Pandemi COVID-19 telah membuat orang-orang terbiasa menjalani keseharian dengan pertemuan daring. Kabar baiknya, kemajuan teknologi yang pesat membuat vaksin COVID-19 dapat ditemukan dalam waktu hanya kurang dari satu tahun setelah COVID-19 dinyatakan sebagai pandemi. Hal ini membuat perkembangan pandemi berangsur-angsur membaik hingga pada pertengahan tahun 2022, masyarakat Indonesia sudah mulai mengalami transisi menuju masa pasca-pandemi.
Menurut WHO, transisi pasca-pandemi terjadi setelah ada penurunan aktivitas pandemi menuju ke aktivitas penyakit biasa yang tidak membahayakan dan hanya akan bersifat musiman. Namun, di periode ini, sebuah negara masih harus tetap berjaga-jaga jika
kembali terjadi lonjakan kasus.
Situasi di atas menunjukkan ketidakpastian yang dialami masyarakat ketika harus transisi kembali melakukan kegiatan sosial dan aktivitas luring, tetapi masih dibarengi dengan kegiatan daring, atau biasa disebut dengan aktivitas hybrid. Hal ini menyebabkan jadwal menjadi tidak menentu dan dapat menimbulkan kebingungan. Selain itu, masih adanya ancaman terinfeksi virus COVID-19 dapat menyebabkan seseorang mengalami kecemasan yang berujung kepada stres.
Oleh karena itu, orang butuh kegiatan agar dapat terhindar atau menghilangkan dampak negatif tadi. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan adalah healing dan kegiatan tersebut belakangan ini semakin menjadi tren masyarakat Indonesia di masa pandemi.
Healing berasal dari kata self-healing yang merupakan salah satu kegiatan yang cukup digandrungi saat pandemi karena dianggap bisa membantu seseorang untuk mengendalikan mental diri seseorang (emosi dan amarah).Â
Pada dasarnya, self-healing berarti penyembuhan diri karena kata healing diartikan sebagai "a process of cure" yaitu suatu proses penyembuhan yang dilakukan oleh seorang individu dan didukung oleh keadaan lingkungan atau eksternal. Healing memang penting untuk menjaga kesehatan mental di masa transisi pasca-pandemi seperti sekarang ini. Namun, kita perlu melakukan penyesuain agar tetap bisa melakukan healing di tengah jadwal hybrid yang tidak menentu. Beberapa contoh kegiatan
yang dapat kamu lakukan ada di bawah ini. Yuk, disimak!
1. Melakukan Aktivitas Fisik
Melakukan aktivitas fisik dan berolahraga, terbukti dapat mengurangi gejala depresi dan kecemasan, serta dapat meningkatkan mood. Orang dengan aktivitas fisik yang kurang berpotensi memiliki tingkat kecemasan, kesepian, dan kesedihan yang lebih tinggi daripada orang yang aktif secara fisik.
Efek ini bisa Kamu dapatkan dari aktivitas fisik dan olahraga yang intensitasnya beragam, mulai dari ringan sampai berat. Contoh aktivitas fisik ringan sampai berat yang bisa kamu lakukan selama aktivitas hybrid diantaranya adalah yoga, peregangan, indoor cycling, senam irama, serta senam aerobik.
2. Berkebun
Kamu mungkin tidak menyangka bahwa aktivitas berkebun dapat meningkatkan kepercayaan diri. Hal ini disebabkan karena dengan berkebun atau menanam sesuatu, secara tidak langsung akan membuat penanamnya menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk menjaga keberlangsungan hidup tanamannya.Â
Rasa tanggung jawab akan meningkatkan harga diri yang selanjutnya juga meningkatkan
kepercayaan diri. Menanam tumbuhan tidak harus selalu dilakukan di lahan yang luas. Bahkan, Kamu juga bisa melakukannya di dalam pot tanaman. Oleh karena itu, aktivitas ini dapat dan cocok dilakukan saat situasi hybrid.
3. Menghabiskan Waktu dengan Keluarga
Hubungan yang baik dengan anggota keluarga akan membuat Kamu mendapat dukungan sosial dalam menghadapi penyebab stres akibat terjebak di situasi pandemi. Hal ini dapat membantu meningkatkan harga diri sehingga kecemasan dan stres dapat berkurang. Saat aktivitas hybrid yang tidak menentu aktivitas yang bisa Kamu lakukan dengan keluarga dapat bervariasi, meliputi menonton film bersama, mengobrol di ruang keluarga, atau Kamu juga bisa eksplorasi aktivitas seru lainnya bersama keluarga!
4. Memasak
Momen ketika berhasil menyelesaikan atau membuat resep makanan dapat meningkatkan rasa percaya diri. Kamu tidak harus menggunakan resep makanan restoran, hidangan sederhana seperti pasta tiga bahan (mie, mentega, dan parmesan) atau resep masakan sederhana lainnya, terbukti secara klinis dapat meningkatkan kepercayaan diri secara signifikan.. Hal ini disebabkan karena perasaan menciptakan sesuatu yang nyata yang bisa dinikmati orang lain dapat memberikan rasa kepuasan.
Sudah tahu, kan cara untuk melakukan healing saat aktivitas hybrid di masa transisi pasca-pandemi? Yuk, kita bersama melakukan aktivitas positif untuk hilangkan rasa stres dan menjaga kesehatan mental! Terlepas dari cara atau metode apa pun yang Kamu pilih untuk menghilangkan stres ini, jangan biarkan rasa malasmu menguasai, ya! ## (Asti Annisa Utami/ Normandhieva Achmad S.)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H