Mohon tunggu...
Kang Win
Kang Win Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kebersamaan dan keragaman

Ingin berkontribusi dalam merawat kebersamaan dan keragaman IG : @ujang.ciparay

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mengenal Lalapan Buah yang Digemari Urang Sunda

1 April 2021   00:15 Diperbarui: 1 April 2021   00:37 7209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita pasti setuju, Ranti adalah nama yang indah untuk seorang wanita. Tapi tahukah kita bahwa ranti terkait dengan leunca, nama lalapan buah yang digemari orang Sunda. Tapi anehnya ranti adalah nama yang jarang digunakan untuk perempuan Sunda. Ranti adalah nama lain untuk leunca di sebagian wilayah Nusantara. Sedangkan solanum nigrum adalah nama latinnya.

Tomat, mentimun, jengkol dan petai serta terong pasti semua orang mengenalnya. Leunca? Mungkin banyak yang tahu terutama orang Jawa Barat. Tapi bagaimana dengan takokak,  buah Loa dan tongtolang? Mungkin tidak banyak yang mengenalnya.

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa lalab (lalapan) merupakan bagian dari budaya Sunda. Dalam budaya Sunda lalapan bukanlah sekedar pemanis piring makan atau penghias piring lauk pada saat seorang chef melakukan plating hasil masakannya. Lalapan menjadi bagian penting dari menu makan khas Sunda. Per definisi lalab (lalapan) adalah sayuran yang dimakan dalam keadaan segar (mentah) sebagai salah satu teman makan nasi.

Maka bagi banyak orang memahami lalapan itu sebagai sayuran yang dimakan mentah. Itu betul. Tapi tahukah anda bahwa sayuran yang menjadi lalapan ada yang berjenis buah.  Semua yang saya sebut di atas adalah jenis buah yang menjadi lalab (lalapan).

Tomat, Terong, Leunca dan Takokak

Keempatnya masih satu keluarga dari keluarga "solanum".

Tomat  (solanum lycopersicum) adalah buah yang banyak manfaat dan kegunaannya. Sebagai buah, tomat memiliki kandungan vitamin c yang cukup tinggi. Ketika mengalami mulut sariawan atau panas dalam, tomat menjadi salah satu buah yang dicari untuk mengurangi gejala yang dirasakan. 

Dalam hal makanan, tomat menjadi pilihan utama pemanis piring makan selain daun selada bokor. Tomat juga menjadi salah satu jenis bahan yang digunakan untuk bumbu masakan. Adapun tomat yang biasa dimakan sebagai lalapan umumnya adalah tomat muda. Dalam basa Sunda tomat muda ini disebut dengan "kemir".

Mentimun, timun atau ketimun (Cucumis sativus) hampir sama dengan tomat dalam posisinya sebagai lalab (lalapan). Hampir semua orang di negara kita menyukainya.

Terong (solanum melongena). juga merupakan "buah" yang dikenal banyak orang di Indonesia khususnya terong jenis besar yang biasa diolah jadi masakan. Terong jenis ini yang paling banyak dikenal adalah jenis terong ungu. Selain terong ungu ada jenis lain yang biasa diolah jadi masakan yaitu terong putih. 

Terong putih ada yang bentuknya bulat dengan diameter bisa mencapai 8 cm dan yang silindris memanjang yang dikenal sebagai terong putih jepang. Selain itu ada terong putih yang memanjang seperti terong ungu. Jenis yang terakhir ini di masyarakat Sunda biasa disebut juga dengan (maaf) "terong kontol sapi".

Lalu jenis mana yang biasa dimakan sebagai lalapan. Bukan jenis-jenis terong yang saya sebut di atas. Ada terong jenis lain yang menjadi terong lalap yaitu terong bulat tapi berukuran kecil kurang lebih seukuran bola pingpong.  Terong jenis ini warnanya ada yang hijau (menjadi kuning saat matang) dan yang berwarna ungu.

Leunca atau ranti (solanum ningrum) bentuknya bulat kecil dengan diameter sekitar setengah centi. Leunca mengandung banyak air seperti tomat. Warnanya hijau dan berubah jadi hitam saat telah matang. 

Tanaman leunca termasuk jenis palawija seukuran dengan tanaman cabai atau lombok. Berbeda dengan cabai atau lombok yang menjadi tanaman penting dalam kelompok palawija  yang ditanam secara masal dalam suatu areal pertanian, leunca hanya merupakan tanaman pelengkap. 

Meskipun demikian leunca bisa ditemukan di seluruh pasar tradisional di Jawa Barat. Di luar Jawa Barat, leunca bisa ditemukan di supermarket yang menjual sayuran.

Takokak (solanum torvum) mungkin hanya dikenal di Jawa Barat. Meskipun tidak sefamilier orang Jawa Barat, di beberapa daerah takokak dikenal dengan nama terong pipit, terong pokak serta rimbang. 

Buahnya sedikit lebih besar daripada leunca. Buahnya berwarna abu-abu muda dan berubah menjadi putih saat sudah matang. Isi daleman buah takokak sama persis dengan terong. 

Daun takokak juga sama persis dengan terong. Bedanya takokak tumbuh lebih tinggi dari terong, bisa mencapai sekitar 2-3 meter.

Bua Loa dan Tongtolang

Loa (ficus racemosa) atau dikenal juga dengan buah lo, buah ara serta elok  termasuk buah yang langka untuk jaman sekarang ini. Pohon loa termasuk pohon jenis kayu yang biasanya tumbuh di punggir sungai atau tempat-tempat lainnya yang dekat dengan sumber air. Karena karakteristik akarnya yang kuat, saat ini pohon loa mulai dikembangkan oleh pemerintah untuk dijadikan pohon pelindung bagi kepentingan pencegahan tanah longsor. 

Yang khas dari pohon loa adalah buah loa tumbuh bergerombol menempel di batang dan cabang pohon, tidak seperti buah-buahan lain yang umumnya tumbuh dari bagian tunas. Buah loa bentuknya bulat seukuran terong lalap. Saat muda buah loa berwarna kecoklatan dan berubah menjadi merah saat sudah matang.

Yang hampir sama dengan buah loa dalam hal tempat tumbuhnya buah adalah nangka (artocarpus heterophyllus). Bedanya buah nangka memiliki semacam batang pada ujung atasnya yang nenghubungkan buah dengan batang, sedangkan buah Loa langsung menempel di batang. 

Buah nangka yang baru muncul beberapa hari (panjang buahnya baru sekitar 5 cm) biasa disebut "tongtolang". Tongtolang ini sengajak dipetik dari pohon guna mengurangi kepadatan jumlah buah yang tumbuh. Tujuannya agar buah nangka yang tersisa bisa tumbuh maksimal. Tongtolang yang dipetik dari pohon inilah yang kemudian dimanfaatkan sebagai lalapan.


Jengkol dan petai

Jengkol dan petai masih berada dalam satu keluarga yaitu dalam kelas Magnoliopsida. Jengkol (Archidendron pauciflorum) dan petai (Parkia speciosa) memiliki ciri yang sama yaitu meninggalkan aroma yang khas ketika dimakan.

Kecuali buah loa dan tongtolang, selain dikonsumsi sebagai lalab (lalapan) semua buah sayur di atas bisa diolah menjadi aneka masakan lezat.  

Bagaimana rasa dari buah-buah sayur ini ketika dikonsumsi sebagai lalab (lalapan)? Diantara semuanya tomat dan mentimun yang mempunyai rasa yang enak saat dimakan. Tomat muda misalnya, rasanya kecut tapi memberi sensasi segar ketika dimakan. Sementara yang lainnya secara rasa tidak ada yang enak. Paling banter rasanya hambar seperti buah loa. 

Pada terong ada sedikit rasa peuheur (getir), bahkan ada yang betul-betul getir (peuheur pisan).Yang ini biasa disebut "terong peuheur". Jangan salah, meskipun rasanya sangat getir, banyak orang yang menyukainya terutama dari kalangan orang tempo dulu yang sudah berusia senja. 

Saya termasuk penggemar jenis terong peuheur ini. Peuheur (getir) juga menjadi rasa yang khas dari takokak, jengkol dan petai. Sementara itu tongtolang rasanya kesed (seperti rasa salak muda).

Sayuran yang rasanya pahit dan buah sayur yang rasanya kesed dan peuheur (getir) adalah bagian dari kehidupan masyarakat Sunda.

Kalau rasanya tidak enak, kenapa disukai?

Kemir (tomat muda) biasanya dipetik ketika usia tanamannya sudah maksimal sehingga buahnya tidak diharapkan matang maksimal. Nah daripada terbuang percuma lebih baik dimanfaatkan sebagai lalapan atau bahan bumbu masak. Terong (kecuali terong besar) dan leunca bukanlah tanaman penting dalam kelompok palawija. Ia hanyalah tanaman pelengkap di areal palawija. Kadang-kadang tumbuh dengan sendirinya tanpa sengaja ditanam. 

Apabila ditemukan anakan tanaman-tanaman ini daripada dibuang, ditempatkanlah sebagai pengisi bagian lahan yang tidak tertanami tanaman pokok. Hasilnya bisa dimakan antara lain sebagai lalapan, bahkan bisa dujual sebagai komoditi yang bernilai ekonomi lumayan. Takokak bahkan tidak pernah ada ceritanya orang menanam dan merawat takokak. Jika sudah terlanjur ada dibiarkan saja tumbuh dan berbuah, toh buahnya nanti bisa untuk lalapan. 

Demikian juga dengan buah loa dan tongtolang. Buah lola sebagian besar terlanjur matang di pohon dan terbuang, meski saat ini ada yang menjual buah loa secara online dengan klaim "buah yang masih satu keluarga dengan buah tin". Sebagian orang memetik yang masih muda untuk jadi coel sambel (lalapan). Tongtolang harus dipetik untuk tujuan yang lebih besar yaitu membuat buah yang tersisa bisa tumbuh maksimal. Daripada terbuang, jadilan tongtolang sebagai lalapan.

Karuhun orang Sunda mengajarkan sebuah kearifan "sasieureun sabeunyeureun tangtu aya gunana" . (Sekecil apapun pasti ada gunanya). Manfaatkanlah sekecil apapun yang ada dari apapun di sekitar kita, baik yang berwujud kasat mata maupun yang berupa nilai-nilai. Maka meski itu rasanya tidak enak bahkan peuheur (getir) buah-buah sayur itu tetap digemari sebagai lalapan.

Di luar masalah rasa, buah-buah itu juga dipercaya memiliki kandungan zat-zat yang sangat bermanfaaat bagi tubuh manusia baik berupa nutrisi, vitamin, anti oksidan dan lain-lain.

Ini mungkin yang jadi rahasia kenapa diabetes melitus jauh dari kehidupan orang Sunda. Bagi orang Sunda, cukup senyuman saja yang manis, gula darah tidak harus ikut-ikutan manis.

Meski bukan hasil penelitian ilmiah, tapi secara empirik saya menyaksikan di kalangan keluarga dan teman dekat, mereka yang terkena diabetes umumnya yang tidak suka sayuran yang rasanya pait atau peuheur (pahit atau getir).

Itulah informasi sepintas tentang lalapan buah yang digemari orang Sunda. Silakan mencobanya ketika menikmati menu masakan khas Sunda dan dapatkan sensasinya yang luar biasa .......>|

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun