Mohon tunggu...
kania ditarora
kania ditarora Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pengajar di madrasah swasta

Menulis adalah sebuah implementasi mencintai diri sendiri, sesama, dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Refleksi; Luruskah Jalan 26 Tahun Reformasi

21 Mei 2024   05:35 Diperbarui: 21 Mei 2024   05:35 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Lovepik/Pinterest

Fajar pagi terlihat dipeluk mendung. Wajahnya muram. Semuram detik-detik jatuhnya orde baru. Kesuraman waktu itu ditandai dengan krisis ekonomi global yang juga menghantam Indonesia. Dimanfaatkan oleh mahasiswa dan beberapa tokoh yang mendaulat diri reformis mendesak Pak Harto mundur. Tepatnya tanggal 21 Mei 1998 pukul 09.00 Wita beliau secara resmi mengundurkan diri.

Gegap gempita dimana-mana. Mengharap pelita masa depan bahagia sentosa. Babak baru Indonesia mulai dibuka. Para reformis memilih jalan demokrasi terbuka menyelamatkan Indonesia.

Suksesi kepimpinan tak terelakkan, akan terus bergulir. Prof. B.J. Habibie mulai meretas jalan. Disambung Gus Dur yang rada-rada kendur membuka jalan yang diretas. Diperlebarlah oleh Megawati namun sedikit ambyar. Dijalinlindan oleh SBY secara elegan hingga jalan reformasi terlihat lebih berharapan.

Kini, kita dibawa melesat tanpa sesaat pun sempat istirahat. Genap sudah 26 tahun Indonesia memilih jalan reformasi. Plus minus kepemimpinan Indonesia begitu banyak warna. Reformis, sosialis, kapitalis, demokratis, nasionalis, dan islamis melengkapi gradasi warna. Pun yang tersebut terakhir mulai diberi tempat.

Meski tempat telah diberikan, kalangan islamis platformnya belumlah ideal. Masih berupa partai yang berbasis masa islam. Bukan partai islam layaknya masyumi zaman awal prakemerdekaan. Sehingga  jalan yang ditempuh sekarang ini tak mampu membendung arus utama.

Lihatlah 26 tahun reformasi Indonesia. Sudah benarkah jalannya ? Orde baru yang katanya rezim kkn, otoriter, antikebebasan, dan tuduhan lainnya telah menyengsarakan rakyat Indonesia.

Lihatlah korupsi, kolusi, dan nepotisme yang dulu diserang habis-habisan kini telah menjadi budaya. Dahulu, kita menentang pengekangan kebebasan tapi kini pengekangan itu kembali muncul dengan wajah berbeda. Melalui upaya UU penyiaran yang konon larangan penyiaran investigasi.

Tengoklah sekarang yang katanya mau membawa Indonesia agar bersesuaian undang-undang. Dibuang kemana batang-batang tubuh uud 45 pasal 33? Koruptor kian terhormat, tersenyum dan melambaikan di depan media. Dahulu berteriak otoriter. Sekarang, siapa paling otoriter?

Dahulu, kita berteriak agar dwifungsi ABRI dihapuskan. Tapi sekarang kita dininabobokan dengan multifungsi polri. Pun dahulu kita menentang yang namanya pejabat publik rangkap jabatan. Tapi sekarang rangkap jabatan menjadi kaprah.

Hukum yang berkeadilan hanya jadi jargon. Awas semua kena gebuk, jika sedikit saja mengkritik. Jangan-jangan kita ini telah lupa jalan. Atau sedang bingung di persimpangan jalan. Kemanakah jalan reformasi Indonesia dituju?

Siklus peristiwa bergulir, 26 tahun reformasi uud 1945 telah 5 kali dipermak. Lantas untuk kepentingan siapa? Sementara satu saja cita-cita luhur sesuai amanat uud 1945 belum tercapai. Jangankan mencapai, sekadar bermimpi saja rasa-rasanya terasa sulit. Apalagi tepat di ulang tahun reformasi Indonesia, kita sedang dalam transisi kepemimpinan nasional

Begitu banyak kerikil ujian pada jalan reformasi Indonesia. Ujian hutang, TKA, keadilan hukum, kesejahteraan sosial, yang semuanya berinduk semang pada ekonomi dan stabilitas pertahanan dan keamanan nasional. Jika kepemimpinan Indonesia masih berpenyakit abs, akankah jalan reformasi menemu titik terang ? Wallahu'alam

Lombok Tengah, 210526

#Literasi
#MengenangReformasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun