Jadi makin sensitif ketika melihat anak-anak kecil yang belum baligh. Hal ini ditenggarai belum genap tiga pekan anak kami dipanggil oleh Allah Azza wa Jalla. Qodarullah waktunya pada 19 Ramadan 1445 H atau 30 Maret 2024 lalu.Â
Jadi hari ini, Kamis, 2 Syawal 1445 H atau 11 April 2024 kami pulang ke rumah orang tua di Malangbong, Garut. Biasanya naik kendaraan pribadi, tapi karena ada beberapa hal jadilah menggunakan bus Budiman.Â
Ada beberapa kondisi yang membuat hati dan pikiran bekerja memperhatikan mereka. Tapi singkatnya ada kejadian unik dua keluarga dalam bus yang membuat saya bercerita seperti sekarang.Â
Keluarga pertama mengajak dua orang anak. Yang pertama kurang lebih berusia SMP. Adapun yang kedua kurang lebih berusia tiga tahun.
Sekitar jam 2 siang atau saat mereka baru naik bus sang ayah selalu mendampingi anak keduanya tersebut. Ternyata ketika dalam perjalanan tidak jarang si anak tersebut nangis.Â
Anehnya, si ayah bukannya duduk bersama mereka malah memilih duduk di depan pintu toilet. Jadi yang duduk di kursi penumpang hanya istrinya, anak pertama dan anak kedua.Â
Saat bus yang kami tumpangi sudah memasuki daerah Nagrek si ayahnya kembali ke barisan kursi penumpang. Bukan untuk duduk bersama mereka melainkan berdiri sambil menggendong anak keduanya yang kembali nangis.Â
Qodarullah, saat digendong oleh ayahnya anak tersebut berhenti nangis dan tidur lelap. Setelah kondisinya kondusif lalu si anak yang tidur tadi diserahkan kembali ke ibunya yang duduk di kursi.Â
Kursi itu Sekedar Formalitas
Keluarga kedua hampir sama. Anak pertamanya di rentang usia 8 tahun. Sementara yang kedua sekitar 4 tahun, namun tidak rewel seperti anak keluarga pertama.Â