Innaa lil MUTTAQIINA Mafaazaa, artinya : "Sungguh orang yang bertaqwa itu PASTI Menang".
Al-Quran di dadaku
Al-Quran kebanggaanku
Ku Yakin yang bertaqwa pasti menang...
......
PSSI dan Spiritual Football
"Walaupun PSSI pernah GAGAL dan MENYERAH, tapi aku berdo'a agar PSSI menjadi TEAM yang GAGAL MENYERAH. Tidak masalah berapa gol engkau dikalahkan, tapi yang penting berapa kali engkau bangkit kembali dari setiap kekalahan untuk mencetak gol lebih banyak. Dan walaupun tidak demikian, maka kembali kepada Allah sudahlah cukup untuk menenangkanmu. Selamat berjuang. Tulisan ini kupersembahkan untukmu. Salam Gol !!!"
PSSI harus terus membenahi aspek spiritual yang berlangsung di dalam persepakbolaan Indonesia. Mengapa Demikian? Saya melihat ada beberapa aspek sederhana yang kalau dibenahi akan membuat keseimbangan yang signifikan dalam tubuh PSSI. Dan keseimbangan tersebut insya Allah akan menghasilkan prestasi yang dahsyat.
Berikut ini adalah Beberapa hal yang perlu diperhatikan yang berkaitan dengan di SAAT PERTANDINGAN BERLANGSUNG, yaitu:
1) Sebaiknya setiap pemain yang "merasa" dizalimi oleh wasit tidak usahlah protes, karena protes itu hampir tidak bisa mengubah keputusan wasit ,dan yang jelas "protes" bisa merusak hadiah yang akan dihadirkan Tuhan bagi team Indonesia. Dalam bahasa EPOS (Energi Positif) dan ENEG (Energi Negatif), maka seseorang yang dizolimi ia memiliki sebuah kebahagiaan tertunda yang segera hadir dalam hidupnya. Dengan syarat ia tidak berkeluh kesah atas kesusahannya itu. Dan Aksi Protes adalah bagian dari Aksi Keluh Kesah. Mengapa berkeluh kesah dapat membatalkan hadirnya kebahagiaan yang sesungguhnya? Sebab, kalau kebahagiaan itu sudah diambil lewat aksi protes, ia telah terlanjur bahagia yaitu "Bahagia karena berhasil protes", maka kebahagiaan yang sejati tidak jadi hadir karena "sudah keduluan" oleh kebahagiaan semu tersebut, yaitu kebahagiaan melakukan aksi protes.
2) Apalagi, sudah mah salah, dan menyakiti pemain lawan, lalu protes pula kepada wasit. Itulah sebuah praktek yang sedang mengundang kesialan (Eneg) dalam sebuah team.