Tanjakan Si Karim pun tidak luput menyimpang kenangan yang tidak terlupakan. Pasalnya tanjakan yang berada di ketinggian 1.800 mdpl ini perlu dilalui dengan ketenangan dan keterampilan berkendara yang mumpuni. Tanjakan yang curam dan belokan tajam menuntut mereka untuk memahami karakter mesin motor Royal Enfield yang dikendarai.
Dengan ketinggian permukaan jalan di tanjakan ini hampir menyamai ketinggian Gunung Luhur di Banten. Hal ini juga menjadikan perjalanan sempat terhenti sejenak karena kabut yang turut menyelimuti peserta touring.
Permukaan jalan yang berkubang dan bergelombang juga menjadikan seluruh member RoRI Chapter Banten tetap tenang menghadapinya. Karena jika hal itu tidak diraihnya maka motor terguling dan rider jatuh dari motor sangat mungkin terjadi.
Sebelum memasuki penginapan, seperti biasa di malam hari peserta Dolan ning Dieng berburu kuliner khas. Satu di antara yang menjadi sasaran adalah Mie Ongklok di Longkrang Wonosobo dan di Dieng.
Rangkaian Touring Dolan ning Dieng ditutup di penginapan terakhir. Beberapa dari peserta bertolak ke Banten menggunakan kereta dan Sebagian yang lain tetap riding. Bahkan untuk mereka yang riding ada yang menambah perjalanan dengan menikmati keindahan alam di Yogyakarta.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H