Mohon tunggu...
ABDF
ABDF Mohon Tunggu... Jurnalis - ABDF

Bercerita dengan kata untuk edukasi kita bersama.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Puasa Saat Mudik? Berikut Tips dari Ustadz Abdurrahman Dani Hafidzahullah

19 April 2023   01:03 Diperbarui: 19 April 2023   01:06 3601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Safar adalah bagian dari adzab (siksa). Ketika safar salah seorang dari kalian akan sulit makan, minum, dan tidur. Jika urusannya telah selesai, bersegeralah kembali kepada keluarganya." (HR. Bukhari no. 1804). 

Syariat dalam Islam sebenarnya memberikan kemudahan bagi penganutnya. Bahkan Allah Azza wa Jalla menginginkan kemudahan untuk hamba-Nya. Begitu pun dengan perjalanan safar di bulan Ramadan. Hal ini menunjukkan penjagaan dari Allah Azza wa Jalla kepada kita sebagai hamba-Nya. 

Acuan dalam Memilih Puasa atau Tidak saat Mudik 

Disampaikan bahwa syariat sebenarnya memberikan kemudahan. Hal ini jelas tersurat dalam QS. A; Baqarah ayat (185). Isinya adalah Allah menghendaki kemudahan bagi hamba-Nya, dan tidak menghendaki kesukaran bagi mereka. 

Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim menyatakan bahwa buatlah mudah dan jangan mempersulit. 

Ustadz Dani hafidzahullah memaparkan bahwa beban itu dibagi atas tiga tingkatan. Yang paling bawah adalah ringan, kemudian sedang, dan berat. Jika kita merasa perjalanan mudik itu ringan maka lebih baik berpuasa. Apabila terasa sedang, maka pertimbangkanlah untuk berpuasa atau mengambil kemudahan dari Allah. 

Apabila sudah terasa berat, misalkan harus berkendara selama satu hari penuh dan istirahat beberapa jam maka disarankan mengganti puasanya di bulan lain. Hal ini untuk menghindari dari sakit dan kehilangan Ramadan di esok hari. 

Ada sebuah hadis yang mengisahkan salah seorang sahabat yang nge-drop  karena memaksa puasa saat safar. Nabi mendapati sahabat tersebut pingsan dan diberi keteduhan oleh sahabat yang lain. Ketika Rasulullah menanyakan penyebab pingsan sahabat yang lain menjawab karena dia memaksakan puasa dalam safar. Maka beliau bersabda: Bukanlah termasuk kebaikan berpuasa dalam kondisi safar. 

Dalam jumhur ulama termasuk Imam Malik dan Imam Syafii dinyatakan bahwa puasa itu afdholnya bagi mereka yang kuat, kalau tidak kuat afdholnya tidak dipaksakan.*** 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun