Mohon tunggu...
Sugi Anto
Sugi Anto Mohon Tunggu... wiraswasta -

relawan muda

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Perjalanan Breaking The Limit

21 Februari 2011   02:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:25 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa sih ?? tanyaku..Terdiam sejenak saat aku mendapat invitation melalui sms untuk menjadi peserta diklatsar. Tidak hanya melalui sms, tag-tag di akun facebook juga membumi seolah-olah menyorongkan formulir tepat kepadaku “ayo daftar”.. :-). Tepat sekali ajakan untuk ikut dalam kegiatan Diklatsar yang diadakan oleh salah satu LSM di kota Medan BSMI ( Bulan Sabit Merah Indonesia ) yang mendapat fasilitator dari Gift Indonesia. Syarat-syaratnya apa saja ? tersirat dalam pikiranku seperti rekrutmen relawan - relawan baru untuk aksi tanggap bencana.. yah ternyata benar tidak jauh seperti bayanganku.

Proses seleksi ( pretest ) juga mulai aku ikuti tanpa terkecuali, latihan fisik yang cukup menguras energi di pagi itu membuat sebagian organ tubuhku terasa kaku, karena terlalu lama tidak berolahraga secara baik. Nafas terasa putus nyambung saat timer mulai di “on”kan.. yab tu.. wa..tu..wa… ntah siapa yang tua.. hehehe… proses pretest fisik menentukan kondisi stamina setiap para peserta apakah layak untuk ikut dalam kegiatan diklatsar atau tidak. Berselang 45 menit kemudian kami disodorkan form berisi test tertulis, motivasi yang menjadi tujuan mengikuti kegiatan diklatsar dan kenapa ingin menjadi relawan. Form kecil yang tersedia terasa sempit untuk memuat tulisanku tapi ku paksakan menulis apa yang menjadi motivasiku.

Sontak aku terkaget saat menerima sms dari panitia “peserta yang tidak memberikan konfirmasi kehadiran untuk technical meeting pukul 16.00 dianggap gugur”, wow…. nada ancaman sepertinya, tanpa berpikir panjang lagi jari2 tanganku mulai menekan tombol keypad selular genggamku “InsyaAlloh saya datang” lega rasanya setelah konfirmasi message sent muncul dilayar hpku. Message sms ini kuterima karena dinyatakan lulus pretest 1 fisik dan tertulis. Alhamdulillah.. akhirnya dapat kesempatan juga.

Persiapan demi persiapan dan perbekalan mulai aku siapkan dan susun dalam ranselku yang berukuran medium ( tidak kecil dan juga tidak kebesaran ). Jejalan perbekalan membuat ranselku terasa sesak dan penuh, tapi semua ini demi perlengkapan dan kebutuhan saat di lokasi diklatsar.

Jumat siang, 11.45 akhirnya bus “Wali” yang akan mengantarkan kami terparkir dan bersiap untuk berangkat. Lebih dari 15 relawan pria dan 22 orang relawan wanita telah siap menuju lokasi Leuser-Bahorok. Bismillah.. akhirnya perlahan bus mulai meninggalkan suara bisik angkutan kota Medan yang nggak pernah tertib sampai hari ini.. Sepanjang perjalanan mataku menerawang jauh kedepan, terlintas dalam pikirian tantangan apa yang akan dihadapi disana? apakah jumping body ke air, berenang di arus deras, berjalan tepian tebing, mendaki, bergantungan di tali… itu nggak sih.. iettss.. cuek aja jalanin aja apa yang akan diberikan fasilitator disana anggap saja aku pasti bisa.

Tiba-tiba aku terkejut saat ku dengar bunyi-bunyi ntah darimana asalnya, mataku tertuju kedepan DVD Player Bus memutarkan sebuah lagu yang membuat aku hanyut dalam tiap bait dan nadanya.

“Sebelum terlambat -Ayo sama-sama kita taubat-Dunia sesaat-Awas kau tersesat-Ingatlah masih ada akhirat”

“Berapa dosa kau buat-Berapa kali maksiat-Ingat ingat sobat ingatlah akhirat”

Ajakan positif yang bijak, ntah disengaja atau tidak tetapi bus ini menjadi inspirasi buat kami semua selama diperjalanan untuk mempersiapkan diri, membenahi diri dan lebih menyadari kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan selama ini dengan jalan bertobat. Yah, bait lirik ini mengajak kita untuk mereview semua yang pernah kita lakukan sebelum raga ini menyatu menjadi tanah. 60 menit side A dan B dari DVD ini menjadi hits perjalanan kami sampai ke lokasi. Ini kenapa ku sebut bus yang kami tumpangi adalah bus “Wali” karena selama diperjalanan kami dimanjakan dengan musik dari band lokal Indonesia yang jadi favorit ditelinga selama di bus, anda pasti kenal.

Hitung… 1,2..3…4…5…. push up mengawali kegiatanku saat itu. Serbuan air hujan tidak menyurutkan semangatku untuk tetap melanjutkan perjalanan ini. Lebih dari ratusan anak tangga yang tersusun ditebing bukit menjadi tumpuan kaki-kaki kami para relawan muda “relawan biru”. Sekeliling terlihat bukitan, cucuran air dari atas bukit yang mengalir kecil namun deras serasa menunjukan dukungannya terhadapku. Lambaian dedaunan yang menyemangati petualangan hari itu semakin memacu adrenalin yang mengharu biru dalam nafasku, tak cukup sampai itu saja sang Pecipta terus menyuguhkan betapa sempurnanya semua ciptaanNya seisi Bumi yang elok. Riak-riak arus sungai yang menyeruak ke atas permukaan sungai membentuk kepalan-kepalan sitangan  penyemangat seraya berbisik ” Kamu bisa… Kalian Mampu, Tunjukan”… Yah memang kami bisa bersahabat dengan kalian wahai alam.. bumiku Indonesia.

Bermula dari melintasi derasnya air sungai, menandai kami mulai berjuang untuk menunjukan kami bisa bersahabat dengan kalian wahai alam dan kita saling bergantung kepada semua ciptaan sang Semesta,dalam benakku.  Teriakan kecil “ayo semangat, kamu bisa.. jangan takut, pelan-pelan, jejakkan kakimu.. ayo mulai melangkah” perlahan-lahan dari kami melintas sungai dengan tertatih-tatih, kami tetap semangat walau basah kuyub semua. Kami terus berjalan sambil tersenyum menegangkan..  Untuk kedua kalinya kami harus merayab di air, menyebrangi air, mencoba bersahabat kembali dengan derasnya arus sungai yang menggetarkan pijakan kuat kaki ku didasar sungai.. gemetar… sontak kami bahagia saat semua mampu melewati tanpa ada kesulitan yang begitu berarti. Ini berkat pembelajaran di awal lintasan sungai sebelum kami melintas di lintasan kedua kalinya, ini membuktikan bahwa pengalaman itu sangat berarti untuk menjalani sesuatu kedepan agar lebih baik dan tidak seceroboh dari pengalaman sebelumnya. that’s right…

Dari Kejauhan terlihat susunan kayu yang tertata apik, dan bergaya eropa.. benar sekali itu pemondokan kami “guest house” yang bakal menjadi pembaringan akhir perjalanan kami, merebahkan diri untuk rehat sejenak beberapa hari ke depan. Menjelang senja kami tiba, mempersiapkan semangat untuk hari berikutnya…. BSMI Allohuakbar 3x. By - sugianto

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun