Mohon tunggu...
MUSHOFA
MUSHOFA Mohon Tunggu... Guru - KHODIM PP. DAARUL ISHLAH AS-SYAFI'IYAH TANAH BUMBU KALSEL

Hobby Baca Buku-Buku Islami Klasik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hati-Hati dengan Pujian

19 Januari 2023   10:25 Diperbarui: 19 Januari 2023   10:29 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

HATI-HATI DENGAN PUJIAN

 

Orang mukmin itu apabila dipuji merasa malu kepada Allah Swt, karena dipuji dengan sifat yang tidak ia saksikan berasal dari dirinya”[1]

 

Ibnu Atha’illah Assakandari (w. 709 H)

 

Bagaimana perasaan anda jika mendapat pujian dari orang lain? Pasti berbunga-bunga, senang, percaya diri, bahkan sampai tinggi hati. Ya, perasaan seperti itu wajar, karena tabiat manusia memang suka dipuji dan disanjung tidak suka dihina dan dibulli. Tetapi anda sadar tidak, bahwa keberhasilan yang anda capai yang mendatangkan pujian itu, sebenarnya bukan murni usaha anda, melainkan karena pertolongan dari Allah Swt. Jika kita pada posisi itu, seharusnya kita malu kepada Allah Swt, kenapa yang mendapat pujian kita kok bukan Allah?

 

Lebih parahnya lagi kita malah senang dan berbangga hati dengan pujian-pujian itu. Kita menikmati pujian-pujian itu, bahkan membranding diri kita sendiri agar terus mendapat pujian. Pujian itu malah kita manfaatkan untuk mencari popularitas, pengaruh, pengikut, bahkan dimanfaatkan untuk mencari keuntungan finansial. Dalam kondisi seperti ini, setan dan nafsu dalam diri kita sangat senang sekali. Ia akan terus menyetir dan menguasai kita agar terus mengharapkan pujian.

 

Bangga dengan pujian sangat berbahaya, bahayanya adalah akan lahir sifat sombong, membanggakan diri dan riya’. Dipuji karena berhasil menjalankan tugas, kesombongan akan muncul, menganggap keberhasilan yang dicapai karena kerja kerasnya, ia lupa bahwa banyak orang yang berperan dalam tugas tersebut. Karena hatinya sudah terlanjur buta dan haus pujian maka keberhasilan diakuinya sendiri tanpa berterima kasih dengan orang-orang yang membantunya. Maka, orang seperti ini biasanya tidak pernah berterima kasih kepada orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun