Dengan infrastruktur yang semakin baik kegiatan perekonomian masyarakat terus meningkat (meski saat ini harus terpuruk akibat pandemi covid-19).
Hal-hal itulah yang kemudian Kabupaten Bandung bisa berhasil mencatatkan IPM (indeks pembangunan manusia) yang terus meningkat dan ratio gini yang terus menurun.Â
IPM adalah indikator penting untuk mengukur keberhasilan upaya membangun kualitas hidup manusia (dalam hal ini masyarakat/penduduk). IPM diperkenalkan oleh UNDP (United Nations Depelovment Programme) pada tahun 1990. Sedangkan Koefisien Gini Ratio adalah indikator yang menunjukkan tingkat pemerataan pendapatan. Semakin rendah koefisien gini ratio, semakin baik tingkat pemerataan pendapatan.
Dari uraian singkat di atas, penulis melihat terdapat tantangan baru dalam pembangunan di Kabupaten Bandung yang menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi kepala daerah  dan wakil kepala daerah hasil pilkada serentak tahun 2020.Â
Pandemi covid-19 harus menjadi isu sentral dalam visi misi pasangan calon. Bupati dan Wakil Bupati dituntut untuk mampu membawa rakyat Kabupaten Bandung terlepas dari jerat pandemi covid-19. Efektivitas dan optimalisasi program jaring pengaman sosial dan penyelematan aktifitas ekonomi produktif harus menjadi titik perhatian utama.
Di luar itu, pembangunan kualitas manusia harus terus menjadi perhatian. Meningkatnya permohonan perceraian yang konon terjadi sebagai dampak dari pandemi covid-19 menunjukkan pentingnya pembangunan kualitas hidup manusia dalam berbagai aspek, termasuk pembinaan anak dan remaja. Hampir sepertiga penduduk Kabupaten Bandung adalah anak dan remaja.
Sampai di sini, tanpa bermaksud menonjolkan gender, penulis sekali lagi melihat bahwa saatnya sosok perempuan bisa meminpin pembangunan di Kabupaten Bandung. Penulis membayangkan salah satu dari kedua perempuan ini bisa melenggang ke kursi Bupati. Tidak sekedar mejadi kepala daerah tapi lebih dari itu menjadi “Indung Bandung'. Indung adalah kata dalam basa Sunda yang berarti ibu bagi anak yang dilahirkannya.
Indung memiliki makna yang lebih dalam dari sekedar perempuan yang melahirkan anak. Indung adalah sosok sentral dalam spiritual urang Sunda yang menjadi lambang kehidupan, kesuburan dan ketentraman.Â
Ketinggian spiritualitas tidak bisa hanya dengan membaca dan melaksanakan pesan-pesan Tuhan secara tekstual, tapi harus diimbangi dengan menebarkan pesan-pesan Ilahiyah melalui model-model kemanusian. Ini dicerminkan oleh sosok indung yang senantiasa berupaya sebaik-baiknya bagi terbentuknya manusia unggul yang bertakwa. Indung tidak pernah berlaku egois, dia menemukan kebahagian hidupnya di kebahagian manusia lainnya.
Di tengah kondisi darurat seperti pandemi covid-19 ini, dimana kemiskinan dan kesulitan lain mengancam kelangsungan hidup, indung dan anak-anak adalah yang paling rentan menjadi korban. Namun diyakini sosok indung lebih mampu bertahan dan bangkit daripada kaum pria. Naluri alamiah untuk menjaga dan melindungi anak-anak membuat mereka mempu mengalahkan segalanya.
Namun sangat tidak mudah bagi Teh Yena (Yena Iskandar Ma'soem) dan Teh Nia  (Kurnia Agustina) untuk mulus berjalan ke arah kursi bupati. Ada pasangan Dadang Supriatna – Syahrul Gunawan yang siap menghadang. Tidak main-main.Â