Mohon tunggu...
kangsalim79
kangsalim79 Mohon Tunggu... Diplomat RI -

lahir di pati jawa tengah, sarjana s1 universitas al-azhar 2004, s2 iain walisongo semarang 2009. Tinggal di Grand Depok City-Depok-Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lagi, Belajar Menulis dari Sang Ahli

23 Januari 2017   09:03 Diperbarui: 23 Januari 2017   09:30 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini masih tentang pengalaman saya ketika masih bertugas di Kairo (2011-2014).

Bertemu dengan pak Aji Surya, diplomat senior yang juga penulis cukup terkenal di tanah air, membuat saya merasa rugi jika tidak mendapatkan percikan ilmunya tentang menulis.

Salah satu buku yang ditulis pak Aji adalah Geliat Islam di Rusia.

Sambil menemaninya mencari buku ke beberapa toko buku di Kairo, kami membicang banyak hal.

Saat menelusuri dan singgah di dua cafe yang sering di kunjungi Naguib Mahfouz, penulis Mesir yang memperoleh penghargaan nobel, beberapa kali pak Aji dengan sukarela memberikan tip-tips menulis.

Baginya,  menulis itu sudah seperti makan. Tidak menulis terasa ada yang kurang dalam hidupnya. Tak heran, di tengah kesibukannya sebagai seorang diplomat dia sudah mengeluarkan sembilan buku dan atrikel yang sudah tak terhitung jumlahnya di media massa nasional.

Ketika ditanya mengenai inspirasi menulis, mantan wartawan Tempo ini menjelaskan dua metode yang dipakainya. Pertama membaca buku, dan kedua melakukan kontemplasi.

Menurutnya, cara kedua kelihatan sangat logis bagi mereka yang hari-harinya disibukkan dengan pekerjaan rutin. Cara inilah yang lebih banyak diterapkan dalam kesehariannya sebagai penulis.

Karena adanya kesamaan latar belakang profesi sebagai abdi negara, saya juga meminta tips mengenai pembagian waktu dan saat-saat yang paling tepat untuk menulis. Dia berbagi tips, bahwa sebagai seorang pegawai negeri, waktu yang dia gunakan untuk menulis adalah saat tengah malam, sekitar jam 23.00 hingga 01.00 dini hari.

"Kenapa tidak pagi hari?", sanggah saya. "Sebagai seorang pegawai, energi kita akan banyak keluar kalau menulis di pagi hari, dan tentunya akan mempengaruhi kinerja di kantor", jelasnya.

Selain itu, sambungnya, waktu dini hari adalah saat yang tepat. Alasannya karena waktu kita bercengkrama dengan keluarga sudah cukup, dan saat keluarga beristirahat dan larut dalam mimpinya itulah saat yang tepat untuk mencari ketenangan dan serius dalam menulis.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menulis satu artikel?

Tiga jam, ya... tiga jam menurutnya adalah waktu yang digunakannya untuk menulis satu artikel agar hasilnya bagus. "Tulisan kadang bisa selesai dalam satu jam", paparnya, "Namun untuk menghasilkan sebuah artikel yang baik perlu kita baca-baca ulang dan itu butuh waktu yang cukup".

Bagi saya sendiri, yang berkeluarga dan mempunyai anak yang masih kecil-kecil, apa yang dipaparkan pak Aji terasa sangat logis.

Satu hal lagi yang juga menarik adalah disiapkannya sarana dan prasarana yang tepat untuk menulis. "Saya punya alat-alat tercanggih saat ini yang menunjang hobby saya menulis", paparnya.

Memang benar, terlihat di tangannya ada iphone 5 yang selalu digunakan untuk mengambil foto-foto secara praktis dan terlihat Ipad beserta keyboard fisiknya. "Saat ini saya paling nyaman menulis menggunakan Ipad plus keyboard yang saya beli di Amerika", begitu dia menjelaskan.

Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Bagaimana dengan Anda? Sudahkan menemukan cara yang “mak nyus” untuk menulis secara produktif?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun