Masa belajar siswa di rumah sudah masuk pekan ke-2, sungguh kondisi yang tidak hanya anak yang merasakan kebosanan tinggal di rumah, tetapi orangtua pun merasakan hal yang sama. Apalagi, sehari-hari harus mendampingi belajar putra/putrinya, dengan sekian banyak tugas-tugas belajar dari sekolah.
Satu hikmah yang dapat kita ambil dari kondisi saat ini, khususnya bagi seluruh orangtua dan guru-guru, adalah bagaimana meingimplementasikan model pembelajaran 'problem solving' pada diri dan kehidupan anak-anak kita. Permasalahan atau 'problem'nya sudah sangat jelas dan terasa, tinggal apa langkah-langkah pembelajaran yang menjadi solusi atau 'solving' dari permasalahan kita saat ini?
Pertama, anak-anak kita harus disadarkan tentang kondisi saat ini melalui berbagai media, berita, atau penjelasan tentang wabah virus corona yang membahayakan jiwanya, memiliki efek dan dampak luas, serta resiko penularan yang tinggi.Â
Edukasi COVID-19 ini menjadi penting agar anak-anak kita merasakan kondisi saat ini bukanlah kondisi yang idela, bukan kondisi yang 'aman-aman' saja.Â
Ini kondisi yang sedang darurat, akan tetapi anak-anak harys mampu bertahan dan belajar dari kondisi darurat ini, sehingga anak-anak kita tidak akan menuntut hal-hal yang ideal, karena mereka memahami kondisi yang sedang ia alami.
Kedua, bantu anak untuk belajar mennemukan solusi. Ini pelajaran yang 'sangat' berharga bagi kehidupan anak kita. Keadaan darurat ini akan mampu mengajarkan anak menemukan solusi dari permasalahan hidupnya, yang bisa jadi di kemudian hari ia sendiri yang akan berhadapan dengan berbagai masalah kehidupan. Nah, dalam posisi ini, kita ajarkan anak kita untuk mencari solusi dari kondisi-kondisi yang tidak ideal ini.Â
Dalam hal belajar, pasti anak merasakan kesulitan di mana ia harus belajar mandiri tanpa kehadiran guru, atau ia harus melaporkan tugas-tugasnya melalui media sosial atau media lainnya.Â
Masalahnya, anak belum terbiasa. Di sinilah kita mendorong dan mendampingi anak-anak kita untuk mau dan mampu melakukan hal-hal yang tidak biasa itu, sehingga ia akan belajar dengan tidak sadar untuk menemukan solusi dari kesulitan yang ada.
Dalam hal menjaga kesehatan, anak akan belajar disiplin mencuci tangan, menjaga kebersihan, membersihkan lingkungan rumah, pakaian dan perlengkapan yang digunakan, serta yang pasti terbangun kepedulian anak akan pola hidup sehat.
Ketiga, mengajarkan anak bertahan hidup. Jika kita pernah berkemah, di antara materi yang diajarkan pastilah 'survival' yaitu keterampilan bertahan hidup di alam terbuka. Keadaan kita saat ini, sesungguhnya juga mengajarkan anak-anak kita bertahan hidup dalam kondisi yang sulit.Â
Bisa jadi ada kesulitan mendapatkan bahan makanan, atau jumlahnya terbatas. Bahkan, anak-anak kita 'paksa belajar' makan dan minum dengan menu seadanya, bukan 'semaunya'. Ini jika dikelola dengan baik, akan begitu bermakna bagi anak-anak kita.
Akhirnya, saya mengajak kepada seluruh orangtua, mari kita dampingi anak-anak kita. Karena, sesungguhnya inilah kesempatan kita menunjukkan bahwa pendidikan mereka adalah tanggung jawab kiat sebagai orangtua, Jangan kita mengeluh dan menyalahkan sekolah karena banyaknya tugas, sesungguhnya yang membuat bosan anak-anak kita, karena kita tak mampu mengelola pembelajaran anak-anak kita di rumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H