"Ya, saya sangat yakin jika inovasi ini jauh lebih ramah lingkungan daripada Giant Sea Wall yg dicanangkan pemerintah" tutur Agus Bei saat ditemui dalam acara Youth Mangrove Action 2024 pada 23 Oktober 2024 di Mangrove Center BalikpapanÂ
Hal ini dapat kita lihat dari material yang digunakan dalam pembuatan Buispot GB, yaitu pencampuran beton dan recycle sampah plastik yang telah dilebur. Selain itu, dengan metode tanam ini akan tetap menjaga kelestarian alam dan ekosistem laut dan pesisir. Setelah mangrove dewasa, akar-akarnya akan menutupi permukaan Buispot GB dan bisa menjadi tempat hidup bagi biota laut dan sangat efektif untuk mencegah terjadinya abrasi.Â
Kendati demikian, Agus Bei mengungkapkan bahwa kendala utama untuk pengembangan metode ini adalah biaya yang begitu besar sehingga beliau berharap pada pemerintah agar bisa mempertimbangkan untuk memodifikasi rencana pembangunan Giant Sea Wall dengan Buispot GB yang lebih ramah lingkungan dan mampu menekan biaya 1-2 kali lebih hemat.
"Harapan ke depannya, pemerintah bisa memodifikasi Giant Sea Wall dengan Buispot GB karena lebih ramah terhadap lingkungan dan budget yang dikeluarkan lebih sedikit. Hemat." Pungkas Agus Bei menutup sesi Sharing Session dalam acara Youth Mangrove Action 2024 yang diadakan oleh BRGM Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H