Mohon tunggu...
Rajul Jadid
Rajul Jadid Mohon Tunggu... -

Just sharing my mind...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mbah KunTho...nDongeng(1)

23 November 2009   23:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:13 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Melihat kondisi ini sang professor menjadi sangat ketakutan dan memegang erat-erat tepian perahu.

“Tenang saja kawan, ombak ini mudah-mudahan tidak akan membinasakan kita. Ini sering biasa terjadi kalau cuaca seperti ini”, celetuk si nelayan memberikan penerangan kepada sang professor.

“Kita tidak usah takut. Jika ombak menghempaskan perahu ini maka kita tinggal berenang beberapa ratus meter dari sini, maka kita akan sampai ke daratan pantai”, tambah si nelayan.

Mendengar ucapan itu maka makin takutlah sang professor dan mendekap erat si nelayan.

Sang professor kemudian berkata, “Justru karena saya tidak bisa berenang maka saya takut jika perahu ini terbalik dan ombak menghempasakan kita di tengah laut”, berkata dengan penuh rasa ketakutan.

“Wah percuma kamu jika jadi seorang professor jika tidak bisa berenang, tadi kamu bilang kalau tidak bisa bahasa Inggris & Matematika, kamu katakan akan kehilangan 50% hidupmu, tapi jika saat ini kamu tidak bisa berenang maka kamu akan kehilangan 100% hidupmu”.

Kebanyakan jika hidup sudah mapan, sudah melebihi segalanya, punya kedudukan, punya jabatan, di hormati orang, kadang timbul kesombongan , meremehkan orang seakan-akan kita yang lebih pintar, lebih kaya, lebih tahu dan lebih segalanya.
Tak berpikir sedikit pun di atas langit masih ada langit, semua terproses ketidak kekalan, kita masih ada cela kesombong, kebenci, kebodohan dan masih belum sempurna dalam hidup dan kekotoran itu masih menguasai bathin kita.
Kalau kita kita mempunyai kelebihan maka kita tidak boleh mencela dan menghina kekurangan orang lain karena bisa jadi kita banyak kelebihan disisi yang lain tapi banyak juga kekurangan disisi yang lainnya,
Jadi hiduplah saling mengisi agar kehidupan ini menjadi saling melengkapi dan semakin indah.
Wong urip sing tepo-seliro & andhap-asor... (mBah Kun)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun