Mohon tunggu...
Kang Win
Kang Win Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kebersamaan dan keragaman

Ingin berkontribusi dalam merawat kebersamaan dan keragaman IG : @ujang.ciparay

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ngabuburit, Kenangan dan Pergeseran Makna

19 April 2020   08:40 Diperbarui: 21 April 2020   17:42 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membeli takjil. (Foto: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Saat ini masjid ditutup sementara, bukan karena korona. Tapi setelah renovasi terakhir pada deksde 80-an tadi, kini renovasi total kembali dilakukan atas inisiatif salah seorang jamaah yang sukses dalam bisnisnya. Dialah yang menjadi penyokong sebagian besar dana renovasi yang diperkirakan menghabiskan dana puluhan milyar itu.

Dulu, pada dekade 70-an masjid agung kami menjadi tujuan utama "ngabuburit". Halaman masjid yang luas menjadi pusat keramaian ngabuburit. Banyak "pedagang musiman" berjualan makanan takjil dan mainan anak-anak. 

Saya masih ingat, saya termasuk pedagang musiman itu, berjualan "manisan buah". Ketika ramadan berbarengan dengan musim buah mangga, kakak sulung saya memanfaatkan mangga dari pohon di halaman rumah, membuat "manisan mangga" dan saya menjajakannya di halaman masjid agung itu pada saat ngabuburit.

Oh ya, masyarakat sunda menyebut mangga itu "buah", jadi buah-buahan lain itu "bukan buah", tapi jambu, rambutan dll. Jadi kalo disebut "manisan buah" itu khusus merujuk ke buah mangga, tidak ke buah yang lain.

Istilah ngabuburit yang sekarang populer dan sudah menjadi kosa kata bahasa Indonesia, memang berasal dari bahasa Sunda. "Burit" dalam bahasa sunda menunjukkan waktu beberapa saat menjelang maghrib, menjelang malam tiba. Padanan kata yang paling pas dalam bahasa Indonesia adalah "senja". 

Imbuhan "nga" dalam bahasa Sunda menunjukkan kata kerja, seperti imbuhan "me" dalam bahasa Indonesia. Jadi kata dasar "burit" yang merupakan "kata sifat" dirangkai dengan imbuhan "nga" menjadi kata kerja majemuk "ngabuburit". Jadi ngabuburit berarti menunggu burit.  Secara istilah ngabuburit  bisa diartikan aktifitas menunggu waktu buka puasa.

Seperti disebutkan di atas, istilah ngabuburit sekarang sudah sangat populer dan menjadi kosa kata baku bahasa Indonesia. Istilah ngabuburit sekarang digunakan di mana saja di seluruh Indonesia, seluruh lapisan masyarakat. Konsekuensinya, ngabuburit terpaksa harus mengalami pergeseran makna yang cukup signifikan.

Di zaman dulu, ngabuburit betul-betul merupakan aktifitas menunggu waktu berbuka puasa. Ngabuburit dilakukan dalan hitungan waktu yang relatif singkat. 

Anak-anak pergi ngabuburit, setelah selesai mengaji yang biasa dilakukan sore hari setelah sholat ashar. Jadi praktis aktifitas ngabuburit itu dimulai sekitar jam 4-an sore paling siang, dan umumnya anak-anak dan remaja. Jarang ditemukan kalangan orang tua "ikut" ngabuburit.

Pada era sekarang, aktifitas yang berlabelkan ngabuburit bahkan bisa dilaksanakan sejak pagi hari. Beberapa merek rokok termasuk yang paling rajin menyelenggarakan acara ngabuburit. Juga beberapa program TV. Rupanya, label ngabuburit telah menjadi magnet tersendiri bagi kepentingan komersial bisnis.

Itulah sekelumit tentang ngabuburit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun