Air Mata Senja
Kabut pagi belum lagi berpendar ketika tegukan terakhir kopi hangat melewati tenggorokan
Ransel kain lusuh sudah bertengger di punggung, dikenakannya topi laken kesayangan
Meluncurlah Honda CB 100 warna biru menembus kabut
Mentari mulai menyinari hamparan daun kentang yang mulai menguning
Menjadi tanda dalam hitungan hari siap untuk dipanen
Dirogohnya tanah di satu rumpun, dihitungnya jumlah umbi
Wajah berseri tanpak seketika
Terbayangkan berapa banyak hasil panen akan didapat
Dari ujung terjauh dipandanginya seluruh hamparan
Kini mata nanar yang tampak
Ada kegundahan dalam dirinya
Di senja usianya kini
Adakah nanti anak keturunnya yang bersedia meneruskan perjuangannya
Hanya linangan air mata yang jadi jawabannya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H