Jika kita membaca biografi mereka, pada hakikatnya mereka adalah orang-orang baik yang memiliki idealisme yang sangat tinggi. Tan Malaka adalah seorang pejuang bangsa yang memiliki jasa yang besar untuk bangsa Indonesia. Tapi kenapa mereka tersesat dan 'tertipu' oleh paham komunis sosialis? Karena di zaman itu paham sosialisme mengakar kuat karena pengaruhnya juga besar.
Berkembangan paham sosialisme komunis bahkan sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Dimana mereka sama-sama berjuang untuk kemerdekaan. Janganlah heran, jika di zaman penjajahan dulu, islamis, sekuleris dan komunis Bersatu. Kenapa? Karena mereka memiliki satu tujuan yang sama; merdeka. Baru ketika negara ini terbentuk mereka terpecah belah karena arah ideologi yang tidak searah.
Soal sosialisme, banyak umat islam di masanya yang 'terpedaya' karena menganggap sosialisme itu bagian dari islam. Sosialisme itu artinya kesetaraan hak dan kewajiban antara proletar dengan bangsawan. Antara rakyat jelata dengan sultan adalah sama di mata hukum. Ini sosialisme yang diterjemahkan oleh umat islam berpaham sosialis di masanya. Bahkan HOS Cokroaminoto sendiri pernah menulis artikel 'Sosialisme Islam.'
Ketika umat islam di masa itu menerjemahkan sosialisme sebagai bagian dari islam, maka di masa sekarang, ada umat islam yang menerjemahkan demokrasi sebagai asas musyawarah yang diajarkan syariat islam. Padahal, jauh amat beda definisi musyawarah versi islam dengan musyawarah versi demokrasi. Musyawarah islam adalah kesepakatan yang tidak menyalahi syariat, sementara musyawarah demokrasi adalah kesepakatan suara mayoritas tanpa memandang benar dan salah dalam nerasa syariat.
Andai komunis menang dan berkuasa di zaman sekarang, besar kemungkinan akan banyak umat islam yang mencoba berkompromi dan mengatakan islam sejalan dengan komunis sebagaimana ada umat islam yang mengatakan demokrasi sejalan dengan islam. Hanya karena ideologi itu berkuasa, pada akhirnya mereka mencoba mengerdilkan jiwa di hadapan ideologi tersebut.Â
Dan seandainya komunis berkuasa, mustahil mereka mampu melawan umat islam dengan jalan menghancurkan agama. Itu mustahil. Paling, jika komunis itu berkuasa, mereka akan menkodifikasi komunisme yang membebaskan keyakinan beragama.Â
Di mata saya, baik demokrasi atau komunis sama saja. Sama-sama hukum buatan manusia yang tidak akan pernah lekang. Jangankan hukum buatan manusia, hukum agama pun tak ada jaminan abadi. Karena perputaran kekuasaan itu sunnatullah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H