Mohon tunggu...
kania ditarora
kania ditarora Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pengajar di madrasah swasta

Menulis adalah sebuah implementasi mencintai diri sendiri, sesama, dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Raket

All Indonesian Final All England

17 Maret 2024   07:43 Diperbarui: 17 Maret 2024   07:58 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Grup Facebook. Amazing Badminton Community

Rekor ganda putra tidak berbanding lurus dengan sektor lain seperti tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran. Tersebut terakhir diraih terakhir pada tahun 2016 melalui pasangan Praveen Jordan-Debby Susanto.

Berbeda dengan ganda campuran, tunggal putra butuh 30 tahun untuk kembali menemukan sejarahnya. Rekor ini secara meyakinkan tercatat setelah pebulutangkis terbaik Indonesia Ginting dan Jhonatan memenangkan pertarungan sengit di babak semifinal All England 2024.

Menariknya legenda tunggal putra Indonesia Hariyanto Arbi langsung ikut mengomentari pasca lolosnya Ginting-Jhonatan ke babak semifinal. Dalam cuitannya di platform X sebagaimana diunggah di laman grup Amazing Badminton Community ia mengatakan," Saya menjadi juara terakhir di kelas single, apakah ini suatu kebetulan? Entahlah. Ini bukan sesuatu yang disengaja atau dibuat-buat. Cuitan terakhirnya ia menyebut kedua juniornya dengan mengatakan," Ayo raih mimpi kita semua, rakyat Indonesia, dari tidur panjang ini. Diakhiri dengan emoticon cinta dan bendera Indonesia.

Sebagaimana kita ketahui Hariyanto Arbi pada tahun 1994 mencatat kemenangan pada All Indonesian Final All England dengan mengalahkan kompatriotnya Ardi B Wiranata. Birmingham menjadi jadi saksi bisu kedua pebulutangkis andal Indonesia harus bertemu untuk satu tujuan mengharumkan nama Indonesia.

Kini genap 30 tahun, momen itu terulang lagi. Raihan ini menjadi kado indah bagi anak bangsa yang sedang menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Cuitan Hariyanto Arbi menemukan benang merahnya dengan quote pada tulisan awal. Tidak ada yang kebetulan sejarah masa lalu memang menemukan kembali peristiwanya di masa kini dengan aktor berbeda.

Di balik perulangan sejarah All Indonesian Final All England ada sosok yang tidak kuasa menahan haru. Ia pelatih pelatnas tunggal putra Indonesia, Irwansyah. Coach Irwansyah terlihat emosional pada tayangan akhir laga. Ia langsung sujud syukur atas keberhasilan anak asuhnya.

Siapapun yang menang nanti, satu yang patut dicatat juara tunggal putra All England sudah pasti ditangan. Tinggal harapan pada ganda putra Fajar-Ryan. Kita berdoa dan berharap pada bulan suci ini pasangan Fajri bisa mempertahankan gelar juara. Allahu'alam

Lombok Tengah, 170324

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun