Mohon tunggu...
Kang Win
Kang Win Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kebersamaan dan keragaman

Ingin berkontribusi dalam merawat kebersamaan dan keragaman IG : @ujang.ciparay

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Teruslah Menulis yang Penting, Bukan yang Penting Menulis

9 Agustus 2020   13:00 Diperbarui: 9 Agustus 2020   15:49 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak bergabung di Kompasiana, membuka Kompasiana menjadi kegiatan penting saya selepas ibadah subuh. Kopi dan Kompasiana menjadi kombinasi penting menyambut matahari pagi.Bagi penikmat kopi seperti saya, kopi itu ibarat sahabat sejati. Dia menghangatkan ketika dingin, menemani ketika sepi menyegarkan ketika penat. Dan yang paling penting, dia menghasilkan ketika bisnis lain mentok.

Sedangkan Kompasiana, menjadi kawan seiring kapanpun dan di manapun saya berada selama handphone dikandung baju. Eh maaf maaf, bukan dikandung tapi di kantung baju.

Kopi dan Kompasiana juga menjadi sajian penting menyambut waktu istirahat malam. Dengan secangkir kopi di subuh dan malam hari, belasan artikel bisa saya baca dengan seksama.

Bagi saya membaca dengan seksama adalah hal penting dalam berkompasiana. Selain membaca artikelnya, saya selalu sempatkan membaca komentar-komentar dari Kompasianer lain. Selain mengasyikan, dengan itu saya bisa mendapatkan banyak beroleh manfaat.

Beberapa artikel yang pernah saya tulis terinspirasi dari hasil membaca artikel Kompasianer lain, baik dari artikelnya itu sendiri maupun dari komentar-konentar terhadap tulisan yang bersangkutan. Dan kalau di awal tulisan ini saya banyak mencantumkan kata "penting", itu karena tulisan ini terinspirasi oleh komentar yang diberikan Pak Katedrajawen terhadap artikel Mbak Fatmi Sunarya yang berjudul "Satu Tahun di Kompasiana" tayang 8 Agustus 2020. Kepada beliau berdua saya mohon ijin untuk menjadikan itu sebagai bahan tulisan ini.

Dokpri
Dokpri
Dalam komentarnya Pak Katedrajawen antara lain menulis sebagai berikut : "Teruslah menulis yang penting, bukan yang penting menulis". Bagi saya komentar tersebut penting untuk dicermati. Sebuah komentar yang sederhana tetapi mengandung makna yang dalam.

"Menulis yang penting" dan "yang penting menulis" adalah dua hal yang menarik.

Bagi penulis pemula seperti halnya saya, diksi "yang penting menulis" adalah sesuatu yang penting untuk dilakukan. Sebagai penulis pemula, jangankan berpikir apa yang penting untuk ditulis, untuk menulis yang bagus pun belum tahu caranya. Maka terus saja menulis, menulis dan menulis. Meski untuk satu artikel saja harus diselesaikan dengan susah payah berdarah-darah. Hasilnya, parah dan tak jelas arah. Tapi ini adalah hal penting yang mau tidak mau harus dilalui oleh seorang penulis pemula seperti saya. Diksi "yang penting menulis" menjadi  penompa semangat dalam menulis.

Tentu itu bukan sesuatu yang harus terus dipertahankan menjadi "darah" bagi seorang penulis. Pada satu titik tertentu, entah kapan, saya harus meninggalkannya. Pada titik itu saya harus beralih kepada "menulis yang penting".

Tentu  itu bukanlah hal yang mudah bagi saya. Yang pertama tama, saya harus terlebih dahulu mendefinisikan apa itu "menulis yang penting". Bagi penulis "malas" seperti saya, urusan definisi-definisian menjadi masalah tersendiri. Saya termasuk penulis yang enggan cari-cari referensi text book. Karena itu pula saya tidak dapat mengungkapkan definisi "menulis yang penting" itu.

Namun karena keinginan kuat untuk keluar dari "yang penting menulis" dan masuk ke "menulis yang penting" maka saya mengambil "referensi" dari inspirasi dari pengalaman menjadi "pembaca". Dari situ saya mendefinisikan "menulis yang penting" itu sebagai aktifitas menuliskan sesuatu yang bisa memberikan manfaat bagi pembacanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun