Mohon tunggu...
Kang Rik-rik
Kang Rik-rik Mohon Tunggu... -

kangrikrik.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Dapur Dilebur Menjadi Bubur

4 Maret 2015   05:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:12 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1425397331598068395

Anak-anakku merengek
Mereka meminta dapur tak lagi dilebur jadi bubur

"Telan saja deritamu, Nak.
Adakalanya dapur masih menyisakan kesedihan.
Adakalanya pula, dapur memberi kalian secercah berkah."

Selepas itu,
anak-anak senyap
entah mengerti
atau mati

Sementara aku,
aku menangis
Menyumpahi setiap tetes bubur yang memang masih tersisa.
-----------------------------------------

Januari 2007.
Sumber gambar: googling.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun