Mohon tunggu...
Husni Magz
Husni Magz Mohon Tunggu... Guru - Guru, pembelajar dan seorang ayah

Seorang bibliofilia yang menemukan gairah lewat dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menimbang Ekslusivisme Muslim Salafi

14 Juli 2024   09:25 Diperbarui: 14 Juli 2024   09:28 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Atau contoh shalat masih kurang?

Mari saya kasih contoh soal perkara puasa dan kurban. Ketika pelaksaan kurban kemarin, hampir 80% penerima daging kurban di DKM masjid yayasan kami (yayasan bermanhaj salafi) adalah masyarakat sekitar yang secara manhaj berbeda dengan kami. Pun ketika ada acara bukber di bulan ramadhan, baik masjid salafi atau masjid non salafi, sama-sama menerima siapa pun yang berpuasa tanpa memandang apa manhajnya. 

Itu contoh dalam perkara ibadah yang secara umum sama. Lalu tentu saja dalam hal muamalah kami juga mengedepankan adab-adab islami yang pada dasarnya tidak berbeda.

Selama saya ikut kajian salafi, saya jatuh cinta pada kesantunan orang-orangnya. Saya masih ingat nasihat seorang ustadz salafi yang bilang begini, 'Antum jangan langsung bilang bid'ah! Bisa lari orang dari manhaj salaf. Pergauli mereka dengan baik dan sampaikan nasihat dengan baik. Bukan dengan cara frontal yang membuat orang benci.'

Saya sering sekali mendengar suara-suara sumir di luaran sana yang menganggap bahwa ketika seseorang sudah ikut kajian salafi, maka otomatis dia akan gampang berteriak 'ini bid'ah, itu bid'ah kepada orang lain, terutama orang-orang terdekatnya. Bahkan guru ngajinya ketika kecil pun dianggap sesat.'

Tidak. Tidak sesederhana itu. Saya tidak tahu dari mana tuduhan buruk itu berasal.

Orang salafi tidak pernah memaksa orang lain untuk sepemahaman. Kami juga tetap menerapkan adab yang baik terhadap orangtua atau guru2 kami yang berbeda secara manhaj. 

Ketika ada yang bilang salafi gak punya adab, bisa jadi mainnya kurang jauh. Sebagaimana pepatah bilang, tak kenal maka tak sayang, seringkali prasangka dan anggapan buruk timbul karena kita belum mengenal seseorang dan lebih suka 'mengenalnya' lewat suara-suara sumbang dari pihak lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun