Salah satu masalah besar dalam banyak organisasi adalah ketidakmampuan atasan untuk mengenali dan memanfaatkan talenta yang ada di tim mereka. Banyak karyawan yang punya keterampilan luar biasa, tetapi tidak diberi tanggung jawab yang sesuai. Akibatnya, talenta mereka tidak berkembang di dalam perusahaan.
Ada juga fenomena yang lebih memprihatinkan: ketidakadilan dalam memberikan kesempatan. Karyawan berbakat sering kali diabaikan hanya karena mereka tidak memiliki hubungan dekat dengan manajemen atau karena mereka tidak "dititipkan" oleh pihak tertentu.Â
Apa yang terjadi kemudian? Banyak dari mereka yang akhirnya memutuskan untuk mencari peluang di luar perusahaan, membuka usaha sendiri, atau bahkan bergabung dengan perusahaan lain yang lebih menghargai bakat mereka.
Di sini, sering kali timbul pertanyaan: "Mengapa karyawan tersebut tidak loyal?" Padahal, yang sebenarnya terjadi adalah ketidakmampuan atasan dalam memberdayakan potensi yang ada di dalam tim mereka. Loyalitas bukan hanya soal masa kerja atau jabatan, tetapi tentang bagaimana seorang atasan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk berkembang.
Bagaimana Sebaiknya Seorang Atasan Bertindak?
Idealnya, sebagai seorang atasan, kita harus bisa melihat bakat dan potensi dalam tim, tanpa melihat latar belakang atau kedekatan personal. Talenta yang luar biasa perlu dirangkul dan diberikan ruang untuk berkembang. Jangan biarkan mereka merasa teralienasi hanya karena tidak mendapat perhatian yang layak. Sebaliknya, posisikan mereka di tempat yang sesuai dengan keterampilan mereka dan beri tanggung jawab yang bisa mengasah kemampuan mereka.
Saat kita memberi kesempatan kepada bawahan untuk berkembang, kita sesungguhnya juga sedang memperkuat posisi kita sebagai pemimpin yang bijak. Tidak perlu takut posisinya akan tergeser---sebaliknya, justru dengan membantu mereka berkembang, beban kerja kita akan berkurang, dan kita pun akan dikenal sebagai pemimpin yang mampu mengangkat orang lain.
Contoh Nyata Perusahaan yang Sukses Berkat Employee Empowerment
Banyak perusahaan besar yang berhasil berkembang pesat karena budaya pemberdayaan karyawan yang diterapkan dengan baik. Sebut saja perusahaan-perusahaan teknologi yang mengutamakan inovasi dan kreativitas, di mana setiap individu diberi kebebasan untuk mengembangkan ide-ide baru tanpa takut akan kegagalan. Di sinilah peran penting employee empowerment menjadi nyata: memberikan karyawan kebebasan untuk berinovasi, mengambil keputusan, dan berkembang dalam peran mereka.
Begitu juga dengan perusahaan yang fokus pada pengembangan karir karyawan, memberikan pelatihan, mentoring, dan kesempatan untuk mengambil peran kepemimpinan lebih besar. Ketika karyawan merasa diberdayakan, mereka akan merasa lebih terhubung dengan perusahaan, lebih loyal, dan tentunya lebih produktif.
Employee empowerment bukanlah sekadar konsep manajerial; ini adalah kunci untuk menciptakan budaya kerja yang sehat, produktif, dan inovatif. Seorang atasan yang mampu mengenali dan memberdayakan bakat dalam tim mereka akan mengundang kesuksesan bukan hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk perusahaan secara keseluruhan.