Mohon tunggu...
Kang Win
Kang Win Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kebersamaan dan keragaman

Ingin berkontribusi dalam merawat kebersamaan dan keragaman IG : @ujang.ciparay

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hidup Bersahabat dengan Kabut

8 Juni 2020   16:52 Diperbarui: 9 Juni 2020   10:57 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi


Ini bukan cerita tentang kabut asap yang kerap menyita perhatian kita jika musim kemarau tiba. Kabut asap memang sangat menyita perhatian, karena pengaruhnya yang sangat besar bagi kesehatan dan juga mengganggu aktifitas kehidupan semisal terganggunya penerbangan.

Tulisan ini tentang kabut yang benar-benar kabut. Mengutif Wikipedia, kabut adalah uap air yang berada dekat permukaan tanah berkondensasi dan menjadi mirip awan. Kabut biasanya terbentuk karena hawa dingin membuat uap air berkondensasi dimana kadar kelebaban udara mendekati 100%.

Ada banyak jenis kabut, salah satunya adalah kabut lembah yaitu kabut yang sering terjadi di daerah pegunungan. Kabut jenis inilah yang akan saya ceritakan di tulisan ini.

Bagi kami yang hidup dan beraktifitas di dataran tinggi Bandung Selatan, bercengkrama dengan kabut adalah hari-hari kami.
Tempat tinggal saya memang tidak berada di dataran tinggi itu. Kami tinggal di Ciparay, sebuah kota kecamatan 24 km dari KM 0 Kota Bandung. Ciparay ini berhawa sejuk.

Sejak beberapa tahun terakhir, bersamaan dengan diperolehnya status “pengangguran”, waktu saya lebih banyak dihabiskan di desanya istri saya, 18 km jaraknya dari tempat tinggal kami sekeluarga. 

Beberapa tahun lalu Bapak Mertua meninggal dunia kemudian disusul Ibu Mertua enam bulan kemudian. Sepeninggal beliau berdua, saya kemudian menutuskan untuk lebih banyak tinggal disana merawat beberapa peninggalannya.

Desa itu bernama Sukapura berada di kecamatan Kertasari Kab. Bandung. Oh ya perlu saya ceritakan sedikit, berbeda dengan Ciparay, Kec. Kertasari ini mempunyai wilayah yang keseluruhannya merupakan dataran tinggi (900 mdpl – 2.300 mdpl). Areal lahannya sebagian besar berupa kawasan pertanian, perkebunan dan hutang lindung. Hasil utama pertanian dari daerah ini adalah kentang, kubis dan wortel. Sedangkan komoditi perkebunan yang terbesar adalah teh dan kopi.

Seperti layaknya dataran tinggi lainnya di negara kita, Desa Sukapura khususnya dan Kec. Kertasari secara keseluruhan berhawa dingin dengan temperatur rata-rata di bawah 20°C. Memang ada beberapa tempat yang berhawa sejuk, tidak sampai dingin. Pada saat-saat tertentu di beberapa tempat bahkan bisa mencapai 0°C sehingga menyebabkan munculnya embus es yang disebut ibun bajra. Tentang ibun bajra akan ceritakan di lain waktu.

Pada musim kemarau, hawa dingin akan semakin terasa menusuk kulit. Pada saat itulah ketika berada di rumah orang lebih banyak menghabiskan waktunya di depan perapian, baik berupa tungku kayu bakar ataupun membuat semacam api ungun. Bagi rumah-rumah tertentu yang kebetulan memiliki kahel, akan merasakan kenyamanan lebih. Kahel itu merupakan perapian yang dibuat khusus di dalam rumah untuk menghangatkan badan.

Nah pada musin kemarau inilah kabut menjadi sesuatu yang rutin menyapa setiap pagi. Pada musim kemarau itu, hampir tidak pernah terlihat fajar menyingsing. Kabut baru akan “peuray” (pelan-pelan menipis) sekitar jam 7 pagi.

Dengan kondisi itu, maka anak-anak sekolah yang belajar mulai jam 7 pagi mau tidak mau harus berangkat ke sekolah ketika kabut masih tebal. Apalagi kalau kita bicara para petani. Mereka harus berangkat ke kebun lebih pagi lagi daripada anak-anak sekolah. Hawa dingin sudah pasti akan menusuk-nusuk kulit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun