Mohon tunggu...
kangsalim79
kangsalim79 Mohon Tunggu... Diplomat RI -

lahir di pati jawa tengah, sarjana s1 universitas al-azhar 2004, s2 iain walisongo semarang 2009. Tinggal di Grand Depok City-Depok-Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

AK-47 dan Sebungkus Rokok

16 Januari 2017   09:14 Diperbarui: 16 Januari 2017   09:44 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*******

Sepenggal cerita dari liku-liku perjalanan Tim Evakuasi WNI di Yaman (April 2015)

*******

Berapakah harga senapan laras panjang AK-47?

Di Yaman, kami mendapatkan AK-47 hanya dengan sebungkus rokok.

Begini ceritanya, setelah menempuh perjalanan darat dari Oman menuju Yaman lebih dari 20 jam,  menjelang waktu shubuh kami berempat sampai di Tarim, desa pertama di Yaman bagian timur. Di ujung desa itu kami berhadapan dengan tentara Yaman yang bertugas memeriksa orang yang akan masuk ke Yaman.

Di bawah remang cahaya bulan, sambil mengunyah daun ghad (semacam sirih), tentara itu memeriksa paspor kami dengan raut muka yang judes. Barangkali dia bertanya dalam hati, pagi-pagi buta sudah ada orang asing datang memasuki wilayah yang sedang berkonflik.

Setelah melihat paspor diplomatik dengan visa multiple entry dan telah mendapatkan stempel izin masuk dari Imigrasi Yaman di perbatasan, tentu tak cukup  alasan bagi tentara penjaga itu untuk menolak kami memasuki Yaman. Namun mukanya masih saja judes.

Di tengah suasana yang kaku itu, ketua Tim kami mengeluarkan sebungkus rokok dan diberikan kepada tentara itu. Tentara itu merasa senang, cairlah suasana. 

Dinginnya embun di waktu subuh yang ditemani indahnya bulan dan bendera Yaman yang sudah robek, sungguh merupakan momentum yang sempurna untuk diabadikan. Sayang sekali jika terlewat begitu saja. Dan, kamera yang memang dipersiapkan oleh Tim untuk mengabadikan kisah perjalanan kami, pagi itu diminta untuk melaksanakan tugasnya. Setelah minta izin kepada tentara penjaga itu, kamipun mulai mengabadikan momentum indah itu.

Rupaya, tentara yang tadinya judes itu punya cita rasa seni yang tinggi. Dia merasa bahwa momentum indah itu akan menjadi lebih bernilai jika ditambah dengan senjata laras panjang yang dipegangnya. Dan, wow! tentara itu meminjamkan senjata laras panjangnya untuk kami gunakan berfoto. Luar biasa, mana mungkin ada ceritanya senjata dipinjamkan kepada orang asing yang baru saja dikenalnya. Ini Yaman bung! semua bisa terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun