Mohon tunggu...
Kang Salim
Kang Salim Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kembalinya Keislaman Masyarakat Samin

22 Desember 2016   10:49 Diperbarui: 22 Desember 2016   11:00 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu bumi wes maringi

Ibu bumi dilarani

Ibu bumi kang ngadili

Laa ilaa haillallah Muhammadurrosulullah

Laa ilaa haillallah Muhammadurrosulullah

Laa ilaa haillallah Muhammadurrosulullah

Syair lagu Ibu Bumi Dilarani yang dinyanyikan secara bersahutan antara dua warga penolak semen, Gunretno dan Sukinah menjadi pembuka talkshow Mata Najwa di Metro TV edisi Bergerak Demi Hak pada Rabu, 21 Desember 2016. Suara yang meyayat dari keduanya membuat merinding siapapun yang mendengarnya.

Oleh Gunretno (aktivis Samin yang mengaku berprofesi sebagai seorang petani) menegaskan bahwa syair itu tercipta di sela-sela perjuangan mereka menolak pendirian pabrik semen oleh PT Semen Indonesia di Kecamatan Gunem Kabupaten Rembang Jawa Tengah. Soal siapa yang mencipta, tak perlu diperdebatkan lagi. Mungkin itulah suara perjuangan mereka.

Menjadi menarik untuk mengupas syair lagu itu lantaran sebagai muslim, secara pribadi sangat menggembirkan mendengar mereka (masyarakat Samin) bersyahadat membaca kalimat tauhid. Sebuah kesaksian akan keesaan Allah dan kesaksian atas kerosulan Muhammad. Terlebih kesaksian itu disampaikan penuh mendayu haru biru di depan publik. Menjadi pembuka diskusi yang ditonton jutaan pasang mata.

Syair itu menjadi menarik karena kemudian menjadi penjelas sekaligus penegas identitas agama masyarakat Samin sekarang. Meskipun sebenarnya, baik Gunretno maupun Sukinah belum bisa dikatakan mewakili sepenuhnya masyarakat Samin yang tinggal di sekitar wilayah Pegunungan Kendeng Jawa Tengah.

Sebelumnya, orang Samin dalam sentiment keagamaan sering disebut sebagai masyarakat yang kepercayaannya hanya bisa didefinisikan sebagai agama ADAM. Terlebih saat mereka sempat menolak membuat kartu tanda penduduk (KTP) lantaran tidak mau atau enggan mencantumkan identitas agamanya di kolom KTP. Meskipun sebenarnya mereka beragama. Atas penolakan itu pula kemudian memunculkan spekulasi bahwa agama masyarakat Samin adalah agama kepercayaan atau disebut dengan agama Adam itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun