Tulisan ini sebenarnya komentar terhadap tulisan Bu Annie Sabri, karena panjang akhirnya diposting juga.
ini tulisan beliau http://politik.kompasiana.com/2012/10/11/memang-rakyat-jabar-butuh-pemimpin-artis-gitu/494973/
Bu ikutan yah, sy sie objektif dan subjektif yah kayaknya. Bahas artis dan incumbent yah, Bu!
Artis pada turun di pilkada Jabar, ga ada yang salah kan? Tinggal serahkan kepada masyarakat, terpilih atau tidak. Sebagai publik figur tentu para artis miliki modal popularitas yang cukup dibanding politisi dari kalangan non artis.
Jika ada yang genjot popularitas lewat baligo, iklan di tv, radio dan media lain wajar untuk kejar popularitas, namanya juga politik tdk jauh dari popularitas dan elektabilitas. Kita juga mungkin tdk akan tahu Jokowi kalau popularitasnya tidak diangkat media.
Aher narsis, wajar, selainnya jg kan banyak, baligo yance, rieke, mungkin sebentar lg DY muncul jg setelah resmi dimajukan dari PD. Masyarakat Jabar cenderung suka yang populer. Artis sdh populer tp pejabat politik susah populer kecuali punya kasus dan kuasai media. Yang penting tidak langgar hukum, kalau terbukti melanggar, laporkan, jebloskan ke penjara. Bahkan jika Aher milih cawagubnya dari artis lagi saya pikir untuk kejar popularitas calon lain sah-sah saja apalagi tipikal masyarakat Jabar seperti di atas. Kabarnya Yance juga akan dipasangkan dengan Nurul Arifin, artis juga.
Jadi saya sepakat dengan Bu Annie artis pun boleh jadi pemimpin yang penting punya visi bkn sekedar punya popularitas.
Setiap orang boleh berpendapat dan sangat mungkin berbeda, saya juga boleh punya pendapat kan, bagi saya tidak peduli dengan partainya dan tidak peduli dengan dulu dia dibantu popularitas DY, Aher dibalik segala kelemahannya yang setiap orang punya, rasanya punya kriteria yang cukup mumpuni.
Satu, bebas kasus korupsi, pdhl beratus kepala daerah baik gub atau bupati/ walkot terjerat kasus korupsi, contoh gubernur sumut dari golkar, gubernur bengkulu dari PD bahkan Gubernur Jabar sebelumnya juga sempat masuk penjara kan yah?
Dua, berprestasi, saya pikir sie 71 penghargaan nasional dan gelar doktor honoris causa salah satu bukti objektif apresiasi terhadap keberhasilan pembangunan yang penilaiannya tidak hanya by feeling seperti saya yang asal tilai. Lebaran kemarin pas mudik lewatin SD dan SMP sedang direnovasi ternyata itu juga bantuan gubernur.
http://regional.kompasiana.com/2012/08/20/kolaborasi-bank-bjb-disdik-jabar-dan-pemprov-jabar/
http://www.inilahjabar.com/read/detail/1858529/6000-rkb-siap-dibangun-tahun-ini
http://forum.detik.com/all-about-jawa-barat-t502269.html
Sebagai perbandingan kabarnya -yang punya data silahkan koreksi- dalam periode Danny Setiawan pembangunan RKB sebanyak 300 unit, sekarang aher bangun 6000 unit, artinya naik 2000%, eh bener yah ngitungnya mohon koreksi juga keterangannya.
Di PON lalu Jawa Barat juga lumayan naik dari peringkat empat di Kaltim 2008, menjadi peringkat dua serta tembus target capai 100 emas.
Eh sudahlah yah tentang prestasi ntar dituduh humasnya aher, pdhl kenal juga gak apalagi dibayar, kebetulan saja latar belakang pendidikan saya, jd milih pake rasio saja jgn pakai emosi. Jadi dari data diatas lumayan walau tentu saja masih banyak agenda pembangunan yang belum selesai.
Ketiga, dekat dan gampang disapa serta dipantau kegiatannya perhari lewat twitter, saya pikir ini kreatif, manfaatkan jejaring sosial untuk komunikasi, walau tentu tidak semua dapat disapa. Ada keluhan atau saran tinggal mention ke @aheryawan, ingin tahu agenda gubernur pantengin TL @InfoGubJabar, ini contohnya:
@aheryawan: Mangga “@LIPImaster: Di Jabar bentar lg pilgub,kandidat sudah muncul di antaranya @yance_irianto @aheryawan yukk twips kt sering bertanya..”
@InfoGubJabar: Agenda #gubjabar @aheryawan Rabu (10/10) jam 10.00 Rapat Sinergitas Lembaga Penyiaran Jabar di KPID Jl. Malabar Bdg
Saya sih, masih nyari pejabat lain yang interaktif kayak gini ini dan agendanya bisa diketahui.
Sekali lagi saya bukan humasnya aher yah, ini tulisan saya yang lain beberapa waktu lalu
Jadi, dari kriteria, tidak ada kasus korupsi, berprestasi dan kedekatan saya pikir lumayan. Kalau aher pilih pendampingnya dari artis lagi untuk imbangi pasangan lain saya pikir tidak ada aturan yang dilanggar, tidak lebih dari sebuah strategi memilih pemain dalam permainan sepakbola. Sekali lagi ini pandangan pribadi, tidak ada kaitannya dengan parpol dan aher, yang dipake cuma ilmu banding-banding saja. Mohon maaf yah jika ada yang salah dan tendensius juga ini kepanjangan juga, maklum masih banyak belajar.
Hatur nuhun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H