Mohon tunggu...
Kang Win
Kang Win Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kebersamaan dan keragaman

Ingin berkontribusi dalam merawat kebersamaan dan keragaman IG : @ujang.ciparay

Selanjutnya

Tutup

Bola

Sawah Itu Bernama W-Four Ciparay FC

3 April 2021   08:00 Diperbarui: 3 April 2021   11:00 1119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adalah Edy seorang pesekbola masa lalu yang menjadi idola di kampung kami, Ciparay. Edy (alm) bukanlah nama besar dalam dunia sepakbola Indonesia. Ia hanyalah karyawan PT Pindad, sebuah BUMN Industri Strategis yang berpusat di Kiaracondong Kota Bandung. 

Pindad memiliki klub sepakbola anggota Persib (saat perserikatan) dan Edy menjadi salah seorang pemain andalannya

Edy menjadi idola di kampung kami, karena ia juga main untuk PS PESPA yang menjadi klub kebanggaan kampung kami. Sebagai "kampung bola" Ciparay memiliki beberapa klub lain selain Pespa, sebut saja misalnya PS Guntur yang secara usia jauh lebih tua dari Pespa. Guntur sudah ada sejak sebelum kemerdekaan, sedangkan Pespa baru eksis di dekade 70-an. 

Di samping itu banyak bertebaran tim-tim sepakbola remaja. PS Gelatik, FCC. Vocsay dan Palbar adalah beberapa tim remaja yang cukup menonjol di era 80-an. Saat ini baik Pespa maupun Guntur sudah hampir tidak kelihatan eksistensinya. Namun nama Edy tetap ada dalam catatan sepakbola Ciparay.

Awal tahun 80-an Edy resign dari Pindad karena terpilih sebagai Kepala Desa Pakutandang Kec. Ciparay Kab Bandung. Di desa inilah terletak Lapangan Barujati yang menjadi home base bagi klub-klub yang ada di Ciparay. Dalam kapasitasnya sebagai Kepala Desa, Edy sangat berperan banyak dalam membangkitkan kembali persepakbolaan di Ciparay.

Akhir dekade 80-an, persepakbolaan Ciparay mulai bernapas kembali dengan lahirnya SSB (PS) Planet yang diinisiasi dan dikomandoi oleh Haji Ee, seorang keturunan Tionghoa adik kelas saya di SMP. Pengorbanan besar baik moriil maupun materil dari Haji Ee tidaklah sia-sia. Ratusan anak-anak setiap tahunnya bergiliran menjadi siswa SSB Planet. 

Beberapa kali Tim Planet berhasil mencapai prestasi tinggi dalam kompetisi kelompok usia tingkat nasional. Sementara itu Tim Usia Muda Under 23 cukup eksis dalam percaturan sepakbola di Jawa Barat. Lewat Tim itu  kemudian anak-anak Planet bisa menyebar masuk ke Tim-tim Kabupaten/Kota dalam beberapa kali PORDA Jabar.

Dari sekian banyak bocah-bocah Planet menyeruaklah satu nama yang cukup fenomenal untuk ukuran kampung kami. Dialah Wildansyah yang kini main untuk Borneo FC. Bagi kami Wildansyah cukup fenomenal, karena meski dia bukan yang pertama dari kampung kami yang bisa menembus skuad senior Persib Bandung, ia sampai sekarang masih eksis sebagai pemain papan atas di Liga 1.  Wildansyah berhasil menembus squad Persib setelah sebelumnya menjadi bagian dari Persib Junior. Tercatat 2 kali ia keluar masuk Persib. Selain Persib dan Borneo FC, ia juga pernah jadi bagian dari Pelita Bandung Raya (sebelum berganti nama jadi Madura United) dan Sriwijaya FC, Tim elit lainnya di Liga Indonesia.

Kiprahnya di Persib itu mengikuti jejak Cucu Hidayat dan Edi Hafid Murtadlo, 2 pesepakbola asal Ciparay yang lebih dulu sukses menjadi pemain Persib di era 2000-an.

Wildansyah adalah pemain dengan posisi spesialisasinya back. Ia bisa perankan center back dan bek kanan dengan sama baiknya. Melihat cara bermain Wildansyah, mengingatkan saya kepada Edy sang legenda kami yang merupakan ayahanda dari Wildansyah. Wildansyah adalah duplikat dari sang ayah. Pada zamannya, Edy juga bermain sebagai center back. Ia main dengan teknik dan visi sepakbola modern, sesuatu yang langka pada zamannya.

Wildansyah adalah satu di antara warga Ciparay yang bisa mentas di kancah sepakbola nasional. Selain Cucu Hidayat dam Edi Hafid Murtadlo,  beberapa nama lainnya bisa disebut antara lain Iman Faturahman yang bermain di PS Bandung Raya kemudian PS TNI, keduanya merupakan klub Liga 1. Juga Rudiyana mantan striker Persib yang sempat menjadi bagian dari PSS Sleman dan PSIS Semarang.

Sukses di kancah persepakbolaan nasional tidak membuat Wildansyah lupa pada kampung halaman. Ia mendirikan SSB W-Four di Ciparay, melanjutkan kiprah SSB Planet. Nama W-Four mengingatkan pada nomor punggung kesayangannya saat membela Persib yaitu 4. Persib adalah mimpi dari para pesepakbola Jawa Barat. Persib pulalah yang menjadi sumber motivasi dari ratusan bocah-bocah cilik laki-laki dan perempuan untuk mengasah keterampilan bermain bola di SSB W-Four.

Awal tahun ini SSB W-Four merger dengan Ciparay FC menjadi W-Four Ciparay FC dengan dikomandoi oleh Eko Dermawan sebagai Ketua Umum klub. W-Four Ciparay FC secara bertahap merambat untuk menjadi klub yang dikelola dengan manajemen profesional. Menurut Media Officer W-Four Ciparay FC Iqbal Ahmad Naufal,  pembinaan bakat-bakat usia dini tetap menjadi konsen W-Four Ciparay FC melalui SSB yang dimilikinya di bawah arahan  pelatih Toni Subagja sebagai Kepala SSB. Saat ada 248 anak tercatat sebagai siswa SSB. Wildansyah kerap terjun langsung dalam sesi latihan SSB. Aufal, panggilan akrab sang media officer mengatakan bahwa Wildansyah yang saat ini sudah menyandang sertifikat kepelatihan Lisensi C AFC juga kerap hadir menularkan ilmunya kepada para pelatih yang menangani SSB di sela-sela aktifitasnya sebagai pemain Borneo FC Samarinda.

Selain Wildansyah, SSB W-Four Ciparay FC juga didukung oleh Rudiyana mantan striker Persib, PSS dan Persis Solo yang juga sudah memegang Lisensi C AFC. Guna meningkatkan kualitas SSB beberapa pelatih lain saat ini sedang proses untuk mengikuti Kurus Lisensi C AFC. Workshop kepelatihan juga kerap diadakan dengan mengundang istruktur dari PSSI.

Aufal juga mengatakan bahwa selain SSB, W-Four Ciparay FC membentuk squad untuk diterjunkan dalam kompetisi resmi PSSI. Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan kepada bakat-bakat terpilih dari alumni SSB pada khususnya untuk merasakan iklim kompetisi resmi di bawah PSSI. Benih-benih pesepakbola berbakat akan terus disemai di sawah yang bernama W-Four Ciparay FC.

Dengan cara ini diharapkan akan muncul wildansyah-wildansyah baru yang menyemarakan khazanah persepakbolaan nasional. Keberhasilan melahirkan pesepakbola-pesepakbola andal level nasional akan menambah deretan nama pesepakbola sukses asal Cipatay. 

Ini juga akan melengkapi kebanggaan Ciparay di bidang olahraga nasional, seperti ditorehkan cabang bola voli dan bulutangkis yang telah melahirkan beberapa pemain nasional. Semoga ...... >|

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun