Hal-hal yang saya sebut di atas hanya beberapa dari daftar panjang yang bisa kita buat berkenaan dengan "kehati-hatian" yang menjadi pesan utama dari RB lewat artikelnya.
Hal kedua yang bisa ditangkap dari kalimat "menulis dengan hati (-hati)" adalah menulis dengan hati (tanpa -hati dalam kurung). Ya menulis dengan hati. Sebuah pesan yang sangat indah dari RB untuk kita semua para kompasianer.
Bagi saya "menulis dengan hati" adalah inti dari pesan RB juga dari Nina melalui artikelnya masing-masing. Dalam definisi saya, menulis dengan hati adalah berusaha menuangkan ide atau gagasan dengan sebaik-baiknya dari sumber apapun gagasan itu muncul dengan didasari niat berbagi kebaikan. Kebaikan untuk diri penulisnya dan yang terpenting kebaikan untuk pembacanya. Ini berlaku untuk semua kategori baik fiksi maupun non fiksi.
Dan keduanya (Nina dan RB) sudah membuktikan dalam banyak tulisan mereka. Ini tidak sedang memuji karena saya tidak cukup kuat merumuskan kalimat-kalimat pujian. Saya hanya ingin mengulang, mengulang dan terus mengulang, mari kita menulis dengan hati. Dan tentu saja mencoba dan terus mencoba melakukaknnya.
Salam hormat untuk sahabat Kompasianer Ruang Berbagi dan Ibu Nina Sulistiati.
Bandung, Maret, 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H