Ah, rupanya Tuhan berkehendak agar dunia bercerita lain. Acara walimahan yang niatnya hendak digelar Mardu, urung dibuat. Semua berkumpul tak lain hanya karena Kodir telah meninggalkan dunia untuk selama-lamanya. Tepat di rumahnya yang berada di bawah jalan.
Hari itu putranya terlihat tegar, ia mengerti, ada maksud Tuhan di balik ini semua. Berbeda dengan putranya, Mardu terlihat sangat terpukul, wajahnya tertunduk lesu. Apa boleh buat, acara yang dimaksudkan untuk menjodohkan putrinya benar-benar urung dilakukan.
“Hari ini aku enggan untuk memberikan keputusan mengenai rencana pernikahanku,” beberapa jam yang lalu anak Kodir angkat bicara, “aku ingin agar aku memberikan perhatian lebih kepada Bapak. Baik itu terhadap jenazahnya maupun terhadap kondisi ia di alam kubur nanti. Jadi, ijinkan dulu aku untuk membujang beberapa tahun. Akan lebih senang bagiku jika beberapa tahun tersebut aku mengirimi Bapak dengan do’a yang tak kunjung putus,” begitu katanya.
Pagi itu dengan terpaksa Mardu mengiyakan. Ia masih punya hati, tak ingin rasanya ia menyinggung perasaan putra Kodir. Dalam hati, ia hanya bisa bergumam:
“Kodir... Kodir... kenapa begitu cepat kau merampungkan semua perkara duniawi.[]
~Rik's
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H