Mohon tunggu...
kania ditarora
kania ditarora Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pengajar di madrasah swasta

Menulis adalah sebuah implementasi mencintai diri sendiri, sesama, dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penting Sinergi Mengolah Raga dan Mengolah Jiwa

9 Juli 2023   11:00 Diperbarui: 9 Juli 2023   11:08 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Secara etimologi olahraga diartikan sebagai gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan. Dari definisi ini, olahraga disandangsandingkan dengan tujuan atau manfaat yang diperoleh yakni; menguatkan dan menyehatkan.

Atas tujuan yang dimaksud, olahraga menjadi keharusan bagi manusia. Pun sebagai seorang muslim, semestinya olahraga bukan saja keharusan melainkan suatu kebutuhan teramat penting. "Mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada mukmin lemah, diantara keduanya ada kebaikan" (Hadist Riwayat Muslim No.2664).

Olahraga banyak macamnya. Dari yang berat dan mahal sampai yang ringan lagi gratis. Semua jenis beladiri termasuk dalam kategori olahraga berat. Sebab, sekarang ini beladiri dipelajari tidak sekadar bertujuan mendulang prestasi sebagai atlet profesional. Melainkan lebih dari itu sebagai pertahanan diri. Sehingga hampir semua beladiri mengajarkan beladiri terapan. Semisal bagaimana menghadapi teror atau kriminal lainya. Dalam hal ini termasuk juga memainkan varian senjata seperti pedang, toya, trisula, tombak, panah, doublestick dan lainnya.

Pada tahap mempelajari beladiri terapan, dimestikan mampu mengombinasikan kemampuan mengolahraga dengan mengolah jiwa/batin. Bila kedua kemampuan bisa menyatu, maka seorang telah dikatakan memiliki kemampuan kanuragan. Kemampuan yang sangat berguna bagi survivenya diri di era disrupsi dengan berbagai bentuknya termasuk disrupsi bidang kriminal.

Betapa saat ini kita berada di kubangan kriminalitas. Kejahatan sudah bertransformasi dalam berbagai bentuk mengikuti tren arus informasi dan teknologi. Pelaku kejahatan semakin berani melakukan aksinya. Begal, rampok, maling dan turunannya seakan menjadi budaya bagi pelaku kejahatan. 

Era sekarang ini sebutan penjahat kelas teri dan penjahat kelas kakap kurang tepat. Pelaku kejahatan sudah melampaui sebutan orang tua dulu. Mereka bisa dikategorikan pada level penjahat kelas hiu. Buas, predator, tak segan-segan melakukan tindak kekerasan bahkan disertai dengan pembunuhan.

Terbayang setiap lingkungan mulai tingkat RT mampu mensinergikan mengolah raga  mengolah jiwa yang saya sebut sebagai Ilmu Kanuragan. Sebentuk keahlian bertarung minimal bisa mempertahankan diri terhadap potensi serangan. Bisa dipastikan suasana lingkungan lebih kondusif.  Sebab memiliki Si Pitung era teknologi informasi.

Pun bisa dibayangkan akan berbahaya sekali jika kemampuan mengolah raga (bela diri) tidak disinergikan dengan mengolah jiwa. Potensi penyalahgunaan kemampuan beladiri menjadi sangat tinggi.

Seturut dengan itu, pentingnya menguasai Ilmu Kanuragan dewasa itu dapat membantu aparat keamanan menjaga kondusivitas suatu wilayah. Semisal masing-masing wilayah menciptakan perkumpulan untuk ahli Ilmu Kanuragan dan menjalin koordinasi dengan pihak terkait. Mulai dari aparatur tingkat dusun, desa, kecamatan,kabupaten/kota adanya sinergi dengan perkumpulan tersebut.

Khususnya sebagai muslim anjuran untuk mensinergikan olah raga dan olah jiwa dalam Ilmu Kanuragan relevan dengan anjuran Al-Qur'an seperti dalam ayat berikut yang artinya:

"Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu, dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; tetapi Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dizalimi/ dirugikan (Al-Anfal-60).


Selain itu, ayat di atas secara gamblang juga menjelaskan olahraga utama yang mesti dikuasai agar Ilmu Kanuragan kian sempurna yakni;berkuda. Pada ayat di atas olahraga dalam perspektif islam menemukan simpulnya. Dipertegas dengan hadist Riwayat An Nasa'i yang artinya; " segala sesuatu yang didalamnya tidak mengandung zikrullah adalah perbuatan sia-sia, senda gurau, dan permainan kecuali 4 perkara yaitu senda gurau suami dengan istri, berkuda, memanah, dan berenang".

Dari paparan ini dapat disimpulkan kemampuan berkuda, memanah, berenang, maupun gulat seseorang, dikombinasikan dengan kemampuan Ilmu Kanuragan seperti memainkan pedang, toya, tombak, trisula, dan senjata lainnya akan mampu meminimalisir segala bentuk tindak kriminal di negeri ini. 

Wallahu'alam.

Lombok Tengah, 090723

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun