Mohon tunggu...
Ribut Achwandi
Ribut Achwandi Mohon Tunggu... profesional -

Lahir di Pekalongan, 28 Agustus 1980. Seorang pria biasa saja. Hanya seorang 'TOEKANG KEBOEN'.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cerita Kakek kepada Cucunya

22 Januari 2015   10:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:37 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kepada cucunya, ia bercerita
tentang kawan seperjuangannya
mati di medan laga ditembus peluru
tetapi, kedua tangannya
tetap menegakkan kibar bendera
di puncak bambu runcingnya

ini bukan soal patriotisme
ini soal keyakinan
bahwa cita-cita harus terlaksana
sekalipun hidup diakhiri

bukan soal mencapai tujuan, bukan
tetapi, ini soal penghayatan
bahwa kehidupan mesti diolah
terus diolah tanpa menyerah
sekalipun kalah

kemenangan tak selalu menang
esok pagi atau lusa, ia kalah
oleh kekalahannya sendiri
lupa bercermin pada penghayatan

kepada cucunya, kakek itu berkata
ia kalah pada kehidupan
tiada mampu mengolah hidup
untuk sebuah keindahan
mencoba lari dari pahitnya
lalu menjadi hanya

Pekalongan, 21 Januari 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun