Mohon tunggu...
Uwes Fatoni
Uwes Fatoni Mohon Tunggu... Relawan - Peneliti kajian komunikasi, media, jurnalistik dan Islam Indonesia

Peneliti kajian komunikasi, media, jurnalistik dan Islam Indonesia. Pernah mengunjungi Amerika Serikat sebagai visiting Researcher di (UCSB (University of California at Santa Barbara) Amerika Serikat. Pengalaman menunaikan ibadah Haji Tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kontribusi Umat Islam pada Amerika

28 Maret 2014   17:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:21 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang menyangka ternyata Islam memiliki peranan yang cukup signifikan dalam perjalanan hidup negara Amerika. Dari mulai sebelum penemuan Amerika oleh Colombus, peta perjalanan yang digunakan Colombus untuk datang ke tanah bangsa Indian ini tahun 1492, dukungan perjuangan kemerdekaan Amerika Serikat dari Koloni Inggris tahun 1776, perkembangan masyarakatnya pada abad ke-18 sampai sekarang. Demikian juga pengaruh Islam pada penamaan kota yang terinspirasi salah satunya oleh kota Madinah zaman Nabi, juga pengaruh Islam pada makanan dan minuman serta arsitektur bangunannya termasuk gedung WTC yang dibom oleh teroris berkedok Islam tahun 2001 silam.

Saya mulai menemukan mozaik fakta-fakta ini ketika menelusuri literatur tentang Islam dan Amerika terutama buku karya Anouar Majid "Islam and America: Building a Future without Prejudice" terbitan tahun 2012 lebih khusus bab How Islam Shaped America. Awalnya saya tidak percaya dengan fakta-fakta tentang kontribusi umat Islam tersebut, namun setelah menelusuri kembali dengan bantuan Google maps untuk lokasi-lokasi yang dianggap dipengaruhi Islam dan juga membandingkan dengan beberapa sumber, buku dan literatur yang lain saya mulai yakin bahwa Amerika berhutang jasa kepada umat Islam.

1. Colombus dan Pengaruh Ilmuan Muslim

Menurut Anouar Majid (2012) Christopher Colombus ketika menemukan Amerika terpengaruh oleh penemuan diameter bumi oleh Astronom muslim bernama Abu al-Abbas Ahmad al-Farghani atau di Eropa dikenal sebagai Alfaraganus. Colombus menyatakan "I found myself in agreement with Alfraganus". Ia juga mempelajari peta lengkap bumi (Tabula Rogeriana) dalam Al-Kitab al-Rujari (The Book of Roger) karya Abu Abdullah Mohamed al-Idrisi yang ditulis tahun 1145 dan 1153 di Palermo. Buku ini ditulis hasil riset dengan funding Raja Sicilia Roger II. Selain itu juga Colombus menggunakan peta-peta yang digunakan pedagang-pedagang muslim dan buku yang berjudul Akhbar az-Zaman karya Abul Hassan Al Mashudi. Al Mashudi adalah ahli geografi dan intelektual muslim yang terkenal saat itu.

Colombus memutuskan untuk melakukan perjalanan ke bagian barat ketika ia melihat negara-negara di bagian timur Eropa sedang berkecamuk perang Salib antara umat kristen dan muslim. Awalnya Colombus berencana hendak menemukan India dengan rute yang berbeda. Ketika ia sampai di tanah Amerika, ia melihat penduduk asli dan namakan mereka Indian. sampai sekarang penduduk Asli Amerika disebut Indian karena kesalahan Colombus saat itu.

Keberhasilan perjalanan Colombus ini tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu pengetahuan Eropa yang saat itu mulai bersentuhan dengan dunia Islam. Saat itu Islam sedang dalam masa kegemilangannya. Bahasa Arab menjadi bahasa Lingua Franca, bahasa yang banyak dipakai oleh para ilmuan Timur Tengah.

Ketika orang-orang Eropa melakukan serangan dalam perang salib perilaku mereka seperti orang brutal, sangat barbar dan penuh dengan kekerasan. Orang Eropa saat itu digambarkan oleh Al-Masudi, seorang Ahli Geografi Arab sebagai orang yang tinggal di sebelah utara laut Mediterania yang fisiknya terlihat lemah karena kekurangan sinar matahari. Ketika pasukan salib itu melihat kemajuan negara-negara Islam mereka terpesona.

Jonathan Lyon dalam bukunya House of Wisdom : How the Arabs transformed the Western Civilization (2009) menceritakan seorang ilmuan Inggris bernama Adelard of Bath berkunjung ke Antioch (Kota Antakya di Turki sekarang) ia melihat budaya Arab berkembang pesat. Mereka telah menemukan Astrolobe, abacus (sempoa atau alat berhitung), ilmu astronomi (perbintangan), matematika (disebut juga sebagai "a dangerous saracen magic" atau sihir berbahaya orang Islam) dan sistem penomoran Hindu-Arab dengan angka nolnya. Orang Eropa saat itu  belum mahir berhitung. Mereka masih kesulitan menggunakan matematika karena masih menggunakan angka romawi yang tidak mengenal angka nol.
Adelard lalu banyak belajar kepada ilmuan muslim. Namun kemajuan ilmunya membuat ia takut untuk kembali ke Eropa karena di sana pemikirannya dianggap liberal (saat itu pengetahuan Islam dianggap liberal bertentangan dengan akidah kristen). Ia pun senang tinggal di negara muslim sampai akhir hidupnya dan menyatakan "The Arabs were my masters" (orang Arab adalah guru saya).

Ilmuan Latin kemudian mulai mempelajari bahasa Arab di "Studia Arabum" Spanyol. Mereka menerjemahkan, mengomentari, dan mengekspor pengetahuan dalam bidang kedokteran, pertanian, musik, masakan, dan sastra sampai masuk ke negara-negara Eropa lainnya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Eropa inilah yang kemudian mempengaruhi Colombus untuk bisa melakukan perjalanan jauh dari Spanyol ke tanah harapan (The dream land) Amerika. Sayang fakta tentang kontribusi umat Islam bagi kemajuan Eropa dan umat manusia saat ini masih disembunyikan oleh ilmuan barat. Mereka takut, mengakui bahwa pada masa kegelapan mereka (dark age) sebetulnya umat Islam sedang dalam masa keemasan (golden age).

2. Dukungan Negara Islam untuk Kemerdekaan Amerika

Muslim Maroko memainkan peranan penting dalam masa-masa kemerdekaan Amerika tahun 1776, Hal ini disampaikan oleh Presiden Barack Obama dalam pidato terkenalnya di Kairo Mesir tanggal 4 Juni 2009 silam. Maroko (saat itu masih kesultanan) adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Amerika, Tahun 1780 kongres Amerika menulis surat kepada Sultan Maroko mengucapkan terima kasih atas "setiap perlindungan dan bantuan yang telah diberikan kepada masyarakat Amerika kapan pun dan di manapun mereka berada".

George Washinton setelah terpilih sebagai Presiden Amerika tahun 1789 mengirim surat kepada Mohammed bin Abdellah, "Penguasa maroko" teman terbaiknya (Great and Magninamous Friend) mengucapkan terima kasih atas pertemanan bangsa Maroko dan menjanjikan kepada negara tersebut bahwa Amerika suatu waktu akan memberikan bantuan kepadanya. Washington mengatakan

"While I remain at the head of this nation, I shall not cease to promote every measure that may conduce to the freindship and harmony between Morocco and the United States and shall esteem myself happy in every occasion of convincing your Majesty of the high sense. I entertain of the Magninamity, Wisdom and Benevolence of your Majesty".

Menurut Jonathan Curiel dalam buku "Al' America: Travels through America's Arab and Islamic Roots (2008) ketika negara-negara Eropa saat itu mendukung Inggris (negara superpower saat itu) untuk kembali menguasai Amerika, justru negara muslim (Maroko) memberikan dukungan untuk kemerdekaan Amerika dengan adanya surat dari George Washington kepada Raja Mohammed ben Abdallah yang ditulis di Marraket tahun 1787.

3. Arsitektur Amerika Terinspirasi oleh Artistektur Muslim (termasuk WTC)

Bangunan arsitektur Amerika ternyata juga turut terpengaruh oleh arsitektur Islam. Anda yang pernah mengunjungi negara bagian Ohio pasti akan menemukan sebuah kota bernama Medina. Namanya sama dengan kota Madinah tempat kelahiran Nabi kan? Di Amerika sudah mafhum bahwa nama-nama dalam kitab Injil diberikan untuk nama anak, nama daerah dan nama kota. Tapi kenapa Elijah Bourdman, Seorang Pahlawan perang zaman Revolusi Amerika menamakan kota di Ohio ini dengan nama Medina, padahal dalam bible tidak ada kata Medina. kabarnya Bourdman terpengaruh dengan kisah yang menceritakan tentang sebuah kota yang maju dengan peradabannya, itulah kisah Nabi Muhammad di Madinah.


Banyak bangunan gaya moorish yang mempengaruhi bangunan di Amerika. Misalnya di Bridgeport Connecticut terdapat sebuah bangunan bernama Iranistan yang dibangun oleh Phineas Taylor barnum tahun 1848. Demikian juga dengan bangunan Fox Theater di Atlanta Georgia, Anda pasti akan menyangka bangunan theater tersebut adalah masjid, karena bangunannya lengkap dengan kubah dan ornamen khas masjid. Pengaruh yang sama juga bisa dilihat dalam bangunan Cape Girardeau di Tenggara Missouri di pinggir sungai Missisipi didirikan bangunan kecil tahun 1930 berbentuk seperti masjid.

Kalau Anda berkunjung ke New York ada bangunan bernama the New York City Center, dulu namanya adalah Mecca Temple (kuil Mekkah). Dan yang paling mengejutkan adalah bangunan World Trade Center di New York yang dibom oleh teroris mengaku muslim ternyata menara kembarnya dipengaruhi oleh arsitektur Moorish. Hal ini dikemukakan oleh Minoru Yamasaki (1921-1986) sang arsitek yang merancang bangunan WTC tersebut. Menurutnya ia terinsipirasi membangun dua menara WTC dari bangunan favorit dunia tahun 1960an dan 1970an yaitu Masjid Shah Iran di Isfahan dan Taj Mahal di India yang keduanya adalah bangunan milik umat Islam.

Ironis ternyata, bangunan yang diledakkan oleh teroris yang mengaku muslim pada 11 September 2011 itu ternyata terinspirasi oleh arsitektur Islam. Bahkan korban WTC itu sendiri sebagiannya adalah umat Islam berjumlah sekitar 358 orang (Jonathan Curiel "Al' America : Travels through American Arabs and Islamic Roots (2008). Jadi  perkembangan Amerika juga tidak bisa dilepaskan dari konstribusi umat Islam khususnya dalam Arsitektur bangunan.

4. Kopi, Es Krim Cone dan Makanan Halal

Anda senang dengan kopi, maka ketahuilah bahwa kopi itu adalah salah satu kontribusi umat Islam bagi peradaban dunia. Di Amerika ada satu toko kopi paling terkenal karena harganya mahal : Starbuck. Kalau ditelusuri ternyata kopi itu berasal dari budaya Islam. Anda pasti tahu kopi arabica, Kopi itu bukan berasal dari Arab, tapi berasal dari Ethopia.

Dulu kabarnya di Ethopia ada penggembala kambing yang melihat kambing-kambingnya segar bugar padahal mereka sudah berjalan jauh menaiki perbukitan untuk mendapatkan rumput segar. Ketika ditelisik ternyata kambing-kambing itu makan biji-bijian. Penggembala itu kemudian mencobanya dan ia merasa badannya segar. Lalu ia pun meramunya menjadi minuman.

Dari Afrika kopi ini menyebar ke negara-negara Islam.Di Turki kopi kemudian mendapatkan campuran dengan berbagai ramuan rempah-rempah. Di Turki pula berdiri kedai kopi, tempat orang-orang masyarakat nongkrong berbincang tentang berbagai macam masalah termasuk politik. Kopi banyak juga diminum oleh para ahli ibadah. Para sufi yang akan melakukan tirakat, berwirid di malam hari mereka minum kopi terlebih dahulu untuk menghilangkan rasa ngantuk. Usaha itu berhasil. Kopi membuat ibadah mereka semakin khusu'. Minum kopi pernah dilarang di Mekkah dan Madinah pada masa Turki Usmani karena dianggap membuat kecanduan, namun larangan tersebut kemudian dicabut.

Kopi adalah salah satu kontribusi umat Islam bagi peradaban karena dengan minum kopi orang akan merasa bugar dalam waktu tertentu. Kopi dianggap sebagai alternatif dari wine (minuman anggur) dan beer yang sering diminum orang eropa dan Amerika untuk membuat badan bugar. Kalau minum wine dan beer itu memabukkan, maka minum kopi tidak membuat orang hilang akal, tapi efeknya sama.

Sampai abad ke-18 kopi diekspor ke Eropa dan Amerika dalam bentuk sudah matang. Lalu ada orang seorang pedagang yang menyelundupkan biji kopi mentah ke Eropa untuk ditanam dan dibudayakan dengan cara memasukkan dalam bajunya dan sejak itu tanaman kopi pun menyebar di Eropa dan Amerika. Cara mengolah kopi yang sekarang kita kenal itu adalah cara yang telah digunakan sejak zaman Turki Ustmani.

Saat ini kabarnya kopi telah menjadi barang dagangan yang laku pesat, menjadi minuman (beverage) orang Eropa dan Amerika terlaris. Setiap tahun penghasilan dari penjualan kopi meningkat pesat. Jumlah penghasilan jualan kopi hanya bisa dikalahkan dengan jumlah penjualan minyak bumi.

Ada kabar juga kopi yang paling mahal dijual di Amerika adalah kopi Sumatera asli Indonesia harganya bisa mencapai jutaan rupiah setiap cangkirnya (lihat bukuYusran Darmawan "Kopi Sumatera di Amerika"). Sayangnya petani kopi di Sumatera tidak mendapatkan keuntungan dari melambungnya harga kopi di Amerika tersebut. Itulah praktek perdagangan yang tidak adil yang dikembangkan oleh para pengusaha Amerika. Namun, ada juga beberapa pengusaha kopi yang langsung membeli kopi dari petani dengan harga lebih baik. Sehingga disparitas harga antara petani dan penjual kopi tidak terlalu jauh.

Selain kopi, umat Islam juga memberi kontribusi dalam pembuatan es krim cone. Masih dalam tulisan Jonathan Curiel (2006) disebutkan bahwa penemu pertama es krim waffle cone adalah orang Islam. Ceritanya tahun 1904 ketika ada pameran di St. Louis, Abe Doumar atau Ernest Hamwi, seorang Imigran asal Syiria mengubah Zalabia, kue kering asal Syiria yang bentuknya rata menjadi berbentuk cone, lalu ia masukkan es krim. Sejak saat itu Es krim waffle cone terkenal. Es krim bisa dibawa ke mana-mana dalam bentuk waffle cone yang kita kenal saat ini.

[caption id="attachment_329016" align="aligncenter" width="480" caption="Kue Zalabia dari Syiria yang kemudian menjadi Waffle Cone untuk tempat Eskrim"][/caption]

Saat ini makanan halal asal timur tengah juga mulai digemari di Amerika. Kalau Anda jalan-jalan ke New York anda pasti akan melihat food cart (Pedagang Kaki Lima khas Amerika). Mereka menjajakan makanan halal dengan harga cukup murah. Para penjual makanan ini bbisa ditemukan di hampir setiap jalan-jalan protokol dan juga tempat wisata. Saya sangat senang mencicipi makanan jalanan ini. Tentu saja karena harganya murah dan juga halal. Tapi jangan salah tidak semua pedangnya adalah muslim. Pernah di dekat Times Square saya membeli chicken rice, ketika saya tanya apakah ia muslim, pedagang menjawab "Bukan, saya kristen dari Mesir" Saya terkaget-kaget. Saya bertanya lagi "Apakah ini benar-benar makanan halal?" Ia jawab "Ya, kenapa tidak?, Saya punya sertifikatnya" jawabnya meyakinkan saya. Saya pun menyerahkan uang dan menerima satu piring Chicken rice. Ternyata bukan hanya muslim yang menyenangi makanan halal, banyak juga orang Amerika bule yang memesan makanan ini. Mungkin banyak yang protes kalau disebutkan syariat akan ditegakkan di Amerika, Nyatanya syariat Islam sudah ditegakkan melalui penjualan makanan halal ini, dan tidak ada yang protes.

[caption id="attachment_329017" align="aligncenter" width="500" caption="Halal Food Cart, Pedagang Kaki Lima yang memasyarakatkan makanan halal di New York Amerika"]

13959757113093007
13959757113093007
[/caption]

Melihat cukup banyak kontribusi umat Islam dalam turut membentuk Amerika saat ini, maka sejatinya Amerika juga berhutang budi  kepada umat Islam. Tidak mungkin Amerika akan terbentuk seperti ini kalau tanpa peran serta umat Islam. Maka, bagi umat Islam, Amerika juga bagian dari rumah mereka. Rumah yang nyaman untuk ditinggali tanpa ada rasa takut atau khawatir.
(Ini adalah tulisan serial pengalaman saya  tinggal di Amerika, tepatnya di University of California Santa Barbara, (UCSB) California, USA, sebagai Visiting Research Scholar di Orfalea Center Global and International Studies selama Januari - April 2014. Saya juga berkunjung ke Kota New York selama 2 minggu 4- 18 Maret 2014. Kunjungan tersebut banyak menyadarkan saya bahwa ternyata Amerika itu memang mulikultural dan multientik dan semua merasa terayomi)

Baca juga :

8 Pekerjaan yang tidak Akan Ditemukan di Amerika

Dakwah di Amerika Serikat

Memahami Gerakan Boikot Produk Israel

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun