Mohon tunggu...
Kang Sole
Kang Sole Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Masih belajar agama di pinggirang Kota Yogyakarta | Pemilik akun twitter @sajakharmoni | Hobi: Meracik Kata

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Antara Rasa & Pandangan Pertama

1 Oktober 2016   12:16 Diperbarui: 4 Oktober 2016   18:30 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salahlah orang yang mengira bahwa cinta itu datang karena pergaulan yang lama dan rayuan yang terus menerus. Cinta adalah tunas pesona jiwa, dan jika tunas ini tak tercipta dalam sesaat, ia takkan tercipta bertahun-tahun atau bahkan dari generasi ke generasi.

---

Demikianlah petikan Kahlil Gibran dalam bukunya yang berjudul “sayap-sayap patah”, buku lama yang masih menjadi pegangan bagi siapa saja yang mencintai sastra. Petikan ini menurut pandangan saya ada sedikit permasalahan untuk orang jawa. Mengapa demikian?

Istilah atau pesan kata yang beredar di masysarakat jawa yang berbunyi “Witing Tresno Jalaran saka Kulina” atau dalam bahasa Indonesianya yaitu “Cinta Tumbuh karena Kebiasaan” seolah berbeda dengan pendapat Gibran. Kahlil Gibran dalam petikannya lebih memprioritaskan Cinta dalam pandangan pertama daripada Cinta karena Kebiasaan.

Kalau dilihat dan diterawang dari satu sisi, semuanya kelihatan benar dan masuk untuk setiap argumennya. Mungkin karena cinta itu sederhana dan hanya orang-orang sederhana yang bisa menikmati cinta. Kelihatannya Kahlil Gibran bukan orang yang sederhana, tapi sederhana atau tidak, Cinta bisa diartikan siapa saja.

Saya mempunyai teman yang Cintanya itu tumbuh dari kebiasaan. Entah itu bersama dalam makan, bersama dalam pekerjaan, bersama-sama saat pulang, dan tentunya tidak tidur bersama ya. Mereka yang dulunya hanya teman biasa, sekarang menjadi pasangan suami istri yang tidak tahu kapan menikahnya. Bukan berarti saya teman yang baik, tetapi saat pernikahannya saya sedang berada jauh dari rumah dan tanpa kabar. Yang penting kemarin pas ketemu saling mendo’akan dan saling berbagi pengalaman.

Itu cerita teman saya. Tetapi juga banyak orang yang jatuh cinta disaat pandangan pertama ketika baru bertemu. Tidak menutup kemungkinan cinta datang disaat orang saling bertatapan mata. Mungkin nyetrum kali ya…

ya itulah cinta. Sesuatu yang bebas tanpa adanya hukum yang mengikatnya..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun