan darah atau tidak, cinta yang tulus terhadap seorang ayah dan ibu kepada anaknya yang rapuh.

3 hal diatas merupakan sedikit dari kisah 'A Little Life' karya Hanya Yanagihara. Perlu diketahui bahwa buku ini mungkin akan berat bagi beberapa orang sehingga alangkah baiknya untuk mencari tau terlebih dahulu mengenai trigger warning sebelum memutuskan untuk membaca buku ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun