Semua keragaman, perbedaan yang ditetapkan kepada dunia dan termasuk kita yang ada di dalamnya, itu mutlak kehendak Allah SWT (sunnatuLlah). Maka hormati dan hargai perbedaan karena keindahan sang Pencipta ada pada keanekaragaman tersebut.
Mari kita yakini bahwa kemajemukan manusia, termasuk dalam hal iman, paham, dan agama, itu adalah keragaman (sunnatuLlah) yang mutlak. Tiada kepantasan bagi kita untuk tidak mematuhi sunnatuLlah tersebut.
Apakah anda pernah bertanya: "kenapa Allah SWT tidak menjadikan semua manusia beriman tanpa terkecuali, dan mejadikan manusia satu umat yang seragam?,,, Padahal Allah  dzat yang maha kuasa, tetapi Tuhan memilih tak menterjadikan itu dengan memberikan kebebasan kepada manusia untuk milih beriman atau kufur kepadaNya."
Coba kita perhatikan deretan ayat ini dengan teliti dan rasakan dengan hati.
Surat Hut ayat 118 yang artinya "jika Tuhanmu menghedaki, niscaya Allah SWT akan sangat bisa menjadikan manusia satu umat..."
Surat Yunus ayat 99 yang artinya "dan jika Allah SWT menghendaki, maka sungguh akan beriman semua yang ada di bumi ini. Apakah kamu hendak memaksa manusia hingga mereka semua mejadi beriman?"
Sudah jelaskah dengan memahami ayat tersebut, Allah SWT lah yang menghendaki kehidupan dunia ini berjalan dengan keragaman dan kemajemukannya.
Jadi segala kehendak Allah SWT yang diberikan kepada kita pada hakikatnya adalah berkat karunia dan rahmat-rahmatNya yang tak terbatas.
Coba kita renungkan, bahwa kemajemukan hidup ini adalah mutlak ketetapan yang telah dikehendakiNya. Hikmahnya adalah untuk menguji kita, siapa yang paling kokoh menggenggam tali Allah SWT dan RasulNya dan siapakah yang paling baik amal perbuatannya.
Wallahu a'lam bish shawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H