Mohon tunggu...
Uwes Fatoni
Uwes Fatoni Mohon Tunggu... Relawan - Peneliti kajian komunikasi, media, jurnalistik dan Islam Indonesia

Peneliti kajian komunikasi, media, jurnalistik dan Islam Indonesia. Pernah mengunjungi Amerika Serikat sebagai visiting Researcher di (UCSB (University of California at Santa Barbara) Amerika Serikat. Pengalaman menunaikan ibadah Haji Tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengunjungi Columbia University

20 Maret 2014   17:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:42 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Kota New York terdapat salah satu universitas yang masuk dalam Ivy League, atau 8 universitas terbaik di Amerika, yaitu Columbia University. Kampusnya terletak di Manhattan, pusat kota New York. Kebetulan saya tinggal di apartemen yang letaknya hanya 10 menit jalan kaki ke kampus ini. Setiap hari saya jalan-jalan melewatinya dan terkesan dengan bangunan perpustakaannya yang megah.

Di seluruh universitas Amerika bangunan yang paling luas dan paling megah adalah perpustakaan. Perpustakaan menjadi tempat nyaman mahasiswa  untuk nongkrong, berdiskusi atau berkontemplasi dengan bacaan buku. Kampus menyediakan ribuan buku yang bisa diakses dengan mudah oleh mahasiswa dan juga dosen. Jadi wajar perpustakaan menjadi bangunan megah. Bandingkan dengan kampus di Indonesia, perpustakaan menjadi gedung museum berdebu, dikunjungi tatkala butuh referensi tugas akhir. Bangunan perpustakaan kalah dibandingkan bangunan rektorat. Padahal penghuni gedung rektorat hanya  segelintir orang.

Selama 2 minggu saya tinggal di New York, saya baru menyadari bahwa Columbia University pernah meluluskan Azyumardi Azra, Direktur Pascasarjana UIN Jakarta. Ia sebelumnya pernah menjadi rektor selama dua periode. Azra pernah belajar di kampus ini mengambil S2 jurusan Budaya Timur Tengah dengan beasiswa dari Fullbright. Ia kemudian meraih beasiswa bergengsi "Columbia President Fellowship" dan kembali mengambil S2 di jurusan berbeda, jurusan sejarah dan berlanjut sampai S3 di jurusan yang sama. Disertasinya yang mengangkat tentang jaringan ulama timur tengah dan nusantara "The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian ‘Ulama ini the Seventeenth and Eighteenth Centuries" diganjar penghargaan sebagai disertasi terbaik. Ketika membaca buku tulisan disertasinya saya tidak melihat satu pun tulisannya tentang tempat-tempat wisata di New York. Tidak ada cerita tentang Times Square, patung liberty, Rockefeller center dll. Saya tidak tahu apakah ia saat itu benar-benar fokus kuliah sehingga tidak memberikan dirinya kesempatan untuk cuci mata di kota big apple itu, atau ia memang sengaja tidak cerita. Columbia University hanya sekitar 20 menit dari tempat-tempat wisata tadi dengan naik subway.

Tamat dari Columbia University Azra pernah menjadi visiting research di Harvard University, kemudian dosen tamu di Philipina dan beberapa kampus lainnya di dunia. Karena ketekunannya ketika kuliah ia kemudian menjadi sangat produktif dalam menghasilkan karya. Contoh tulisannya yang sampai sekarang masih bisa dinikmati adalah Resonansi di Republika satu minggu sekali hadir menyapa.

Columbia university juga kampusnya artis banyak gaya kita, Cinta Laura. pendendang lagu "becek, gak ada ojek" ini  kabarnya sedang mengambil kuliah di CU  jurusan politik. Saya sendiri tidak pernah bertemu atau sengaja ingin menemui atau menghubunginya. Awal Maret lalu CL diberitakan ikut hadir di perhelatan Piala Oscar Hollywood California. Tentu saja bukan sebagai tamu undangan, tapi hanya turis yang ingin foto selfie. Namun, infotainment kita mengeksposnya seolah-olah ia orang sukses di acara bergengsi tersebut. Setelahnya saya tidak lagi mendengar kabar CL. Mungkin ia sedang tekun di perpustakaan kampus seperti mahasiswa S1 Amerika lainnya.

Mahasiswa Amerika itu sangat kuat dalam belajar, karena tuntutan tugas dari dosen yang sangat banyak. Dari hari Senin sampai Jum'at mereka sangat tekun membaca buku di perpustakaan, berdiskusi dengan teman sekelas atau berkonsultasi dengan mahasiswa. Akhir pekan, Malam Sabtu-Minggu, buku-buku tersebut mereka simpan di lemari. Mereka berpesta pora, mabuk, terkadang menggunakan obat-obatan. Malam senin, mahasiswa itu kembali menjadi orang-orang zuhud, membaca lagi buku, mengerjakan tugas. Siklus ini terus berputar.

13952858031890587801
13952858031890587801

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun