Lanjut orang salah satu relawan itu dalam obrolannya, "inilah yang mungkin hilang selama ini, yaitu dalam kearifan lokal Betawi ada yang disebut "krek"." Jelasnya.
Penulis terus terang tidak tahu yang dimaksud dengan kata "krek" itu, namun mendengar substansi obrolan waktu itu, penulis menangkap maknanya kira-kira begini "menunjukkan pada kepedulian terhadap persoalan kearifan lokal betawi yang artinya, bahwa Jokowi diterima oleh masyakat Betawi juga".
Memang, kalau menyimak Pemilukada Gubernur DKI Jakarta ini, tampaknya yang satu sebagai incumbent Gubernur, jelas bagaiaman pasangan ini terpilih untuk kedua kalinya dengan terus menerus inten berkunjung ke simpul-simpul masyarakat di putaran kedua ini, dan sangat kontras dengan putaran pertama, incumbent ini relatif kurang sering turun ke bawah (entah karena terlalu PD menang sebagaimana hasil survey waktu itu).
Di pihak lain, pasangan Jokowi - Ahok, dengan kesederhanaannya kata orang, justru membawa simpatik warga terutama dengan program-program yang ditawarkan dalam pementingan warga masyarakat Jakarta. Bahkan yang acapkali geleng-geleng kepala "ko kenapa ya ada banyak warga dengan rela beli baju kotak-kotak. Dan ada apa di Jokowi," itulah salah satu kalimat dari salah seorang warga yang penulis temui ketika saat berada di Jakarta.
Di sini, ada kegalaun dan sekaligus kerinduan warga masyarakat DKI Jakarta terhadap pemimpin yang memang benar-benar marakyat dan sekaligus memberi pelayanan untuk kesejahteraan rakyat.
Lima tahun ke depan DKI Jakarta, setidaknya ditentukan oleh warganya nanti pada tanggal 20 September 2012 untuk memilih dan menentukan pemimpinnya.
Kembali kepada warga DKI Jakarta, apakah akan menentukan pilihannya kepada pemimpin yang memang memiliki "energi harapan" dengan secangkir air harapannya, atau tetap memilih pemimpin seperti kondisi saat ini Jakarta. Dalam bahasa lain, menentukan pilihan yang pro status quo, atau memilih pemimpin yang pro perubahan untuk kepentingan masyarakat DKI Jakarta.
Selamat menentukan pilihan dan damailah dengan keanekaragamannya.
Bandung, 16 September 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H