Mohon tunggu...
Nanang Salman L
Nanang Salman L Mohon Tunggu... Lainnya - Saya hanya seorang penyeru kebaikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ketika kamu merasa pedulimu tak pernah dihargai, ketahuilah bahwa kamu sdg belajar ttg ketulusan hati

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jangan Mudah Mengkafirkan

24 Januari 2021   19:22 Diperbarui: 31 Januari 2021   23:06 1098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.islam-nasehat.tk

Oleh: Nanang Salman Lesmana

Kita sering menemukan dalam keseharian mengenai kata-kata kafir seperti yang sering diucapkan oleh sebagian orang "kafir Ente" kepada sebagian yang lain, seolah-olah kata tersebut memiliki makna tunggal yaitu keluar dari Islam. Namun taukah kita arti dan makna dari pada kata kafir baik secara bahasa, dan secara Etimologi.

Kata Kafir berasal dari bahasa Arab yaitu kafaro -- Yakfuru -- kufron artinya menutupi (kamus Al-munawir) bisa juga menolak. Sedangan kata kafir menurut bahasa adalah orang yang tidak percaya kepada Allah dan Rasul-Nya, sedangan menurut Etimogi kata kafir ialah memiliki akar kata K-F-R yang berasal dari kata kufur yang bearti menutup, sehingga kata kafir bisa diimplikasikan menjadi "seseorang yang bersembunyi atau menutup diri. (https://id.m.wikipedia.org)

Sejatinya hak yang mengetahui kafir dan tidaknya seseorang itu hanya Allah-Lah yang Tahu, sebagaimana didalam Alquran surah Al-An'am ayat 118 Allah SWT berfirman:

Artinya : Sesungguhnya Tuhan engkau adalah Dia Yang Maha Mengetahui orang yang sesat dari jalanNya, dan Dia Maha Mengetahui orang -- orang yang mendapat Petunjuk,

Dalam hal ini hanya Allah-Lah Yang Maha Tahu siapa yang sesat dari jalan-Nya, juga dalam hal perkara keimanan bukanlah mayoritas maupun minoritas yang dapat diterima sebagai hakim atas apa yang benar atau salah. Hanya Allah-Lah Hakim Yang tidak salah. Dia memberi keputusan-Nya dengan menunjukan tanda-tanda dari langit dan membantu golongan yang mengikuti jalan kebenaran.

Siapa pun tidak boleh mengkafirkan orang lain karena hanya Allah swt yang tahu siapa yang kafir siapa yang mendapat petunjuk. Sebagaimana didalam hadits Nabi Muhammad saw dijelaskan mengngenai tidak boleh mengfatwa kafir kepada sesama muslim.

  1. Tidak mengkafirkan orang yang mengucapkan "Laailaaha illallah" karena suatu dosa yang dilakukannya atau mengeluarkannya dari Islam karena sesuatu perbuatan. (HR. Abu Dawud).
  2. Jangan mengkafirkan orang yang shalat karena perbuatan dosanya meskipun (pada kenyataannya) mereka melakukan dosa besar. Shalatlah di belakang tiap imam dan berjihadlah bersama tiap penguasa. (HR. Ath-Thabrani).
  3. Barang siapa yang sholat sebagaimana kami sholat, menghadap ke kiblat kami dan memakan sembelihan kami maka ia muslim. (Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bukhori no. 391. Ibnu Hajar dalam syarahnya mengatakan: "Di dalam hadis ini menunjukkan bahwa masalah manusia itu dianggap yang nampak padanya. Maka barangsiapa yang menampakkan syi'ar-syi'ar agama diberlakukan padanya hukum-hukum yang berlaku pada pemeluk agama tersebut selama ia tidak menampakkan sesuatu yang bertentangan dengan hal tersebut. (Fathul Bari I/497)

Dari beberapa hadits di atas jelas kalau seseorang mengucapka kalimat "Laailaaha illallah", mengerjakan Sholat, menghadap ke Kiblat dan memakan sembeliahan kita berarti dia Muslim, Karena dalam sholat itu ada Salam dan juga ada Tahlil.

Juga didalam hadits -- hadits yang lain dikatakan bahwa :

"Barangsiapa yang berkata kepada saudaranya "hai kafir, maka ucapan itu akan mengenai salah seorang dari keduanya." [HR Bukhari]

Dari Abdullah bin Umar Ra, bahwa Nabi SAW bersabda:

"Bila seseorang mengkafirkan saudaranya (yang Muslim), maka pasti seseorang dari keduanya mendapatkan kekafiran itu. Dalam riwayat lain: Jika seperti apa yang dikatakan. Namun jika tidak, kekafiran itu kembali kepada dirinya sendiri.[HR Muslim]

Dari Abu Dzarr Ra, Nabi SAW bersabda:

"Barangsiapa memanggil seseorang dengan kafir atau mengatakan kepadanya "hai musuh Allah, padahal tidak demikian halnya, melainkan panggilan atau perkataannya itu akan kembali kepada dirinya.[HR Muslim]

Beberapa hadist diatas sangat terang sekali sekiranya seseorang berkata kafir kepada saudaranya sesama Muslim padahal dia tidak, maka hukum kekafirannya akan berbalik kapadanya.

Perlu kita cermati bersama Janganlah kita mengkafirkan seorang Muslim hanya karena dia tidak mampu melaksanakan seutuhnya dari perintah Allah dalam Al Qur'an. Itu bukan berarti dia kafir. Tapi karena memang manusia itu sifatnya lemah. Tempat salah dan lupa. Hanya Nabi yang mampu melaksanakan seutuhnya perintah Allah. Hanya Nabi yang maksum/terlindung dari dosa. Kita semua niscaya tak lepas dari dosa. Jadi jangan sesuka hatinya mengkafirkan sesama Muslim.

Jadi sudah sangat jelas sekali dari apa yang ayat alqur'an dan beberapa hadits tersebut bahwa yang berhak mengetahui kafir dan tidaknya seseorang itu hanya Allah swt yang tahu dan juga hadits-hadits Rasulullah pun melarang sekali mengatakan fatwa kafir kepada umat muslim yang lain.

Nah bangaimana dengan kelompok Ahmadiyah. Id yang banyak diisukan sesat kafir oleh yang lain, apakah bener mereka sesat, kafir atau tidak. Coba kita lihat bagaimana Aqidah Ahmadiyah.

Inilah beberapa Aqidah Islam Ahmadiyah yang sama dengan umat Islam yang Lainnya. diantaranya menyakini rukun Iman dan rukun Islam:

Rukun Islam ada 5 diantaranya :

1. mengucapkan dua kalimat syahadat

"Laa Ilaaaha Illallaahu Muammad ur Rasulullah". (Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah

2. Mendirikan Sholat lima waktu dalam sehari semalam.

3. Berpuasa pada Bulan Ramadhan

4. Membayar Zakat kalau sudah cukup nishab

5. Naik Haji ke Makkah Al-Mukarramah kalau mampuh

Demikian juga Rukun Iman ada 6 diantaranya:

  1. Beriman kepada Allah,
  2. Beriman kepada Malaikat-Nya,
  3. Beriman kepada kitab-kitab-Nya,
  4. Beriman kepada Rasul-rasul-Nya,
  5. Beriman kepada Hari Qiamat
  6. Beriman kepada Taqdir Allah Ta'ala

Juga didalam buku yang ditulis oleh pendiri Ahmadiyah Hz.Mirza Ghulam Ahmad as mengatakan : "Tiada agama kecuali Islam, dan tiada kitab bagi kami kecuali Al-furqan, kitab Allah Yang Maha Tahu Dan tiada Nabi bagi kami kecuali Muhammad Khataman para Nabi yang Allah telah merahmati dan memberkati serta menjadikan para musuhnya sebagai orang-orang terkutu: 

saksikanlah kami berpegang teguh kepada kitab Allah Al-quran dan kami mengikuti sabda-sabda Rasulullah sebagai sumber kebenaran dan pengetahuan dan kami menerima apa yang telah diputuskan Ijma pada masa itu, kami tidak menambahnya dan menguranginya; kami hidup dan akan mati diatasnya; dan siapa yang menambah syariat ini sebesar atom atau menguranginya atau mengingkari keyakinan Ijma; maka baginya kutukan Allah, semua Malaikat-Nya; inilah aqidahku dan inilah tujuanku dan keinginanku" (Anjami Atam, hal.143-144).

Oleh sebab itu berdasarkan Aqidah Ahmadiyah jelas bahwa Ahmadiyah itu Muslim, Pendiri Ahmadiyah Hz.Mirza Ghulam Ahmad as dan Para Ahmadi dimana pun saja berada akan senantiasa menjalankan Amalan dan Syariat Islam secara murni. Maka dengan itu siapa pun atau lembaga mana pun tidak berhak mencap sesat kafir terhadap Jamaah Islam Ahmadiyah.

Kesimpulannya bahwa kita tidak boleh menghakimi seseorang dengan fatwa kafir atau sesat baik terlepas masalah suatu keimanannya atau hatinya, cukup hanya Allah-Lah yang tau siapa yang sesat dari jalannya dan siapa yang diberi prtunjuk oleh Allah Taala, sebgaimana firman Allah Taala dalam alquran surah Al-An'am : 118 yang Artinya : Sesungguhnya Tuhan engkau adalah Dia Yang Maha Mengetahui orang yang sesat dari jalanNya, dan Dia Maha Mengetahui orang -- orang yang mendapat Petunjuk.

Referensi:

  1. Al-quran Terjemah dan Tafsir Singkat JAI 2014
  2.  https://id.m.wikipedia.org
  3. Berbagai Kitab-Kitab Hadits
  4. kamus Al-munawir 2002

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun