Mohon tunggu...
Muhammad Rifqi Musyaffa
Muhammad Rifqi Musyaffa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Merdeka

Saya adalah mahasiswa merdeka. Semua pemikiran akan saya baca dan dengar. Saya tidak akan memaksakan pemikiran saya kepada orang lain dan saya tidak ingin dipaksa menerima pemikiran orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

5 Alasan Mengapa Sebaiknya Ketua Rohis Tidak Berpacaran

23 November 2022   21:42 Diperbarui: 23 November 2022   22:10 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disclaimer : Saya bukanlah ahli agama, saya juga belum menjadi muslim yang baik, saya tidak menulis ini untuk tujuan akademis dan ini hanyalah opini pribadi, tujuan saya menulis ini adalah untuk berbagi ide mengenai isu tersebut, dan dalam tulisan ini saya bukan menyalahkan mereka yang berpacaran ataupun memiliki pacar. Konteksnya tulisan ini spesifik pada mereka yang berpacaran tetapi menjadi ketua rohis

Beberapa waktu lalu, ada seorang teman yang bertanya kepada saya apakah saya mau mencalonkan diri sebagai ketua organisasi kerohanian Islam di fakultas saya. Kemudian, saya tolak karena memang saya tidak layak untuk menjadi ketua organisasi kerohanian (baca: rohis). Bahkan, untuk menjadi calon ketua saja saya tidak layak karena satu alasan fundamental yaitu saya memiliki pacar.

Berikut adalah 5 alasan sebaiknya ketua rohis tidak boleh berpacaran/memiliki pacar.

Rohis adalah organisasi yang berlandaskan ajaran agama Islam

Bagi saya seorang ketua organisasi keagamaan, dalam hal ini organisasi kerohanian islam, haruslah orang yang paling banyak menerapkan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan benar. Ada banyak aturan dalam agama Islam, baik itu kaitannya antara kita dengan Tuhan maupun antara kita dengan sesama kita. Selain itu, ada ajaran-ajaran agama yang mungkin bisa orang lain lihat dan ada yang  mungkin tidak orang lain lihat saat dilakukan.

Ibadah yang mungkin tidak bisa terlihat oleh orang lain saat kita melakukannya contohnya adalah memiliki niat yang baik, selalu mengingat Tuhan, dan melakukan puasa. Sementara itu, ibadah yang mungkin bisa dilihat orang lain adalah salat, sedekah, berdakwah dan bagaimana bersikap.

Ketua rohis ataupun calon ketua rohis yang berstatus berpacaran ataupun memiliki pacar, baik terlihat maupun tidak terlihat dalam 'aktivitas' mereka, akan lebih cenderung dilihat ketidakpantasannya oleh pihak lain. Oleh karena itu, untuk menjaga marwah organisasi lebih baik memilih calon ketua yang tidak berpacaran.

Ketua rohis adalah salah satu orang yang akan diteladani oleh anggotanya dalam mempelajari dan menerapkan ajaran Islam

Tidak bisa dimungkiri bahwa ketua rohis akan menjadi role model bagi junior dan anggotanya. Apa yang akan terjadi seandainya ketua rohis berpacaran ? Akankah itu menjadi justifikasi bagi anggota untuk mengikutinya?

Walaupun saya menemukan bahwa orang memiliki perbedaan interpretasi makna pada kata "berpacaran" . Namun, pada umunya mereka memiliki kesamaan makna pada titik di mana dua orang yang terikat berada dalam satu hubungan berlandaskan suka sama suka. Nah, untuk selebihnya interpretasi orang sudah berbeda-beda.

Memang sejauh ini saya belum menemukan definisi rigid tentang berpacaran itu apa, apa yang harus dilakukan orang supaya bisa dikatakan berpacaran, dan apa yang membuat definisi berpacaran batal. Namun, saya telah menemukan bahwa jumhur ulama memberikan larangan pada perbuatan-perbuatan yang bisa mengonstruksi definisi berpacaran secara spesifik.

Oleh karena ketidakpastian makna tersebut, maka anggota akan melakukan aktivitas berbeda-beda tentang berpacaran seandainya aktivitas berpacaran ditiru oleh anggota organisasi yang bisa jadi itu tidak dikehendaki oleh aturan agama. Di sinilah titik kenapa seorang role model organisasi keagamaan sesedikit mungkin memiliki 'nir-akhlak' yang salah satunya adalah berpacaran.

Nama baik organisasi dan agama menjadi taruhan


Salah satu fungsi organisasi rohis adalah melakukan dan mendengarkan dakwah. Seandainya ketua rohis berpacaran, apakah dia dan anggotanya kuat  mendapatkan ribuan ceramah dari para ustaz ataupun ulama ketika membahas hubungan antara laki-laki dan perempuan.

Selain itu, ada banyak organisasi rohis di luaran sana yang mungkin akan bersaing dengan organisasi rohis kita untuk berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan. Ketika ketua rohis kita berpacaran, apa kata mereka tentang organisasi rohis fakultas kita ? Mau disebut Rohis Wannabe tapi tidak kesampaian?

Islam sebagai agama juga menjadi taruhan ketika misalnya ada tokoh organisasi yang berlandaskan Islam tetapi sebenarnya tidak betul-betul menerapkan ajaran-ajaran Islam. Akan ada kemungkinan framing yang salah tentang Islam dari para 'outsider'.

Ketua rohis harus menjadi orang paling bijak dalam suatu komunitas, bahkan melebihi ketua himpunan, ketua BEM ataupun ketua OSIS 

Ini berat memang, tetapi itulah nyatanya bagi orang yang sudah berkomitmen untuk 'mewakafkan' dirinya menjadi pimpinan organisasi yang berlandaskan firman Tuhan. Ketua rohis diekspektasikan menjadi si bijak karena dia menjalankan ajaran agama yang notabenenya berasal dari Tuhan yang menciptakan alam semesta.

Lalu apakah orang yang berpacaran tidak bijak ? Bukan tidak bijak, tetapi pola pikir dan insting 'wisdom' mereka akan tereduksi oleh hal-hal hedonis. Memangnya apa tujuan orang berpacaran ? sudah pasti mencari kesenangan. Hedonis inilah yang biasanya dimiliki oleh mereka yang individualis, sedangkan pimpinan organisasi harus membawa eudaimonia (kebahagiaan jangka panjang dan masif) pada anggotanya.

Menyakiti pacar ketika menemukan orang lain yang lebih baik dalam beragama untuk dijadikan pasangan dalam pernikahan


Ini adalah salah satu alasan sampingan mengapa ketua rohis jangan memiliki pacar. Terkadang, dalam organisasi rohis itu ada orang yang disebut sebagai murabbi yaitu semacam guru ataupun penuntun ataupun mentor ataupun ustaz/ustazah yang mengajarkan tarbiyah kepada anggota rohis. Dan tak jarang pula, dalam tarbiyah jangka panjang murabbi ini mencarikan kita jodoh ataupun menjodohkan kita dengan orang lain yang mungkin lebih baik dari pacar kita.

Sebagai ketua rohis apa yang akan Anda lakukan ? Ketika murabbi, orang yang kita anggap sebagai guru kita, memberikan saran kepada kita dalam memilih pasangan ataupun dia sudah memiliki calon untuk disandingkan dengan kita? Yang mungkin alasan atas pilihan murabbi itu sangat-sangat kuat sehingga tidak bisa kita tolak.

Apakah kita termasuk orang bodoh jika menolak kebenaran itu ? Logikanya, kita ketua rohis diasumsikan menjadi orang yang paham agama, kita mengetahui kriteria-kriteria pasangan yang baik menurut ajaran agama tetapi kita tidak menerapkan itu, bahkan ketika guru kita memberikan calon pasangan yang sudah sesuai kriteria.

Di situlah dilema akan terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun