Mohon tunggu...
ABDF
ABDF Mohon Tunggu... Jurnalis - ABDF

Bercerita dengan kata untuk edukasi kita bersama.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Riset Elaborasi Mahasiswa Universitas Indonesia Lahirkan Harapan Baru bagi Perempuan SOPK

21 April 2024   23:14 Diperbarui: 21 April 2024   23:43 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari kanan ke kiri: Prof. Anom Bowolaksono, Ph. D., Astari Dwiranti, M. Eng., Aurel dan Qonita yang tergabung dalam Tim Riset Lab. Icembio. (Doc. Ayu)

Saat ini, diketahui bahwa sebanyak 4-20% populasi wanita di dunia terdiagnosis sindrom ovarium polikistik (SOPK). 

SOPK adalah gangguan hormonal pada perempuan usia reproduktif yang ditandai dengan kelebihan hormon androgen (hiperandrogenemia), disfungsi ovarium, dan kemunculan polikistik ovarium melalui pemeriksaan ultrasonografi. 

Di Indonesia, dilaporkan bahwa setidaknya sekitar 150 ribu perempuan terdiagnosis SOPK setiap tahunnya. 

Mahasiswa S2, Ayu saat melakukan riset.(Ayu) 
Mahasiswa S2, Ayu saat melakukan riset.(Ayu) 

Konsekuensi utama yang dialami perempuan SOPK adalah gangguan kesuburan karena disfungsi ovarium sebagai fitur utama penyakit ini mengganggu ovulasi sel telur sehingga kehamilan sulit terjadi. 

Namun, meskipun kehamilan berhasil dicapai, riset menunjukkan bahwa perempuan SOPK sangat rentan mengalami diabetes dalam kehamilan atau gestasional diabetes dengan angka kejadian mencapai 20-40%. 

Hal ini sangat mengkhawatirkan karena kondisi gestasional diabetes sangat berbahaya untuk ibu dan janin di mana peningkatan kadar gula darah selama kehamilan diketahui berasosiasi dengan berbagai komplikasi serius seperti diabetes tipe-2, risiko penyakit kardiovaskuler, persalinan prematur, berat bayi lahir rendah, kanker, hingga kematian. 

Berangkat dari latar belakang tersebut, Ayu Mulia Sundari, Mahasiswi program studi S2 Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia mencoba menjawab tantangan tersebut dengan melakukan penelitian potensi terapi berbasis inkretin untuk mengobati gestasional diabetes pada subjek SOPK di bawah bimbingan Prof. Anom Bowolaksono, Ph.D. Ayu memanfaatkan Liraglutide, sebuah analog hormon inkretin sintetik yang dilaporakan mampu memperbaiki sensitivitas insulin, menurunkan kadar glukosa darah, dan meningkatkan fungsi sel beta pankreas pada subjek diabetes. 

Efektivitas liraglutide tersebut diuji pada hewan coba yang diinduksi SOPK kemudian diinduksi diabetes untuk memimik kondisi gestasional diabetes pada subjek SOPK. 

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan alternatif terapi baru untuk pengobatan gestasional diabetes pada subjek SOPK yang saat ini belum tersedia. 

Temuan penelitian selanjutnya diharapkan dapat menekan angka morbiditas dan mortalitas akibat penyakit tersebut.

Riset ini didanai oleh hibah United Kingdom-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS) yang dibiayai oleh LPDP.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun