Bukan lagi, Ganyang Malaysia!!!
Gagasannya sederhana saja. Boleh jadi pertikaian yang kadang terjadi antara Indonesia dan Malaysia bagaikan pertikaian kakak dan adik. Cabik-cabik bulu ayam. Kuak kuak kiambang. Cabik sebentar, berkuak sejenak kemudian berpadu kembali.
Dan boleh jadi juga, ada pihak-pihak lain yang sengaja dengan tujuan mengambil keuntungan, menggunting dalam lipatan, menangguk di air keruh, mengambil kesempatan dalam kesempitan dari setiap perseteruan yang terjadi antara Indonesia dan Malaysia. WalLahu a'laam...
Sejauh manapun..., yang namanya pertikaian tidak pernah ada untungnya. Menang jadi arang, Kalah jadi abu.
Maka,
Dengan semangat Hari Ibu, yang kasihnya sepanjang jalan. Kasihnya lebih besar dari murkanya. Dengan semangat Muharram, dimana Islam melarang peperangan di bulan ini. Dengan semangat Natal, dimana memaafkan lebih mulia dari pada membalas. "Jika ditampar pipi kananmu berikan juga pipi kirimu" (cmiw)
Dan dengan semangat Tahun Baru, membuat sebuah resolusi, mengkaji dan melupakan kesalahan-kesalahan tahun lalu untuk diperbaiki di tahun baru menuju hal yang berguna bagi kedua bangsa mungkin lebih bagus dari pada mengungkit "kisah resah yang salah" di masa lalu.
Kalau dikaji mendalam hingga ke akarnya, hanya SETAN yang menginginkan PERMUSUHAN terjadi diantara manusia. Sesungguhnya dia adalah musuh yang nyata.(Hmmm, setan itu ndak kelihatan? Kok disebut nyata, yah?)
Masih banyak hal-hal baik dan berguna bila kedua bangsa mau memikirkannya. Dengan sedikit mengubah sudut pandang, dari fokus pada perseteruan menjadi fokus pada persahabatan yang penuh kasih sayang.
Ganyang Malaysia adalah sebuah kecelakaan sejarah!
===hmmm, bicara sejarah mestinya dengan data akurat, biarlah diurus oleh ahlinya===
Kerana itu diperpendek saja tuturannya.
Aku ingin mengajak dari lubuk hati dengan cinta kasih yang terdalam mari katakan;
- Sayang Malaysia!!!
- Sayang Malaysia!!!
- Sayang Malaysia!!!
#dan dengan rasa kasih penuh sayang itu kita cukur 3-0 pun Malaysia akan menerima dengan hati riang dan dada yang lapang. he he... :))
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H