Mohon tunggu...
kania ditarora
kania ditarora Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pengajar di madrasah swasta

Menulis adalah sebuah implementasi mencintai diri sendiri, sesama, dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Teralienasi Terompet Tahun Baru yang Berlalu

31 Desember 2024   13:04 Diperbarui: 31 Desember 2024   13:04 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi:Steno torresan.Pinterest

Teralienasi

Beberapa tahun berlalu
pergi;
silih berganti, papa ke sana kemari jualan
janji:
"kamu tak akan ceking lagi, kurang gizi
hidangan pagi dan siang akan kucukupi"

Berapi-api, bicaranya nyala
meyakinkan;
bahwa kani tak perlu lagi makan hati
tiap hari kembali bisa makan nasi lagi
Katanya;
Ia siap mengabdi bagi jelata agar kami tak sengsara

Dulunya papa memang kesohor; hebat
bukan penjilat seperti lukisan yos suprapto
yang rada nakal
bikin kesal para berandal yang kerap wara wiri
Cari muka, depan cermin dibelah karena tak elok rupa

hingga kami jatuh;
pehaka, tertimpa tangga pula
luntanglantung cari kerja
lamaran banyak ditolak
dengan alibi efesiensi

entah antara syukur dan babak belur
oleh mereka kami disuruh mencoba awal tahun depan
katanya ada tarif baru bagi pelamar
"barangkali kamu bisa dapat persenan dua belas kali, asal kamu mau bayar dua belas persen,'ujarnya tanpa belas kasih

Terompet Tahun Baru

Seperti akhir tahun yang sudah-sudah
tak mau ambil pusing bapak penjual terompet
meniup;jualan suara-suara bising
entah kreativitas atau ikutan mode
bunyinya khas onomatope
mengeong, terkadang mengaum atau menirukan satu dua patah kata manusia

Pet...pet...pet
gemanya bersirobok dengan pluit polisi
yang membuat pak polisi salah tingkah
Jalanan tumpah, pengguna jalan marah-marah
tak mau mengalah, salip menyalip
antara suara klakson, terompet, dan pluit
penjual terompet terbirit-birit melihat satpol pp meniup sangkakala penertiban

pret...pret...pret
terompet lain menyahut,
menyambut jalanan yang semrawut
tanpa polisi yang entah pergi ke mana?

Yang Berlalu

Hari-hari mengutuk riuh yang kerap hinggap pada ujung pergantian tahun
Pun tanah-tanah yang  basah sepertinya masih betah dicium hujan berkali-kali
Seperti aku yang masih tabah menantimu
walau kau acuh tak acuh berulang kali
Sebab kusadari yang berlalu itu hanya kenangan
sedangkan kau kuupayakan tetap tinggal dalam ingatan
dan  kuyakin tahun baru ini kau kembali membawa rindu

Lombok Tengah-Ujung Desember 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun